Advertisement
Kunjungan Wisatawan ke Pantai Baros Terus Meningkat dalam Setahun Terakhir
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Pengelola mangrove Pantai Baros mengalami sejumlah kendala dalam penanaman mangrove di pesisir Pantai Baros. Padahal tanaman mangrove dibudidayakan di sana untuk mengantisipasi abrasi di pesisir pantai selatan.
Seksi Konservasi Keluarga Pemuda Pemudi Baros, Wawan Widya Ardi Susanto menyampaikan penanaman mangrove di Pantai Baros dilakukan untuk mencegah abrasi.
Advertisement
“Kita memang menanam mangrove, kalau sudah tumbuh dan berkembang untuk mencegah terjadi abrasi,” ujarnya, Jumat (13/9/2024).
Dia menuturkan mangrove yang ditanam di bibir pantai digunakan sebagai garda depan mencegah abrasi pantai. Dia menuturkan di Pantai Baros ditanami mangrove jenis avicennia lanata. Jenis mangrove tersebut memiliki akar napas yang dapat mencegah abrasi.
Dia menuturkan saat air pasang surut, maka akan ada banyak sedimen tanah yang tertinggal di bibir pantai. Keberadaan mangrove tersebut diharapkan mampu menjadi pemecah apabila terjadi gelombang pasang yang tinggi.
“Mangrove juga sebagai penetralisir kadar garam yang ada disana,” ujarnya.
Dia menuturkan pengembangan hutan mangrove di Pantai Baros telah dilakukan sejak 2003. Meski begitu, menurutnya saat ini hutan mangrove yang telah dikembangkan di Pantai Baros baru mencapai 4 hektar.
BACA JUGA: Jalan Menuju Pantai Baros Bantul Butuh Perbaikan
Dia menuturkan selama ini tidak ada target penanaman mangrove setiap tahunnya. Hal itu lantaran penanaman mangrove hanya dilakukan oleh Corporate Social Responsibility (CSR). Sementara menurutnya, Pemda Bantul belum memprogramkan penanaman mangrove di sana sebagai program tahunan. Dia menuturkan selama ini Pemkab Bantul memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan terhadap pengurus pantai Baros.
Meski begitu, menurut Wawan, kebutuhan mangrove disana dapat diatasi dengan adanya green house untuk pembibitan mangrove.
“Kita kebutuhannya cukup, kita punya greenhouse, untuk menampung bibit yang masih kecil. Kebutuhan kita sebetulnya untuk pengembangan konsep eco edu wisata,” ujarnya.
Dia menuturkan konsep eco edu wisata berusaha dikembangkan oleh pengelola disana. Konsep tersebut menurutnya mampu menjadi daya pikat Pantai Baros. Menurutnya, beberapa wisatawan yang berkunjung ke sana selama ini tujuannya untuk mengetahui mengenai mangrove sekaligus berwisata.
Setiap minggunya ada sekitar 500-600 orang wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baros dalam setahun belakang. Menurutnya, jumlah tersebut telah bertambah setelah sebelumnya hanya ada 250-300 orang pengunjung per minggu.
Dia berharap konservasi mangrove di sana mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat pula. Saat ini telah ada 25-30 penduduk setempat yang dilibatkan untuk mengelola Pantai Baros.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Waspada! Penipuan Mencatut Nama DJP di Whatsaap dengan Kirim File PDF
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Tarif Parkir Dua Pantai di Gunungkidul Berbeda, Dishub: Perlu Ada Pembinaan Juru Parkir
- Libur Akhir Tahun, Dishub Bantul Minta Wisatawan Laporkan jika Alami Tarif Nuthuk
- Pantai Lebih Ramai ketimbang Hari Biasa, Tim SAR Gunungkidul Terjunkan Puluhan Personel
- Jadwal KA Bandara YIA Berangkat Hari Ini 27 Desember 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo dan Kutoarjo-Jogja, Jumat 27 Desember 2024
Advertisement
Advertisement