Advertisement

Penanganan Stunting Sleman Melibatkan Kalurahan hingga RT dan RW

Media Digital
Minggu, 15 September 2024 - 10:07 WIB
Maya Herawati
Penanganan Stunting Sleman Melibatkan Kalurahan hingga RT dan RW Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat meninjau pelaksanaan posyandu terintegrasi sebagai wujud intervensi serentak penurunan stunting di Kapanewon Turi, Selasa (12/6/2024). ist - Humas Pemkab Sleman

Advertisement

SLEMAN—Pemkab Sleman berkomitmen untuk terus menanggulangi stunting. Optimalisasi penanganan juga melibatkan tim di kalurahan hingga RT dan RW.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Sleman, Samsul Bakri mengatakan Pemkab Sleman telah membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS).

Advertisement

Tim ini merupakan gabungan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang salah satunya beranggotakan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan.

“Penanggulangan atau pencegahan nasional masuk dalam program prioritas nasional sehingga kasus yang ada bisa diturunkan secepatnya,” katanya, Jumat (13/9/2024).

Dia menjelaskan, secara umum penanganan berada di TPPS. Meski demikian, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan juga memiliki perang penting dikarenakan membawahi program pemberdayaan di 86 kalurahan di Kabupaten Sleman.

Menurut Samsul, program pencegahan juga sudah menyasar kalurahan karena ada kewajiban mengalokasikan anggaran penanganan yang bersumber dari dana desa.

“Sudah ada ketentuannya. Dalam penggunaan dana desa wajib mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan stunting di masing-masing kalurahan,” katanya.

Menurut dia, dana desa untuk penanganan stunting sudah berlangsung sejak 2023. Meski demikian, Samsul menyatakan untuk besarannya sangat bergantung dengan kasus stunting di masing-masing kalurahan.

“Saya pastikan untuk anggaran kalurahan di Sleman sudah dialokasikan. Programnya pun banyak, mulai dari penyediaan makanan tambahan dengan pengecekan kesehatan ibu hamil secara rutin,” katanya.

BACA JUGA: Desain Berubah, Tol Jogja-Solo Ruas Purwomartani-Maguwo Dibangun Melayang Mulai Januari 2025

Selain memastikan seluruh kalurahan mengalokasikan anggaran penanganan stunting, pihaknya juga ikut dalam rembuk stunting yang dilaksanakan di kalurahan. Koordinasi ini dilaksanakan untuk perencanaan program, data hingga evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.

“Kami ikut terlibat aktif dalam rembuk stunting yang melibatkan berbagai kalangan di kalurahan,” katanya.

Di sisi lain, kelurahan juga terus didorong untuk menyosialisasikan tentang pencegahan stunting di masyarakat. Upaya yang dilakukan dengan melibatkan Ketua RT dan RW.

“Mereka [Ketua RT dan RW] bisa menyosialisasikan saat pertemuan warga tentang bahaya stunting. Ini bisa efektif karena langsung kepada masyarakat sehingga upaya pencegahan bisa dimaksimalkan,” katanya.

Untuk percepatan aksi di tingkat kabupaten, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati No.1.34/Kep.KDH/2024 tentang Kalurahan Lokasi Fokus Prioritas Penanggulangan  Stunting di Bumi Sembada.

“SK ini menjadi salah satu acuan untuk penanganan stunting di Sleman di 2024,” kata Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman, Wildan Solichin.

Dia menjelaskan sebanyak 23 kalurahan ini dipilih karena kasus stunting lebih tinggi dibandingkan dengan rerata di kabupaten. Sebagaimana diketahui pada 2023 lalu, angka penurunan stunting di Sleman dari 6,88% menjadi 4,51% atau turun sekitar 2,37% dalam setahun.

“Kalurahan-kalurahan yang jadi lokus pencegahan stunting karena angka kasusnya lebih banyak ketimbang capaian di kabupaten. Jadi, dengan menyasar ke kalurahan-kalurahan maka diharapkan penurunan bisa lebih dimaksimalkan,” katanya.

Kalurahan ini meliputi Sumberejo, Bokoharjo, Gayamharjo, Sambirejo di Kapanewon Prambanan. Selanjutnya ada Kalurahan Caturharjo, Triharjo, Pandowoharjo dan Triadi di Kapanewon Sleman; Kalurahan Argomulyo dan Wukirsari di Kapanewon Cangkringan; Margoluwih dan Margodadi di Kapanewon Seyegan; Mororejo, Margorejo di Kapanewon Tempel.

Selain itu, ada Kalurahan Sariharjo dan Sardonoharjo di Kapanewon Ngaglik; Tegaltirto dan Kalitirto di Kapanewon Berbah; Kaluraan Harjobinangung, Pakem. Kalurahan Umbulmartani, Ngemplak; Tlogoadi di Kapanewon Mlati; Trihanggo di Kapanewon Gamping dan Kalurahan Tirtomartani, Kalasan.

“Ada 11 program spesifik mulai dari skrining amenia, konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian tambahan makanan ke ibu hamil. Lalu ada, pemantauan pertumbuhan anak balita, ASI ekslusif , edukasi ke remaja dan pemeriksaan Kesehatan hingga peningkatan cakupan imunisasi,” katanya.

Meski demikian, Wildan mengakui untuk target penurunan tidak muluk-muluk. Dikarenakan di tahun ini hanya menargetkan penurunan dari 4,51% menjadi 4.49%.

Target yang ditentukan ini sudah melalui berbagai kajian. Terlebih lagi, sambung dia, semakin kecil persentasenya, maka penanganan akan lebih sulit ketimbang pada saat angkanya masih tinggi.

“Yang jelas, kami tetap fokus. Tapi, untuk bisa mencapai zero stunting sulit karena di negara maju seperti Amerika Serikat masih ada kasus yang bertahan di angka tiga persen. Upaya penanggulangan terus dilakukan, dengan capaian di bawah empat persen, maka dianggap sudah masuk kategori zero stunting,” katanya.

Program ke Kabupaten

Disinggung mengenai program yang menyasar ke tingkat kabupaten, Wildan mengakui akan dikerjakan secara lintas sektor. Salah satunya menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan kalurahan yang menjadi pendamping di kalurahan.

“Tentunya sudah disiapkan program dari kabupaten. Tapi, penanganan juga akan dioptimalkan melalui pemanfaatan dana desa. Harapannya dengan sinergi yang baik, maka penurunan di 23 kalurahan bisa lebih baik lagi,” katanya.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan program penanggulangan stunting berjalan dengan bagus. Hal ini terlihat dari angka penurunan yang mencapai 2,37% di 2023. “Angkanya turun dari 6,88 persen menjadi 4,51 persen,” kata Kustini.

Menurut dia, upaya memerangi masalah ini akan terus dilakukan guna memujudkan new zero stunting yang ditandai dengan angka kasus menurun tiap tahunnya. Upaya pencegahan telah dilaksanakan dengan menggelar workshop rembuk stunting yang melibatkan berbagai kalangan dari lintas sektor.

“Rebuk ini menjadi bagian dari evaluasi pelaksanaan program penanggulangan di 2023 serta sebagai upaya menyatukan langkah menangani stunting di 2024,” ungkapnya. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seleksi Calon Pimpinan KPK Berlangsung Ketat

News
| Rabu, 18 September 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement