Advertisement

SMK Koperasi Mendidik Siswa Jadi Penerus Pengurus Koperasi

Media Digital
Selasa, 24 September 2024 - 18:17 WIB
Maya Herawati
SMK Koperasi Mendidik Siswa Jadi Penerus Pengurus Koperasi Stand SMK Koperasi turut serta pada gelaran Smaradahana 3 yang diinisiasi oleh Dinas Perinkop UKM Kota Jogja di Plaza Balai Kota Jogja, Selasa (24/9/2024) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

JOGJA–Kota Jogja menjadi salah satu daerah yang punya SMK Koperasi dan masih eksis hingga kini. Lokasinya berada di Jalan Kapas 1 Nomor 5 Semaki, Umbulharjo, Kota Jogja.

SMK Koperasi didirikan langsung oleh Bapak Koperasi Indonesia Mohammad Hatta. Sekolah ini juga terbilang melegenda, sebab sudah ada sejak 1958.

Advertisement

Dua tahun pertama, SMK Koperasi berstatus negeri. Lalu, setelahnya berstatus swasta hingga sekarang. Ini menjadi salah satu aset yang dimiliki Kota Jogja untuk melahirkan generasi penerus pengurus koperasi.

Wakil Kepala Bidang Sarpras SMK Koperasi Muhammad Desy menjelaskan setidaknya ada 3 program keahlian di SMK Koperasi.

Ketiganya adalah Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis Daring Pemasaran, dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Meski tak semua bersinggungan secara langsung dengan koperasi, tapi secara kurikulum siswa diajak untuk mempelajari teori yang mendalam terkait dengan koperasi.

Desy menuturkan, di bangku kelas 10, siswa diberikan materi terkait dengan sejarah koperasi agar siswa dapat lebih mengenal tentang awal mula berdirinya koperasi di Indonesia.

Selanjutnya, pada kelas 11 siswa mulai diajari mengenai manajemen koperasi dan berbagai perangkat koperasi. Di kelas 11 pula, siswa diberi keterampilan untuk bisa melakukan simulasi sekaligus memimpin rapat anggota. Selanjutnya, di kelas 12 siswa lantas diberi keterampilan untuk bisa melakukan laporan keuangan.

“Yang tak punya basic akutansi harus bisa mereka buat laporan sederhana, biar semua anak itu mengerti. Anak DKV yang suka desain juga diwajibkan untuk memahami walaupun laporan keuangan yang paling sederhana,” ujar Desy saat ditemui pada gelaran Smaradahana #3 yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perinkop UKM) di Plaza Balai Kota Jogja, Selasa (24/9/2024).

BACA JUGA: 2 Investor Lokal Siap Grounbreaking di IKN Besok, Ini Nama Perusahaannya

Penanaman minat siswa untuk mempelajari koperasi tak hanya dalam bentuk teori, tapi juga praktik. Berbeda dengan sekolah lain, SMK Koperasi mewajibkan siswa untuk mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) sebanyak dua kali.

Desy mengatakan siswa kelas 11 dari semua jurusan diwajibkan untuk mengikuti PKL di koperasi dengan durasi satu bulan.

Ini turut menjadi syarat kelulusan. Lalu, pada kelas 12, siswa baru diperkenankan untuk melakoni PKL di luar koperasi sesuai dengan jurusan atau minat masing-masing siswa.

Tak hanya itu, siswa SMK Koperasi juga mempraktikkan teori di Laboratorium Koperasi yang wujudnya adalah minimarket. Nantinya, siswa diminta untuk melakoni tugas sesuai dengan minatnya. Misalnya, pada siswa dengan program keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran, maka akan bertugas memasarkan produk yang ada dalam Laboratorium Koperasi itu.

Begitu juga dengan siswa jurusan Akutansi akan bertugas untuk menyusun laporan keuangan harian, mingguan, hingga bulanan.

“Walaupun ada karyawan di koperasi, tapi hanya bertugas untuk mendampingi. Semua dikerjakan oleh siswa,” katanya.

Meski praktik hingga teori telah diberikan secara maksimal kepada siswa, tapi Desy mengakui masih ada sejumlah kendala untuk membuat siswa memiliki minat belajar soal koperasi.

Sebab, kebanyakan siswa yang bersekolah di SMK Koperasi justru hanya ingin mendalami ilmu yang mereka senangi sesuai jurusan yang dipilih.

Dilihat dari alumni, Desy menyebut hanya sedikit siswa yang kemudian melanjutkan untuk bekerja di koperasi. Sisanya, memilih untuk kembali melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau bekerja di perusahaan. Dia menangkap adanya kekhawatiran siswa untuk melanjutkan bekerja ke koperasi.

 

“Siswa pada bilang, apa iya di koperasi cuan-nya besar? Lalu, kalau di koperasi nanti apakah karirnya bisa bagus. Dan memang sebaiknya koperasi-koperasi yang ada di Kota Jogja itu utamanya bisa dikenalkan ke generasi muda,” katanya.

Desy berharap Pemkot Jogja bisa kembali menaruh perhatian lebih pada SMK Koperasi dalam upaya meningkatkan minat dan regenerasi pengurus koperasi.

Dia ingin langkah mengenalkan koperasi kepada generasi muda bisa lebih dimasifkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Misalnya, dengan membuat konten yang mengarah pada ajakan generasi muda agar menggemari koperasi. Lalu, dia juga berharap Pemkot Jogja lebih sering menggandeng koperasi sekolah untuk diikutkan pada berbagai event.

“Alangkah baiknya tidak hanya menyasar koperasi besar, kalau perlu diadakan juga sarasehan yang mengena ke generasi muda dan kekinian supaya betul-betul mengerti. Kalau tidak, lama-lama koperasi bisa tidak lagi dikenal,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perinkop UKM) Kota Jogja Tri Karyadi Riyanto Raharjo mengatakan telah melakukan evaluasi pada kegiatan belajar mengajar di SMK Koperasi. Menurut Totok, sapaannya, SMK Koperasi masih terbilang sama dengan SMK lainnya. Secara tenaga pendidik maupun kurikulum pun masih general.

Totok mengaku sudah melakukan konsolidasi dengan Dewan Koperasi Wilayah (Dekopinwil) DIY. Kaitannya dengan optimalisasi tenaga pendidik maupun kurikulum di SMK Koperasi.

“Kami ingin memberikan bekal, dari guru-gurunya dulu harus paham koperasi karena selama ini pemahaman mereka tentang koperasi masih minim sekali, sehingga kami geber habis mereka harus paham. Bagaimana mereka harus transfer knowledge pada siswa kalau tidak kita pahamkan. Target besar kami adalah memberikan pemahaman ilmu skill kepada pembimbing koperasi, sehingga harapannya memberikan pemahaman tentang koperasi,” jelas Totok.

Di sisi lain, Totok berharap SMK Koperasi tak hanya sekadar menjadi nomenklatur saja. Namun, kurikulum yang ada juga harus punya pembeda jika dibanding SMK lainnya. Misalnya, jurusan Akutansi secara spesifik mempelajari tentang Akutansi Koperasi.

“Sehingga ke depannya, alumni SMK Koperasi siap terjun ke masyaraka karena mereka kan generasi milenial. Tools-nya lewat itu, mejadi PR besar kami. Kita sudah koordinasi, konsolidasi, ingin ke situ,” ungkapnya.

Dinas Perinkop UKM menggelar kegiatan Smaradahana #3 di Plaza Balai Kota Jogja pada 23-24 September 2024.

Ini juga menjadi salah satu cara untuk mengenalkan koperasi kepada generasi muda. Berbagai rangkaian acara digelar pada kegiatan Smaradahana #3 ini. Mulai dari stan berbagai koperasi hingga diskusi berkaitan dengan koperasi. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PDIP Merapat ke Koalisi Prabowo? Puan: Tak Ada yang Tak Mungkin

News
| Selasa, 24 September 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Melihat Destinasi Wisata Stroberi di Kaki Rinjani, Selalu Ramai Pengunjung

Wisata
| Selasa, 24 September 2024, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement