Advertisement
100 Hektare Lahan Cabai di Bantul Terserang Hama Patek

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat setidaknya 100 hektare lahan cabai di Bumi Projotamansari terserang hama patek. Akibat serangan jamur Colletotrichum atau jamur Gloeosporium itu membuat para petani gagal panen dan kualitas dari cabe yang dihasilkan turun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, tak menampik bahwa tanaman cabai terserang patek dan jamur ketika memasuki musim penghujan kali ini. Bahkan serangan pantek tidak hanya terjadi di lahan cabai di Kapanewon Sanden, tapi sejumlah sentral penghasil cabai di Nawungan, Imogiri.
Advertisement
"Kalau yang terserang 100 hektare ada, dari 700 hektare lahan yang ditanami cabai. Iya, daerah pantai selatan, Nawungan dan Srunggo," kata Joko.
Alhasil, kata Joko, produksi cabai di Bumi Projotamasari mengalami penurunan. Hanya saja, Joko masih enggan menyebutkan sejauh mana penurunan produksi cabai akibat serangan patek. "Sejauh ini ada beberapa yang sudah panen, tapi bulan depan kemungkinan sudah banyak yang panen," imbuh Joko.
Menurut Joko, saat ini pihaknya terus mengantisipasi tanaman cabai yang terkena patek di beberapa wilayah. Akan tetapi, karena faktor cuaca juga berdampak kepada pengendalian dan pemberantasan patek.
"Kami sudah berusaha melakukan pengobatan juga, tapi sejauh ini memang belum maksimal," ucap Joko.
Bendahara Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Srigading, Abdul Mukid mengatakan, puluhan hektare tanaman cabai milik petani di Kapanewon Sanden terserang hama patek, beberapa waktu terakhir. Akibat serangan patek, telah membuat para petani gagal panen dan kualitas dari cabe yang dihasilkan turun.
"Tidak hanya itu, karena serangan patek itu, juga membuat harga cabai di tingkat petani saat ini jatuh. Di sini harga cabai di tingkat petani hanya sekitar Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilogram,saja. Karena memang cabai hasil panen banyak yang rusak dan mengalami penurunan kualitas," katanya.
Padahal, jika tidak terkena hama patek, harga cabai di tingkat petani tersebut, lanjut Abdul, bisa saja lebih tinggi. Sebab, saat ini rata-rata harga cabai di luar DIY mencapai Rp21.000 per kilogram. Menurut Abdul, dengan adanya hama patek tersebut juga berdampak kepada keberlangsungan para petani cabai di wilayahnya. Selain gagal panen, para petani juga terancam mengalami kerugian cukup besar.
"Jelas rugi, mas. Harga jualnya segitu. Jumlah produksinya dan kualitas dari cabai juga turun," imbuh Abdul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Leonardo DiCaprio Disebut Cocok untuk Squid Game Versi Amerika Serikat
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
- Dua Mahasiswa KKN UGM Meninggal Dunia, Sejumlah Masjid di UGM Gelar Salat Gaib Doakan Mendiang
- BPBD Sleman Alokasikan 100.000 Liter Air untuk Dropping
- Mahasiswa Meninggal karena Kecelakaan Laut, UGM Kirim Psikolog ke Lokasi KKN di Maluku Tenggara
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka: Begini Cara Gratis Keluar dan Masuk di Gerbang Tol dan Exit Toll Prambanan
Advertisement
Advertisement