Advertisement

Kraton Yogyakarta Gelar Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 Bertajuk Lair

Media Digital
Selasa, 01 Oktober 2024 - 22:37 WIB
Maya Herawati
Kraton Yogyakarta Gelar Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 Bertajuk Lair Suasana penampilan pentas seni Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 dengan judul Lair, di Kagungan Dalem Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (1/10 - 2024) malam. – ist

Advertisement

JOGJA—Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar penampilan Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 dengan judul Lair, Selasa (1/10/2024) malam di Kagungan Dalem Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian pameran temporer Parama Iswari: Mahasakti Kraton Yogyakarta.

Advertisement

Pameran itu berangkat dengan pemikiran domestik tentang perempuan yakni domestikasi gender. Pameran tersebut menjadi tawaran atas renaisans perempuan untuk mendefinisikan kembali keperempuanannya berdasarkan peran dan kapasitas. Adapun rangkaian pembukaan pameran diselenggarakan selama empat hari yakni pada tanggal 1, 2, 4 dan 5 Oktober 2024.

Pada hari pertama ini KHP Nitya Budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mempersembahkan Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 dengan judul Lair yang disutradarai oleh RRy. Widodomondro, penata tari Nyi RRy. Haskaraningrum.

Sementara asisten penata tari MB. Reksomatoyo, kandha KRT. Condrowaseso dan kendhang: RW. Ngeksibrongto.

Kisah dimulai dengan munculnya huru-hara di Kahyangan, maka Batara Guru yang diperankan KPH Notonegoro memilih Batara Wisnu (RW. Purwoguritno) untuk bertugas sebagai Jagadsaksana, yaitu menjaga kedamaian dan keseimbangan di dunia.

Serangkaian kejadian yang panjang telah dilalui oleh Batara Wisnu, hingga akhirnya bisa menemukan sosok wanita bernama Dewi Pertiwi (Nyi RW. Pristisarikusumorasmimatoyo) sebagai pujaan hatinya.

Posisi Batara Wisnu sebagai Jagadsaksana ditentang oleh Batara Brama (RW. Wijoyopadmo). Setelah terjadi serangkaian pergolakan antarkeduanya, maka lahirlah dua sosok bayi laki-laki dan perempuan, yang kemudian diberi nama Darmadewa dan Darmadewi.

Di tempat lain, Dewi Pertiwi melahirkan seorang bayi yang berwajah raksasa. Betapa sedih hati Dewi Pertiwi menyaksikan kenyataan itu.

Bayi raksasa tersebut kemudian diantar untuk mencari ayahnya yaitu Batara Wisnu yang sedang melakukan pengembaraan menuju dunia.

BACA JUGA: Jalan Tol Jogja-Solo Ruas Kartasura-Klaten Gunakan Sistem Transaksi Tertutup, Wajib Tapping Kartu E-Toll Meski Gratis

Penghageng Tepas Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengatakan, agenda ini merupakan tang perdana bagi Kraton Yogyakarta dalam menggelar wayang wong selama empat hari berturut-turut.

Gelaran itu sebaiknya tidak dimakan sebagai perayaan tapi diharapkan mampu menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat.  "Tujuan serupa juga kami inginkan dalam pameran Parama Iswari," katanya.

Menurut Hayu, dalam catatan sejarah Jawa perempuan tidak banyak ditulis sebagai bagian vital. Meski demikian bukan berarti perempuan tidak berperan dalam pembentukan peradaban pada arsip dan babad Kraton Yogyakarta, Prameswari justru dicatat secara esensial.

Dalam telaah komprehensif, Prameswari dianggapnya tidak dapat mewakili narasi perempuan Jawa secara holistik, tetapi narasinya yang kuat memberi cara pandang baru bagaimana perempuan memiliki nilai tawar di serial zaman.

"Misalnya Kanjeng Ratu Kadipaten Prameswari dari Sultan HB I yang juga panglima perang prajurit Langenkusumo. Kiprahnya dalam dunia militer patut diperhitungkan. Dia dicatat sebagai guru sekaligus nenek dari Pangeran Diponegoro," jelasnya.

Maka lewat pameran dan gelaran wayang wong itu Hayu mengajak perempuan merefleksikan perannya di masa sekarang di tengah dikotomi laki-laki dan perempuan perlu disadari bahwa perempuan layak menentukan jalan hidupnya.

"Bagi kita perempuan sudah sangat memahami ini. Saya harap ke depan laki-laki juga dapat memahami hal ini. Perempuan bukan makhluk kelas dua tapi kami adakah suara lantang yang pantas didengar," katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengiriman Logistik MotoGP dari Mandalika ke Jepang Telah Selesai

News
| Selasa, 01 Oktober 2024, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement