Kraton Yogyakarta Gelar Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 Bertajuk Lair
Advertisement
JOGJA—Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar penampilan Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 dengan judul Lair, Selasa (1/10/2024) malam di Kagungan Dalem Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian pameran temporer Parama Iswari: Mahasakti Kraton Yogyakarta.
Advertisement
Pameran itu berangkat dengan pemikiran domestik tentang perempuan yakni domestikasi gender. Pameran tersebut menjadi tawaran atas renaisans perempuan untuk mendefinisikan kembali keperempuanannya berdasarkan peran dan kapasitas. Adapun rangkaian pembukaan pameran diselenggarakan selama empat hari yakni pada tanggal 1, 2, 4 dan 5 Oktober 2024.
Pada hari pertama ini KHP Nitya Budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mempersembahkan Wayang Wong Lampahan Darmadewa Darmadewi Episode 1 dengan judul Lair yang disutradarai oleh RRy. Widodomondro, penata tari Nyi RRy. Haskaraningrum.
Sementara asisten penata tari MB. Reksomatoyo, kandha KRT. Condrowaseso dan kendhang: RW. Ngeksibrongto.
Kisah dimulai dengan munculnya huru-hara di Kahyangan, maka Batara Guru yang diperankan KPH Notonegoro memilih Batara Wisnu (RW. Purwoguritno) untuk bertugas sebagai Jagadsaksana, yaitu menjaga kedamaian dan keseimbangan di dunia.
Serangkaian kejadian yang panjang telah dilalui oleh Batara Wisnu, hingga akhirnya bisa menemukan sosok wanita bernama Dewi Pertiwi (Nyi RW. Pristisarikusumorasmimatoyo) sebagai pujaan hatinya.
Posisi Batara Wisnu sebagai Jagadsaksana ditentang oleh Batara Brama (RW. Wijoyopadmo). Setelah terjadi serangkaian pergolakan antarkeduanya, maka lahirlah dua sosok bayi laki-laki dan perempuan, yang kemudian diberi nama Darmadewa dan Darmadewi.
Di tempat lain, Dewi Pertiwi melahirkan seorang bayi yang berwajah raksasa. Betapa sedih hati Dewi Pertiwi menyaksikan kenyataan itu.
Bayi raksasa tersebut kemudian diantar untuk mencari ayahnya yaitu Batara Wisnu yang sedang melakukan pengembaraan menuju dunia.
Penghageng Tepas Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengatakan, agenda ini merupakan tang perdana bagi Kraton Yogyakarta dalam menggelar wayang wong selama empat hari berturut-turut.
Gelaran itu sebaiknya tidak dimakan sebagai perayaan tapi diharapkan mampu menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat. "Tujuan serupa juga kami inginkan dalam pameran Parama Iswari," katanya.
Menurut Hayu, dalam catatan sejarah Jawa perempuan tidak banyak ditulis sebagai bagian vital. Meski demikian bukan berarti perempuan tidak berperan dalam pembentukan peradaban pada arsip dan babad Kraton Yogyakarta, Prameswari justru dicatat secara esensial.
Dalam telaah komprehensif, Prameswari dianggapnya tidak dapat mewakili narasi perempuan Jawa secara holistik, tetapi narasinya yang kuat memberi cara pandang baru bagaimana perempuan memiliki nilai tawar di serial zaman.
"Misalnya Kanjeng Ratu Kadipaten Prameswari dari Sultan HB I yang juga panglima perang prajurit Langenkusumo. Kiprahnya dalam dunia militer patut diperhitungkan. Dia dicatat sebagai guru sekaligus nenek dari Pangeran Diponegoro," jelasnya.
Maka lewat pameran dan gelaran wayang wong itu Hayu mengajak perempuan merefleksikan perannya di masa sekarang di tengah dikotomi laki-laki dan perempuan perlu disadari bahwa perempuan layak menentukan jalan hidupnya.
"Bagi kita perempuan sudah sangat memahami ini. Saya harap ke depan laki-laki juga dapat memahami hal ini. Perempuan bukan makhluk kelas dua tapi kami adakah suara lantang yang pantas didengar," katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement