Advertisement

Damkar Gunungkidul Mengaku Kesulitan Tangani Kebakaran, Ini Penyebabnya

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 03 Oktober 2024 - 14:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Damkar Gunungkidul Mengaku Kesulitan Tangani Kebakaran, Ini Penyebabnya Ilustrasi Damkar.ist

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengaku kesulitan memadamkan api dan/ atau memenuhi waktu tanggap atau response time kebakaran 15 menit sejak laporan pertama diterima.

Penyebabnya, terang Kepala UPT Damkar Gunungkidul, Handoko, karena UPT belum memiliki gedung induk dan sumber air sendiri. "Kami tidak memiliki sumber air sendiri. Apabila ada kebakaran, UPT akan bekerja sama dengan pihak ketiga sebagai suplier air," katanya, Kamis (3/10/2024)

Advertisement

BACA JUGA: Kebakaran di Gunungkidul, Lima Bangunan Seluas 200 Meter Persegi di Dekat Alun-Alun Ludes

Meski begitu, ketersediaan air di pihak ketiga tersebut juga tidak dapat dipastikan lantaran konsumen air bukan hanya UPT Damkar namun juga masyarakat luas. Hal ini menjadi salah satu sebab penanganan kebakaran di Padukuhan Madusari, Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Sabtu (28/9/2024) lambat.

“Air yang ada di pihak ketiga itu drop kemarin. Kami sendiri tidak punya sumber air sendiri. Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah] terus menegur kami,” kata Handoko.

Bappeda mempertanyakan penanganan kebakaran yang lambat padahal jarak lokasi kebakaran hanya 5 menit dari markas pemadam. Selain sumber air, penanganan cukup sulit, karena material di lokasi kebakaran mudah terbakar seperti triplek dan banyak tumpukan baju. Hal ini dipersulit dengan embusan angin kencang dari arah utara.

Handoko menambahkan penanganan kebakaran tersebut telah melibatkan armada dari Pos Damkar Karangmojo yang berjarak 8,8 kilometer (km) atau sekitar 17 menit perjalanan.

“Pengisian air saja sudah memakan waktu tujuh hingga sepuluh menit. Dengan dua nozzle armada, air itu akan habis hanya dalam waktu dua hingga tiga menit,” katanya.

Pengajuan anggaran untuk pembangunan gedung induk sebenarnya sudah dilakukan sejak 2022. Anggaran awal sebesar Rp5 miliar tersebut dibatalkan. Begitu juga pada 2023 dengan rencana anggaran Rp4,5 miliar dibatalkan.

Desain dan lokasi awal gedung induk UPT Damkar ada di sisi selatan Kantor BPBD, Kalurahan Siraman, Wonosari. Di situ ada sumur gali yang dapat menjadi sumber air. Handoko berharap pembangunan gedung induk dapat segera dilakukan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto mengaku pembatalan pembangunan gedung induk UPT Damkar terjadi akibat keterbatasan anggaran Pemkab.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ajak Hidup Sederhana di Pidato, Ketua MPR RI Ahmad Muzani: Tidak untuk Perseorangan

News
| Kamis, 03 Oktober 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya

Wisata
| Selasa, 01 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement