Advertisement
Damkar Gunungkidul Mengaku Kesulitan Tangani Kebakaran, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengaku kesulitan memadamkan api dan/ atau memenuhi waktu tanggap atau response time kebakaran 15 menit sejak laporan pertama diterima.
Penyebabnya, terang Kepala UPT Damkar Gunungkidul, Handoko, karena UPT belum memiliki gedung induk dan sumber air sendiri. "Kami tidak memiliki sumber air sendiri. Apabila ada kebakaran, UPT akan bekerja sama dengan pihak ketiga sebagai suplier air," katanya, Kamis (3/10/2024)
Advertisement
BACA JUGA: Kebakaran di Gunungkidul, Lima Bangunan Seluas 200 Meter Persegi di Dekat Alun-Alun Ludes
Meski begitu, ketersediaan air di pihak ketiga tersebut juga tidak dapat dipastikan lantaran konsumen air bukan hanya UPT Damkar namun juga masyarakat luas. Hal ini menjadi salah satu sebab penanganan kebakaran di Padukuhan Madusari, Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Sabtu (28/9/2024) lambat.
“Air yang ada di pihak ketiga itu drop kemarin. Kami sendiri tidak punya sumber air sendiri. Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah] terus menegur kami,” kata Handoko.
Bappeda mempertanyakan penanganan kebakaran yang lambat padahal jarak lokasi kebakaran hanya 5 menit dari markas pemadam. Selain sumber air, penanganan cukup sulit, karena material di lokasi kebakaran mudah terbakar seperti triplek dan banyak tumpukan baju. Hal ini dipersulit dengan embusan angin kencang dari arah utara.
Handoko menambahkan penanganan kebakaran tersebut telah melibatkan armada dari Pos Damkar Karangmojo yang berjarak 8,8 kilometer (km) atau sekitar 17 menit perjalanan.
“Pengisian air saja sudah memakan waktu tujuh hingga sepuluh menit. Dengan dua nozzle armada, air itu akan habis hanya dalam waktu dua hingga tiga menit,” katanya.
Pengajuan anggaran untuk pembangunan gedung induk sebenarnya sudah dilakukan sejak 2022. Anggaran awal sebesar Rp5 miliar tersebut dibatalkan. Begitu juga pada 2023 dengan rencana anggaran Rp4,5 miliar dibatalkan.
Desain dan lokasi awal gedung induk UPT Damkar ada di sisi selatan Kantor BPBD, Kalurahan Siraman, Wonosari. Di situ ada sumur gali yang dapat menjadi sumber air. Handoko berharap pembangunan gedung induk dapat segera dilakukan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto mengaku pembatalan pembangunan gedung induk UPT Damkar terjadi akibat keterbatasan anggaran Pemkab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ajak Hidup Sederhana di Pidato, Ketua MPR RI Ahmad Muzani: Tidak untuk Perseorangan
Advertisement
Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya
Advertisement
Berita Populer
- Jual Lebih Murah dari Harga Pedagang Lain, Pengusaha Daging Ayam Playen Ini Didemo
- Penyebab Suhu Udara di Jogja Terasa Panas, Ini Penjelasan BMKG
- Ribuan Rumah Tak Layak Huni di Sleman Diperbaiki, Anggaran yang Disiapkan Tembus Rp11 Miliar
- Modal Awal Kampanye Pilkada Sleman, KPU Sebut Kustini-Sukamto Terbesar, Segini Jumlahnya
- Pengadaan Tanah Tol Jogja-Solo-YIA 4 Kalurahan di Sleman Ini Terus Dikebut
Advertisement
Advertisement