Advertisement

Waspadai Bahaya Sharenting bagi Anak, Ini Tips Aman dari Bunda Cinta

Media Digital
Selasa, 08 Oktober 2024 - 16:57 WIB
Ujang Hasanudin
Waspadai Bahaya Sharenting bagi Anak, Ini Tips Aman dari Bunda Cinta Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3AP2 DIY, Zuli Murpuji Astuti (kanan) dan Praktisi Psikologi dan Pendidikan, Shinta (kiri) dalam acara talkshow Privasi Anak di Medsos: Fomo atau Sharenting? di Radio Star Jogja FM, Selasa (8/10/2024). - Harian Jogja /Ujang Hasanudin

Advertisement

JOGJA–Saat ini orang tua mudah membagikan terkait semua aktivitas dan peristiwa anaknya di media sosial (Sosmed), mulai dari dalam kandungan, lahir, sampai tiap perkembangan anak. Semua aktivitas anak dan keluarga tersebut akhirnya diketahui banyak orang tanpa minta persetujuan sang anak, sehingga mengabaikan hak-hak anak.

Praktisi Psikologi dan Pendidikan, Shinta atau yang akrab disapa Bunda Cinta mengatakan bahwa fenomena sharenting atau share parenting atau berbagi pola pengasuhan anak melalui media sosial memang tidak bisa dielakkan di era digital. Fenomena itu tidak sepenuhnya salah selama orang tua bisa mengendalikan dan mengaturnya serta mengedepankan hak-hak anak.

Advertisement

Menurutnya, sosmed bagaikan dua sisi mata pisau. Sisi satu tajam yang jika digunakan baik dapat membantu. Namun disisi lain kalau tak bisa menggunakannya dapat melukai. Maka dibutuhkan orang tua yang cerdas dalam memilah apa yang harus dan yang tidak perlu di posting di media sosial. Sehingga tidak sekedar fomo atau Fear of Missing Out, yang berarti kecemasan jika kehilangan momen atau informasi atau kurang update.

“Mestinya orang tua lebih  berkaca dulu sebenarnya yang dibutuhkan anak apa, batasannya seperti apa. Jadi orang tua  zaman now yang smart. Jangan sampai sharenting hanya untuk kepuasan orang tua, hanya takut kehilangan trend dengan mengabaikan hak anak,” katanya dalam talkshow harmoni keluarga dengan tema Privasi Anak di Medsos: Fomo atau Sharenting? di Radio Star Jogja FM, Selasa (8/10/2024). 

Talkshow terselenggara atas kerjasama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY.

Ia mengingatkan jangan sampai apa yang di posting di media sosial menjadi bahan perundungan oleh orang lain tanpa disadari, sehingga mempermalukan anak di kemudian hari. Selain itu juga perlu hati-hati dalam berbagai informasi keluarga untuk menjaga niat jahat dari orang lain, misalnya dengan memposting kegiatan anak sampai lengkap dengan nama sekolah, lokasi sekolah, jam berapa dijemput.

Kemudian dalam berbagi aktivitas keluarga dan anak di berbagai media sosial juga perlu bisa dengan membatasi informasi hanya untuk kalangan keluarga dan teman-teman tertentu, sehingga tidak semua orang tahu sampai detail. Jika anak sudah bisa memahami dan tidak nyaman direkam orang tua juga perlu dihargai.

“Bukan sharenting salah tapi niat kita apa? Niatnya kalau hanya mau simpan kenangan, misal titip foto takut HP bermasalah oke silahkan, tapi sebagai orang tua pemakai digital mestinya tahu di platform ada namanya setel akun, bisa disetel yang sifatnya closed frend atau privasi. Bisa disetel yang bisa lihat keluarga, masyarakat umum tak bisa,” katanya. 

“jadi pandai-pandai  lihat batasan jangan sampai orang tua saking gemesnya share anak dalam keadaan tak pakai baju meski bayi buka peluang anak jadi bahan ejekan. Ayo moms kalau mau share sesuatu tetap ada ruang disisakan tak perlu dipublikasi semua hal tentang anak kita di medsos,” paparnya.

BACA JUGA: Perempuan Lebih Rentan dari Dampak Perubahan Iklim

Lebih lanjut Bunda Cinta mengingatkan orang tua untuk tidak terlalu mempercayai semua informasi di medsos, karena pola pengasuhan setiap anak berbeda-beda. Ia memastikan tidak ada ilmu parenting dimanapun yang 1000 persen cocok untuk semua anak, karena anak memiliki karakter berbeda-beda sehingga perlu pola pengasuhan anak yang beda yang mungkin hanya diketahui oleh orang tua tersebut. Kemudian kebanyakan mengikuti tren di media sosial, juga dapat berpotensi membuat ibu minder ketika melihat anak orang lain pintar, sukses, bahkan bisa dibilang tidak ada cacatnya.

Padahal semua yang di posting di media sosial orang lain itu hal-hal yang baiknya saja. “Nggak semua orang tren harus seperti itu, harus suka main tiktik, nggak ya tidak apa-apa, tak ada yang menghakimi.jangan sampai menciptakan kepanikan sendiri. Ayo moms lebih happy lihat hidup sendiri. Gunakan sosmed untuk hal baik. Karena menjadi ibu itu selamanya jadi ibu tidak ada pensiunnya.” tegasnya.

Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3AP2 DIY, Zuli Murpuji Astuti mengatakan secara regulasi soal hak dan perlindungan anak di DIy sudah komplit mulai dari undang-undang, perda, perbup, hingga pergub. banyak yang sudah dilakukan pemerintah dalam memenuhi hak anak, namun perlu juga keterlibatan keluarga dan masyarakat sehingga hak-hak anak terpenuhi, baik hak bermain, kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental, hingga hak privasi.

Ia juga menyoroti fenomena ibu-ibu, terutama ibu-ibu muda mudah membagikan semua aktivitas anak di medsos sampai anak tidak lagi memiliki privasi. bahkan, menurutnya yang diposting tidak hanya hal yang menggembirakan, namun juga berbagi kesedihan dan persoalan yang dialami dalam keluarga. 

DP3AP2 DIY maupun di kabupaten dan kota sudah menyediakan layanan konsultasi keluarga baik untuk orang tua maupun anak, diantaranya Tesaga atau telepon sahabat anak yang diampu oleh konselor dengan latar belakang psikologi. Ada juga layanan pengaduan kekerasan anak maupun perempuan.

“Ada juga layanan puspaga atau Pusat Pembelajaran Keluarga. Bisa konsultasi langsung tumbang anak, permasalahan anak, dan keluarga. Tersedia di tingkat provinsi dan kabupaten kota. Jadi manfaatkanlah layanan gratis ini demi membangun keluarga harmoni,” tandasnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPOM Sita Obat Bahan Alam Ilegal di Jawa Barat Senilai Rp8,1 Miliar

News
| Selasa, 08 Oktober 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Staycation di Hotel Masih Ngetren, Simak Tipsnya

Wisata
| Kamis, 03 Oktober 2024, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement