Advertisement

Youtuber Korea di Jogja: Ingin Populerkan Pariwisata Jogja dan Dirikan Yayasan Pendidikan Nonprofit

Mediani Dyah Natalia
Rabu, 09 Oktober 2024 - 09:07 WIB
Ujang Hasanudin
Youtuber Korea di Jogja: Ingin Populerkan Pariwisata Jogja dan Dirikan Yayasan Pendidikan Nonprofit Kim Seulgi bersama keluarga saat mengunjungi sejumlah objek wisata di Jogja. Istimewa

Advertisement

Haruianjogja.com, JOGJAPandemi Covid-19 mengubah segalanya, termasuk rencana pasangan asal Korea Lee Hongsok dan Kim Seulgi. Meski rencana awal berubah, bukan berarti semua berakhir. Dengan kreativitas, keduanya kini justru menjembatani turis asal Korea Selatan yang ingin berwisata ke Jogja sembari meniti mimpi mendirikan yayasan untuk membantu pendidikan di Indonesia melalui Youtube Channel Kak Seulgi. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Mediani Dyah Natalia.

Sebagai tujuan wisata kedua di Indonesia, tentu Jogja menjadi jujugan para Youtuber asing. Namun, karena lama tinggal di Jogja relatif singkat, rerata ulasan mereka masih permukaan, seperti gudeg, Tugu, Malioboro, Pasar Beringharjo hingga Kraton Jogja.

Advertisement

Pasangan Lee Hongsok dan Kim Seulgi justru berusaha menyuguhkan hal yang berbeda. Selama dua tahun terakhir, pasangan ini beserta kedua anaknya justru mengangkat aktivitas di Jogja menggunakan “kacamata” orang Jogja. Menyantap kuliner pinggir jalan hingga tempat wisata yang kurang populer untuk orang asing jadi sasaran mereka. Mereka secara reguler mengunjungi Pasar Kangen, menikmati masakan yang dimasak di pinggir jalan seperti Warung Pojok Mbak Yuni, mencicipi aneka jamu Ginggang, merasakan pedasnya lele mangut mangut Mbah Marto, hingga membayar segala sesuatu menggunakan QRIS.

Kepada Harian Jogja, Kim menyampaikan awal kedatangan keluarga kecilnya bermula pada 2018. Kala itu, Lee pindah ke Indonesia untuk bekerja di Bekasi. Selang setahun, baru dia dan kedua anaknya Evelyn Lee dan Alex Lee ikut hijrah. Namun, baru setahun belajar menyesuaikan diri di tanah rantau, pandemi Covid-19 datang. Rencana untuk pindah ke ibu kota terhenti. Lockdown pun harus disikapi dengan legawa.

Awalnya, Kim tidak tahu harus melakukan apa sembari mengisi kekosongan. Namun melihat dunia yang berubah dan menjawab segala aktivitas dengan luring, Kim terbesit untuk mengajar bahasa Korea secara online. Apalagi, kata dia, sertifikat mengajar bahasa Korea sudah dikantongi saat dirinya kuliah. “Dan ternyata korean pop, k-drama, artisnya disukai di Indonesia. Terima kasih orang Indonesia,” ujar dia akhir pekan lalu.

Singkat cerita, Kim pun mulai mengajar bahasa Korea secara luring. Tak disangka, antusiasme orang  Indonesia untuk belajar bahasa Korea cukup besar. Situasi ini menunjukkan meski aktivitas manusia saat itu serba terbatas tetapi ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan kreativitas.

Tak berapa lama, sang suami pun memutuskan jalan hidup yang baru. Salah satunya adalah melanjutkan pendidikan S-3. Meski memiliki pilihan kembali ke Korea Selatan, Lee dan Kim justru memilih tetap tinggal di Indonesia. Namun untuk urusan pilihan dan kota, Lee masih berburu informasi.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Lee memutuskan kuliah di Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Sekolah Pascasarjana UGM. Karena keputusan ini, alhasil keluarga kecil ini pindah ke Jogja dua tahun lalu.

“Alasannya, karena di sini memakai bahasa Inggris, jadi penyesuaiannya lebih cepat. Suami saya, sangat bangga bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia dan selalu menceritakan ini ke keluarga dan teman-temannya,” ujar dia sembari tersenyum.

BACA JUGA: Ini 10 Konten Kreator dengan Penghasilan Tertinggi, Paling Besar Tembus Rp823 Miliar

Sejak saat itulah, Kim memutuskan untuk membuat video-video mengenai aktivitasnya di Jogja. Video pertamanya berjudul [KULIAH] Orang Korea masuk UGM!! Ini hari pertama! bercerita mengenai pengalaman pertama suaminya kuliah di UGM.

“Kami ingin mengenalkan budaya Indonesia kepada orang Korea. Karena budaya di Indonesia ini sangat unik, luar biasa, tapi banyak orang Indonesia yang belum sadar,” ujarnya.

Hingga Kamis (26/9), jumlah pengikut channelnya mencapai 41.700. Angka ini, tambah Kim, masih kecil. Jadi belum bisa banyak memberikan pengaruh ke Korea. Namun dengan rutin mengunggah video sepekan sekali disertai subtitle bahasa Indonesia dan bahasa Korea, diharapkan semakin banyak orang yang mengenal budaya Indonesia, terkhusus di Jogja. Sehingga ke depan, orang Korea tak hanya memilih Bali atau Jakarta saat datang ke Indonesia.

“Mungkin karena belum banyak video mengenai Jogja berbahasa Korea, jadi belum banyak orang Korea ke sini, padahal di sini indah sekali. Tapi, sudah ada beberapa orang Korea yang datang ke Indonesia menghubungi saya untuk bertanya soal video-video saya di Jogja dan datang ke sini,” ujarnya.

Mendirikan Yayasan Pendidikan

Ketika ditanya mengenai alasan memilih pindah ke Indonesia, Kim bertutur semua karena pengalaman suaminya. Pasalnya, saat kecil kehidupan ekonomi Lee kurang baik. “Pak Lee dulu kehidupannya sulit, pintar tapi tidak ada yang bantu. Sekarang, keadaannya sudah berubah. Pak Lee  ingin membantu orang,” ujarnya.

Namun, saat akan memutuskan untuk pindah ke negara lain, Kim mengaku Indonesia bukan pilihan pertama. Justru China yang awalnya ingin dituju. Namun pada perkembangannya, China kini menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia sehingga opsi tersebut dicoret.

Pilihan berikutnya adalah Asia Tenggara, lebih spesifik, Vietnam dan Indonesia. “Lalu saya ingat, 13 tahun lalu, saya pernah ke Singapura, mampir ke Indonesia di Batam. Saya masih ingat kalau orang Indonesia baik sekali, saya jadi mau bantu dan mengatakan kepada suami, bagaimana jika ke Indonesia,” paparnya.

Karena tujuan itu pula, saat pandemi Covid-19 dan memiliki kesempatan pulang ke Korea, Kim dan Lee memutuskan untuk tetap bertahan di Indonesia. Bahkan, saat itu orang tua Kim sempat meminta mereka pulang. Bagi orang tua Kim akan lebih baik tinggal bersama di Korea daripada di tanah asing, ditambah kedua cucunya masih kecil-kecil.

Meski situasi kala itu tak menentu, keduanya tetap pada tujuan awal. Secara perlahan keduanya pun memberikan pengertian kepada orang tua bahwa kehidupan di Indonesia sangat aman. Berkat video-video keseharian Evelyn dan Alex dan bagaimana mereka menikmati masa-masa di Indonesia, kedua orang tua Kim pun luluh dan memberikan restu.

Kim mengakui mewujudkan mimpi besar untuk mendirikan yayasan pendidikan masih memerlukan waktu panjang. Namun sedikit demi sedikit, keduanya berusaha membantu sebisa mereka. Sebagai contoh membantu biaya pendidikan kenalan mereka ataupun mengirimkan buku-buku yang diperlukan.

Kini, Kim akan fokus mendampingi Lee yang tengah kuliah. Terutama saat ini sang suami tengah menggarap disertasi. Karena itu, saat ditemui Harian Jogja, Kim mengatakan Lee belum dapat mendampingi karena tengah meneliti mengenai aktivitas pekerja muslim di Indonesia.

Selain sebagai youtuber, Kim kini juga aktif mengajar bahasa Korea di King Sejong Institute (KSI)- Yogyakarta, sebuah lembaga kerja sama antara Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, dan Fakultas Ilmu Budaya UGM. Ke depan, dia juga berencana meneruskan S-2 di UGM. Selanjutnya, dia ingin menambah referensi untuk para penonton channel-nya dengan mengunjungi kota lain di Indonesia atau pun mengabadikan aktivitas kelokalan lain di Jogja. Misalnya, tentang perkampungan di Jogja maupun aktivitas lain yang lebih melokal.

“Kebudayaan di Indonesia ini sangat unik, semua agama ada di sini, di negara lain tidak ada. Kami berharap video kami bisa membantu dan bermanfaat,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kaesang: PSI Tegak Lurus pada Prabowo-Gibran

News
| Rabu, 09 Oktober 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja

Wisata
| Senin, 07 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement