Advertisement

Siswa Diberi Pemahaman Sejarah Keistimewaan

Media Digital
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Siswa Diberi Pemahaman Sejarah Keistimewaan Gelaran sosialisasi sosialisasi terkait keistimewaan DIY yang diinisiasi oleh Disbud DIY di SMKI Yogyakarta, Jumat (18/10/2024). - Alfi Annissa Karin

Advertisement

JOGJA—Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY menggelar edukasi tentang peristiwa bersejarah peringatan Keistimewaan di SMKI Yogyakarta, Kasihan, Bantul, Jumat (18/10/2024). Kegiatan ini turut menggandeng akademisi bidang sejarah dari UNY dan UGM.

Kabid Sejarah Bahasa Sastra dan Permuseuman Disbud DIY, Budi Husada menuturkan sosialisasi ini merupakan bagian dari peringatan disahkannya Undang-Undang No.13/2012 yang jatuh pada 31 Agustus lalu.

Advertisement

Budi mengatakan perlu upaya sosialisasi lebih luas untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang asal-usul Keistimewaan DIY.

Tak hanya di SMKI, sosialisasi ini juga akan digelar oleh Paniradya Kaistimewan DIY di SMA dan SMK lainnya di Kota Jogja. "Adik-adik SMKI ini merupakan siswa sekolah menengah yang merupakan bagian dari ketugasan kami di Pemda DIY, sehingga kami berusaha untuk menyosialisasikan asal-usul keistimewaan di DIY," jelas Budi saat ditemui di SMKI, Jumat.

Budi menyebut sosialisasi Keistimewaan DIY ini menarik antusiasme yang tinggi dari siswa. Setidaknya ada 150 siswa yang ikut menjadi peserta. Budi mengakui masih banyak siswa yang belum mengetahui sejarah Keistimewaan DIY.

Lewat kegiatan ini, narasumber memberikan materi yang berkaitan dengan lima hal yang menjadi bagian Keistimewaan DIY, meliputi penetapan gubernur, kelembagaan, pertanahan, kebudayaan, dan tata ruang. "Sehingga mereka tahu kenapa kok ada tanah sultanaat, ada Danais, mengapa gubernurnya langsung ditetapkan. Jadi kami berikan gambaran, ini yang terjadi di DIY," tuturnya.

Budi menambahkan narasumber juga memberikan paparan mengenai fakta sejarah yang banyak orang belum mengetahuinya. "Tadi dijelaskan bahwa Jogja sebetulnya tidak pernah dijajah. Keistimewaannya yang utama itu. Karena pemerintah Hindia Belanda tahun 1854 dengan Sri Sultan Hamengku Buwono sudah pernah duduk bersama untuk membuat kontrak politik, itu yang paling penting," jelasnya. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Kabinet Prabowo Wajib Ikuti Penataran selama 3 Hari di Akmil Magelang

News
| Jum'at, 18 Oktober 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement