Advertisement
RTH di Pusat Kota Wates Masih Favorit Dikunjungi Warga Kulonprogo

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Daya tarik masyarakat Kulonprogo terhadap ruang terbuka hijau (RTH) hanya yang berada di pusat kota Wates saja. Sedangkan RTH yang berada di pinggiran tidak begitu diminati.
Seperti tampak di RTH Taman Brosot di Galur yang saban hari selalu sepi tanpa ada masyarakat yang memanfaatkan. Walau sekadar hanya untuk sebagai tempat istirahat sekalipun bagi pengendara, Taman Brosot tampak selalu lengang. Apalagi kondisinya berada di persimpangan jalan yang tidak memiliki lahan parkir.
Advertisement
Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Fita Maharani saat dikonfirmasi tidak menampik ada RTH yang favorit. Tetapi masih banyak RTH yang kurang diminati. "Alun-alun Wates, Taman Winulang, dan Taman Binangun menjadi beberapa RTH yang banyak diminati masyarakat," katanya, Selasa (8/7/2025).
Dia menjelaskan, RTH memiliki fungsinya yang terbagi dalam beberapa kategori. RTH seperti Taman Brosot berfungsi ekologis untuk lingkungan sebagai penyedia oksigen, penyerap polutan, resapan air tanah ataupun untuk suhu dan iklim secara umum. Bukan RTH yang memiliki fungsi sebagai bagian dari tempat rekreasi.
"RTH juga ada fungsi sosial sebagai sarana rekreasi, interaksi sosial, sarana kesehatan fisik, dan edukasi. Ada juga fungsi ekonomi dari RTH sebagai upaya membuka peluang ekonomi lokal," sambungnya.
Fita menilai, RTH seperti Alun-alun Wates itu memiliki fungsi yang lengkap sebagai sosial, ekonomi serta lingkungan. Termasuk Taman Winulang dan Taman Binangun memiliki fungsi sebagai sosial dan lingkungan.
Sementara RTH seperti Taman Brosot selain berfungsi ekologis juga bisa sebagai estetika untuk keindahan suatu daerah. "Masih banyak pekerjaan rumah terkait lingkungan tetapi anggarannya masih minim," ungkapnya.
Pada 2025 ini dipastikan tidak ada penambahan RTH baru di Kulonprogo.
Sepanjang 2025, DLH Kulonprogo hanya berfokus pada perawatan RTH yang sudah tersedia.
Kepala UPTD Persampahan dan Pertamanan DLH Kulonprogo, Budi Purwanta membenarkan hal tersebut. Keterbatasan anggaran menjadi penyebab utama tidak adanya RTH baru sehingga sekarang fokus pemeliharaan taman yang sudah ada. Di 2025 ini perawatan RTH dilakukan di sembilan titik dengan anggaran Rp310 juta.
"Perawatannya meliputi penerangan atau kelistrikan, pengecatan, dan perbaikan bangunan taman," bebernya.
Sembilan RTH yang mendapat perawatan di 2025 ini di antaranya Taman Winulang, Taman Batas, Patung Nyi Ageng Serang, Taman Hijau BBI Sendangsari, Taman Jalan Sugiman, Taman Depan Pemda, Taman Segitiga Ex Dinkes, Taman Alun-alun, dan Depan Rumah Dinas Bupati.
Perawatan terhadap sembilan RTH itu tentunya disesuaikan kondisinya yang membutuhkan perbaikan. Tidak seluruhnya membutuhkan perbaikan bangunan taman ada yang mungkin saja hanya butuh pengecatan atau penerangan saja.
"RTH yang kami kelola seluas sekitar 8,6 hektare yang tersebar di 42 lokasi," jelasnya. Kulonprogo masih memiliki pekerjaan rumah mencapai 30 persen luasan RTH. Pasalnya sekarang luasan RTH di kabupaten paling barat DIY itu baru mencapai 12 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Gagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu Cair
- Pemkot Jogja Alihkan Pengelolaan Cadangan Beras dari PT Taru Martani ke Foodstation XT Square
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
Advertisement
Advertisement