Advertisement

Bantul Siapkan 4 Jurus untuk Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Rinciannya

Yosef Leon
Rabu, 09 Juli 2025 - 15:37 WIB
Sunartono
Bantul Siapkan 4 Jurus untuk Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Rinciannya Panen padi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul menggulirkan empat program unggulan atau empat jurus di sektor pertanian sebagai strategi jangka panjang guna menghadapi tantangan berat swasembada pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo menyebut langkah ini penting demi menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman alih fungsi lahan dan perubahan iklim.

Advertisement

Empat program tersebut terdiri atas pembebasan pajak lahan sawah mulai 2026, pengembangan demplot benih untuk kelompok tani (Gapoktan), penggunaan pupuk organik, serta optimalisasi lahan pekarangan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT).

BACA JUGA: Menteri PU Minta Tambah Rp12,5 Triliun di Anggaran Perubahan 2025

“Target kami di 933 dusun terbentuk kegiatan KWT. Pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam sayuran atau tanaman pangan. Produk yang tidak dikonsumsi akan dijual,” terang Joko, Rabu (9/7/2025).

Joko mengklaim produktivitas pertanian Bantul terus menunjukkan tren positif. Hingga 30 Juni 2025, produksi gabah mencapai 113.900 ton. Angka itu mendekati capaian tahun 2024 yang sebesar 194.000 ton. Rata-rata produktivitas padi mencapai 7 ton per hektare, jauh di atas rata-rata nasional dan DIY yang hanya sekitar 5 ton per hektare.

“Kami bahkan pernah mencapai 8 ton per hektare. Saat ini sedikit menurun karena serangan hama tikus,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Wiwin Suryawati mengakui pentingnya keberlanjutan program swasembada pangan. Ia menyoroti dua tantangan utama yakni alih fungsi lahan dan dampak perubahan iklim.

BACA JUGA: Penutupan Peternakan Babi di Tlogoadi Sleman: Kandang Sudah Kosong Saat Satpol PP Datang

Koordinasi lintas sektor dan keberpihakan kebijakan akan menjadi kunci sukses swasembada pangan di tingkat daerah. “Kami harus intensifkan pemanfaatan lahan, perluas area tanam, dan tingkatkan produktivitas. Kunci lainnya adalah penggunaan benih unggul, pupuk sesuai rekomendasi, mekanisasi pertanian, serta perlindungan tanaman dari hama dan DPI,” ujar Wiwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sidang Kasus Perundungan Dokter Aulia Risma, Dekan FK Undip Tak Ada Iuran di PPDS

News
| Rabu, 09 Juli 2025, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement