Advertisement
Roadshow Kesejarahan: Kisah Soebarjo, Ahli Strategi dari Bangunkerto

Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menggelar Roadshow Kesejarahan di Bangunkerto, Turi, Sleman, Sabtu (2/11/2024).
Sejarah perjuangan Laskar Pelajar di Kawedan dan tokoh pejuang setempat bernama Soebarjo yang punya teladan dalam bidang meracik strategi menjadi topik dalam acara itu.
Advertisement
Kepala Seksi Sejarah Kundha Kabudayan DIY, I Gede Adi Atmaja, menjelaskan Roadshow Kesejarahan menjadi salah satu upaya Kundha Kabudayan DIY mengenalkan sejarah kepada masyarakat. Program rutin Kundha Kabudayan DIY ini merupakan bentuk upaya internalisasi sejarah. Wujudnya berupa roadshow atau sarasehan kesejarahan yang diadakan keliling ke berbagai lokasi bersejarah di DIY. “Kita mendatangi lokasi dan mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah,” katanya.
Jika biasanya digelar di sekolah-sekolah, Roadshow Kesejarahan justru mendatangi warga agar masyarakat mengetahui peristiwa sejarah yang terjadi di desanya. Dari sini masyarakat tak hanya tahu sejarah akan desanya, tetapi juga bisa menggali beragam teladan dalam peristiwa sejarah tersebut.
Alih-alih terus mendorong masyarakat dengan sumber sejarah berupa teks atau buku, kali ini masyarakat diajak langsung tahu cerita itu dari pelaku sejarah dan para pakar yang dihadirkan dalam roadshow.
Selain mendengar cerita lisan dari pelaku yang mengalami sejarah secara langsung, ragam pertunjukan yang dipentaskan oleh perwakilan warga sehingga dapat membuat masyarakat terbayang gambaran situasi saat peristiwa sejarah itu terjadi.
Cara ini juga berpotensi membuat internalisasi sejarah dapat lebih meresap dan diingat di memori para warga. Pelaku Sejarah Padukuhan Kawedan, Bangunkerto, Sukardi, bercerita bagaimana tokoh desa bernama Soebarjo yang punya jiwa kesatria dalam melawan penjajah di Bangunkerto.
Soebarjo yang mengetahui penjajah tengah berpatroli ke desa, tak ingin para rekan pejuangnya ditangkap. Dengan siasat cerdik, Soebarjo berhasil mengelabuhi penjajah. Berbekal sebuah granat yang dimilikinya, Soebarjo melempar peledak tersebut ke arah yang berlawanan dari arah patroli penjajah.
Praktis penjajah yang mengira pejuang ada di belakangnya selanjutnya urung maju dan memilih memeriksa kondisi di belakang. Di situ lah Soebarjo dengan jiwa kesatrianya memancing penjajah menjauh dari pos tentara pejuang. Sebaliknya, suara dentuman granat membuat tentara pejuang mengetahui ada bahaya sehingga bersiap dan berlari untuk mengatur strategi.
“Karena banyak temannya, Pak Barjo tak sempat membangunkan temannya. Dengan semangat kesatria, Pak Barjo melemparkan granat ke arah Belanda itu, suaranya keras sekali,” ungkapnya.
Soebarjo lolos dari Belanda. Sementara rekan-rekan pejuangnya juga selamat dari patroli Belanda berkat suara dentuman granat yang dilempar Soebarjo.(***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul dan Polres Panen Raya Jagung, Ubah Lahan Tidur Jadi Penopang Swasembada Pangan
- Pemkab Sleman Kenalkan Kopi Merapi lewat Festival Sekaligus untuk Bantu Petani
- Bersiap Berlaga di Liga 1, PSIM Jogja Dipastikan Pertahankan Yusaku Yamadera
- Kakak Beradik di Piyungan Bantul Berkelahi, Bakar Motor, Dapur Rumah Ludes Dilalap Api
- Dua Jalur Domisili SPMB SMP di Jogja, Radius Kuota 5 Persen dan Wilayah 40 Persen
Advertisement
Advertisement