Advertisement
Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat

Advertisement
Harianjogja.com,KULONPROGO—Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo mengklaim bahwa sejumlah desa wisata di Bumi Binangun telah mempersiapkan secara maksimal untuk libur sekolah. Termasuk terkait larangan studi tour dari Pemprov Jawa Barat .
Kepala Dispar Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan, sebelum adanya larangan studi tur dari Pemprov Jawa Barat jumlah wisatawan yang berkunjung di desa wisata cukup tinggi. Menurutnya, selama ini tamu desa wisata selalu berkomunikasi dengan pengelola karena memang promosinya sangat masif.
Advertisement
BACA JUGA: Promosi Pariwisata Kulonprogo Pakai Danais Dipangkas
"Versinya teman-teman desa wisata di Perbukitan Menoreh begitu ada kebijakan larangan studi tour sangat berpengaruh karena tamunya datang dari Bogor, Bandung, dan Purwakarta sehingga sudah langganan dan ada imbasnya," ungkapnya.
Ketua Desa Wisata Widosari, Heri Susanto mengakui dampak kebijakan larangan studi tour Pemprov Jawa Barat sangat terasa. Sebab, selama ini presentase wisatawan dari Jawa Barat mencapai 60 persen, sisanya Jakarta dan Tangerang.
"Imbasnya sangat terasa. Paket wisata live in kami batal beberapa bookingan di Juni dan Juli karena kebijakan gubernur Jawa Barat larangan studi tur," katanya.
Antisipasi
Menurutnya, memang paket wisata live in kebanyakan dari wisatawan sekolah dari kawasan Jabodetabek dan Jawa Barat. Menyikapi kondisi tersebut, sasaran promosi Desa Wisata Widosari tidak selalu Jawa Barat. Tetapi digencarkan promosi ke Jakarta dan Tangerang.
"Kami juga ada promo gratis untuk pengurus dan guru ketika untuk paket wisata live in. Itu persiapan untuk hadapi libur sekolah besok ini. Kebanyakan ke sini itu memang Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor," sambungnya.
Pria yang akrab disapa Heri Kebo, menjelaskan, Desa Wisata Widosari juga mencoba menggencarkan destinasi yang dimiliki tidak selalu paket wisata saja yang coba diunggulkannya. Destinasi seperti Puncak Widosari ataupun Rajendra Farm menjadi destinasi yang biasa dikunjungi wisatawan juga.
Menurutnya, destinas tersebut hanya dikenakan biaya Rp6 ribu saja tiket masuknya dan ketika libur sekolah selalu banyak dikunjungi sejumlah wisatawan.
"Destinasi wisata Rp6 ribu itu kawasan bisa ke kebun teh juga sama puncak Widosari. Biasanya kalau libur panjang kunjungannya meningkat," tuturnya.
Sedangkan untuk paket wisata live in tarifnya mulai dari Rp370 ribu sampai Rp790 ribu untuk dua hari satu malam sampai empat hari tiga malam tarif satu orangnya. Paketnya meliputi tinggal di permukiman warga edukasi pertanian dan destinasi wisata.
Heri Kebo mengatakan, sementara ini memang tidak ada event khusus untuk menghadapi libur sekolah. Namun, akan menyiapkan destinasi baru yang sekarang masih digodok dan akan dilaunching nanti saat peringatan hari jadi Desa Wisata Widosari. "Libur panjang ini belum untuk event nanti Agustus pas ultah desa wisata kami lagi mau buka jalur tracking gunung api purba," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Nilai RUU KUHP Berpotensi Mengurangi Fungsi Pemberantasan korupsi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Tarif Impor ke AS Tak Jadi 32 Persen, Pelaku Ekspor Bantul Bernapas Lega
- Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan Bagi Warga Miskin di Kalurahan Wates
- Pemkab dan DPRD Sleman Bakal Hidupkan Kembali Aktivitas Perdagangan di Pasar Godean
- 1.000 KK Peserta PKH di DIY Graduasi, Mensos: Penghasilan di Atas UMR, Tak Lagi Menerima Bansos
- Batas Waktu Berakhir, Satpol PP Gunungkidul Minta Bangunan Liar di Pantai Drini Segera Dibongkar
Advertisement
Advertisement