Advertisement

Promo November

Ini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Kota Jogja

Alfi Annisa Karin
Rabu, 13 November 2024 - 14:37 WIB
Ujang Hasanudin
Ini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Kota Jogja Debat Pilkada Jogja di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat malam (9/11 - 2024) / Harian Jogja / Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Kota Jogja menjadi wilayah dengan pluralitas tinggi. Mulai dari keberagaman agama, suku, bahkan iklim inklusivitas diperlukan agar para penyandang disabilitas juga bisa merasakan fasilitas publik yang sama dengan warga lainnya. Untuk itu, pemimpin Kota Jogja ke depan sudah seharusnya menjunjung nilai-nilai inklusivitas.

Ini juga turut ditempuh oleh Calon Wali Kota Jogja nomor urut 1 Heroe Poerwadi. Belum lama ini, dia mendatangi Kevikepan Yogyakarta Timur. Tujuannya untuk menjalin silaturahmi dengan Kevikepan Yogyakarta Timur yang turut membawahi seluruh umat katolik di Yogyakarta. Heroe mengatakan terwujudnya inklusivitas memerlukan peran dari berbagai pihak.

Advertisement

Dia menyebut Kota Jogja dihuni oleh warga dari berbagai kalangan. Hingga saat ini kerukunan juga berhasil terjaga dengan baik. Namun, berbagai potensi persoalan sosial tetap harus diantisipasi. Salah satunya dengan upaya dialog dan komunikasi intens.

"Tagline kami ini kan Jogja Untuk Kita, Jogja Untuk Semua. Ini menjadi bagian kami menjaga Kota Jogja agar tetap kondusif, aman, tentram," ujar Heroe.

BACA JUGA: Bawaslu Surati Paslon Terkait APK yang Dipasang di Pohon

Sementara, Calon Wakil Wali Kota Jogja nomor urut 1 Sri Widya Supena Kota Jogja merupakan wajah Indonesia, meskipun di sisi lain Kota Jogja hanya kota yang kecil. Menurutnya, selamer keamanan Kota Jogja terjaga, maka Indonesia dinilai kondusif. Hal ini karena seringkali Jogja menjadi barometer bagi daerah lain.

"Misal ada kejadian kecil di kota ini maka langsung menjadi atensi, viral. Diskusi kali ini sekaligus menggali masukan dari pihak kevikepan supaya toleransi dan pluralitas bisa terus terjaga," tutur Supena.

Sementara itu, paslon nomor urut 2 Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan berupaya untuk menciptakan inklusivitas dari aspek kesehatan. Menurut Hasto, layanan kesehatan haruslah bisa dan mudah diakses oleh semua warga Kota Jogja. Salah satu program andalannya adalah Satu Kampung, Satu Bidan. Nantinya, akan ada satu bidan atau petugas kesehatan di masing-masing kampung. Tugasnya, untuk memantau kesehatan masyarakat. Tak hanya saat kondisi darurat, tapi petugas kesehatan turut memantau kesehatan warga secara by name by address.

"Saya punya pengalaman menggerakkan tim pendamping keluarga, bidan, PKK bisa berjalan baik. Selain itu menyerap tenaga kerja. Di Kota Jogja banyak lulusan kesehatan yang nganggur. Di sisi lain banyak orang yang butuh layanan tapi tidak bisa terjangkau," katanya.

Hasto mengatakan, petugas kesehatan nantinya akan melakukan pelayanan secara home care. Menurutnya, program ini layaknya program yang diterapkan di negara-negara maju. Program satu bidan satu kampung ini juga bisa menjadikan peta kesehatan di Kota Jogja menjadi lebih baik.

"Kalau ada satu yang bertanggung jawab, peta kesehatan sudah diketahui dengan baik. Sering terjadi kematian ibu dan bayi karena tidak diikuti secara kontinyu. Petugas selalu mengikuti. Melekat, mengikuti keluarga-keluarga bagaimana medical recordnya," ungkapnya.

Sementara, paslon nomor urut 3 Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo berupaya menciptakan inklusivitas salah satunya dengan merangkul para penghayat kepercayaan di Kota Jogja. Wakil Wali Kota Jogja nomor urut 3 Singgih Raharjo mengatakan pihaknya akan berupaya untuk memberikan pelayanan yang setara. Utamanya dalam hal layanan administrasi kependudukan. Singgih mengatakan, kini Dinas Dukcapil Kota Jogja sudah siap untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada warga penghayat kepercayaan.

"Penghayat kepercayaan dilindungi oleh undang-undang atau perwal. Kami tentunya akan memberikan kesempatan hak yang sama untuk penghayat kepercayaan," tegas Singgih.

Di sisi lain untuk menciptakan inklusivitas, Afnan-Singgih juga memiliki program Rembug Jogja. Ini menjadi wadah bagi warga Kota Jogja maupun pendatang untuk menyampaikan aspirasi.

"Ini tidak hanya untuk warga Kota Jogja, tapi juga warga pendatang harus kita karuhke. Ini adalah bagian dari Jogja yang majemuk dan melayani semuanya," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Tidak Mengubah Nama Capim dan Dewas KPK Usulan Jokowi, Ini Alasannya

News
| Kamis, 14 November 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Berwisata ke Labuan Bajo, Ini Rekomendasinya

Wisata
| Kamis, 14 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement