Kasus DBD di Jogja Naik Dua Kali Lipat, Dinkes Imbau Masyarakat Perhatikan Genangan di Talang Air
Advertisement
Harianjogja, JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat terjadinya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Sepanjang 2024 ini kasus DBD mencapai 238 dengan dua kasus baru yang ditemukan pada bulan November ini. Angka ini jauh melonjak jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 88 kasus. Sementara pada tahun 2022 tercatat ada 174 kasus dan pada 2021 tercatat ada 92 kasus. Seluruhnya tak ada kasus meninggal dunia.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu menuturkan meningkatnya kasus yang disebabkan oleh nyamuk aides aigypti ini juga seiring dengan curah hujan yang mulai turun di Kota Jogja yang menjadikan telur nyamuk mudah menetas. Terlebih, Kota Jogja merupakan wilayah endemik. Ini juga menjadi penyebab kasus DBD hampir selalu terjadi di Kota Jogja setiap tahunnya. Meski demikian, Endang memastikan melonjaknya kasus DBD ini tak hanya terjadi di Kota Jogja, tapi merata di seluruh wilayah Indonesia.
Advertisement
“Secara total memang terjadi kenaikan. Artinya ini jadi kewaspadaan, meskipun sudah ada penurunan,” ujar Endang saat dikonfirmasi, Jumat (15/11/2024).
BACA JUGA: Tahun Ini Kasus DBD Melonjak Signifikan di Sleman, Begini Analisa Dinkes
Endang menyebut kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan harus ditingkatkan. Sebab, angka bebas jentik nyamuk di Kota Jogja baru mencapai 80-90 persen. Bahkan angka ini bisa lebih rendah jika dilihat dari skup kemantren atau kelurahan. Endang menuturkan angka bebas jentik nyamuk di Kota Jogja ini masih di bawah angka target nasional yang mencapai 95 persen. Untuk itu, Endang mengatakan Dinkes Kota Jogja gencar melakukan edukasi.
Masyarakat diajak untuk kembali gencar melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini bisa ditempuh dengan langkah 4M Plus. Diantaranya adalah mengubur barang bekas yang tidak terpakai dan memanjat talang untuk menghindari terjadinya genangan air.
“Apalagi mulai musim hujan, talang biasanya ada genangan air. Kita bisa manjat, kita lihat itu jangan sampai ada genangan air,” tuturnya.
Di samping itu, masyarakat juga bisa menutup penampungan air agar tak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Pemakaian obat anti nyamuk serta memelihara tanaman pengusir nyamuk juga bisa menjadi langkah antisipasi penyebaran penyakit DBD. Endang juga mengajak masyarakat untuk menggunakan abate jika diperlukan. Abate bisa didapatkan secara gratis di puskesmas terdekat.
“Ini jadi kewaspaan kita supaya PSN jadi budaya yang dilakukan bersama-sama karena kalau hanya satu daerah saja yang melakukan, tetap bisa menjadi penularan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dalami Kasus Tom Lembong, Komisi III DPR RI Panggil Jampidsus
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Dapat DAK Rp13 Miliar untuk Atasi Penyediaan Air Minum Tahun Depan
- Belum Tutup Buku, Pendapatan PBB-P2 Sleman Sudah Lampaui Target
- Tahun Ini Kasus DBD Melonjak Signifikan di Sleman, Begini Analisa Dinkes
- Utang Macet Petani dan Nelayan Dihapus, Kepala PSPK UGM: Akar Masalah Juga Mendesak Diselesaikan
- Temui Perwakilan Petani Sleman, Harda Kiswaya Bakal Remajakan Pohon Salak Pondoh
Advertisement
Advertisement