Advertisement

Promo November

BPBD Jogja Tambah 9 EWS Otomatis di Tiga Aliran Sungai, Ini Tujuannya

Alfi Annisa Karin
Senin, 18 November 2024 - 22:47 WIB
Abdul Hamied Razak
BPBD Jogja Tambah 9 EWS Otomatis di Tiga Aliran Sungai, Ini Tujuannya Pantauan CCTV sungai di ruang Pusdalops BPBD Kota Jogja / Dokumentasi Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–BPBD Kota Jogja menambah sejumlah peralatan early warning system (EWS) di bantaran sungai di wilayah Jogja, baik di sungai besar ataupun anak sungai.

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Jogja Darmanto menjelaskan saat ini setidaknya sudah ada 17 EWS yang tersebar di Sungai Code, Gajahwong, dan Winongo. Lalu, ada juga EWS otomatis yang terpasang di Sungai Belik dan Manunggal.

Advertisement

BACA JUGA: Masuk Musim Hujan, BPBD Sleman Pastikan 37 EWS di Lokasi Rawan Bencana Berfungsi dengan Baik

Darmanto mengatakan, pada rentang Januari atau Februari 2025 pihaknya akan kembali menambah jumlah EWS otomatis. "Di tahun 2025 di bulan Januari atau Februari ada 9 titik di 3 sungai untuk telemetri dan EWS otomatis," ujar Darmanto saat ditemui, Senin (18/11/2024).

Darmanto menuturkan penambahan EWS otomatis ini diperlukan. Ini mengingat EWS manual memerlukan perawatan yang lebih banyak. Cara kerja EWS otomatis menggunakan teknologi yang lebih handal sehingga penanggulangan kebencanaan bisa dilakukan secara lebih efektif.

Dia mengatakan ada sejumlah perbedaan pada cara kerja EWS manual dan otomatis. Pada EWS manual, peringatan terkait dengan kenaikan debit air hujan akan dilakulan secara manual oleh petugas pemantau di Kantor BPBD Kota Jogja.

"Ketika level kuning, ada peringatan. Ketika sudah level merah, ada lagi peringatan di level merah. Kalau manual kan (peringatan) dari sini," imbuhnya.

Darmanto menambahkan, pemantauan aliran sungai pertama kali dilakukan di Posko BPBD Kota Jogja yang berada di Ngentak, Sleman. Petugas yang berjaga di posko itu nantinya akan memberikan informasi kepada BPBD Kota Jogja jika aliran air sudah dalam ketinggian tertentu. Informasi itulah yang selanjutnya diteruskan di EWS manual.

Meski demikian, hingga saat ini Darmanto mengatakan belum ada kajian secara spesifik soal selisih waktu aliran sungai di Ngentak hingga sampai ke sungai di Kota Jogja.

BACA JUGA: Banyak Kawasan Rawan Longsor, Bantul Butuh Puluhan EWS

"Kalau di sana sudah naik, di sini pasti akan lebih tinggi. Dari sana tinggi, ketambahan yang masuk dari selokan pasti lebih tinggi. Cuma sampai detik ini belum ada survey kalau di atas sudah tinggi, sampai di bawah berapa menit, itu belum pernah. Jadi, asumsi," ungkapnya.

Selain mengandalkan EWS sebagai deteksi dini bencana banjir, BPBD Kota Jogja juga mengerahkan Kampung Tangguh Bencana (KTB). Kini, BPBD telah membentuk 169 KTB di masing-masing kampung. KTB juga rutin dilakukan review setiap tahunnya.

"Tiap tahun ada review kepengurusan. Mungkin ada yang sudh pindah atau meninggal. Pembentukan KTB dilakukan satu sampai lima hari. Hari terakhir akan ada simulasi dan direview," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Ungkap Alasan Dukung Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

News
| Senin, 18 November 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Museum Topeng Cirebon Mulai Dilirik Wisatawan

Wisata
| Sabtu, 16 November 2024, 07:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement