Ichlinks Video Competition, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda melalui Kompetisi Video
Advertisement
JOGJA—UNESCO bekerja sama dengan mitra pelaksana Locomotion Art Studio dan didukung oleh International Information and Networking Centre for Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pacific Region under the auspices of UNESCO (ICHCAP) menyelenggarakan kompetisi video ichLinks Video Competition.
Kompetisi yang berlangsung mulai Juni hingga November 2024 ini bertujuan untuk melestarikan Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) melalui medium sinematografi, dengan fokus pada kekayaan budaya di Jogja, Indonesia, dan Dili, Timor Leste.
Advertisement
Kompetisi ini mengajak para kreator muda untuk mendokumentasikan dan merayakan warisan budaya hidup di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian ICH. Di Jogja, para peserta didorong untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan budaya tak benda, dengan penekanan pada situs warisan dunia UNESCO Sumbu Filosofi Jogja.
Sebanyak 37 peserta, termasuk 10 perempuan, mengikuti serangkaian lokakarya teknis dan sesi bimbingan sebelum mengajukan konsep video.
Dari total peserta, 15 konsep video terpilih untuk dikembangkan, dan lima finalis terbaik dipilih untuk menerima pendampingan dari mentor serta juri profesional di bidang pembuatan film dan dokumentasi.
Adapun lima proyek finalis terbaik adalah Wiwitan oleh Kelompok Wahyu Agustina; Dua Pohon oleh Kelompok Umar Al Jufri; Babaran Pusaka oleh Kelompok Risang Panji Kumoro; Mintaraga oleh Kelompok Azwar Affrian Affandhi; dan Goresan Cerita oleh Kelompok Ragil Wahyu Aji. Sementara tiga pemenang utama berturut-turut yakni Babaran Pusaka, Goresan Cerita, dan Dua Pohon. Para pemenang menerima trofi, sertifikat, dan hadiah sebagai penghargaan atas kontribusi mereka dalam melestarikan budaya tak benda melalui karya sinematik.
Direktur dan Perwakilan UNESCO Regional Office Jakarta, Maki Katsuno Hayashikawa, menekankan pentingnya peran kreator muda dalam meningkatkan kesadaran tentang kekayaan budaya Indonesia. "Dengan kreativitas dan dedikasi mereka serta bimbingan dari para ahli film dan budaya, riwayat tradisi diubah menjadi cerita menarik yang menginspirasi kita untuk melestarikan kekayaan ini bagi generasi mendatang," ujarnya.
Direktur Jenderal ICHCAP, Jisung Kim juga mengapresiasi kolaborasi yang mendasari kompetisi ini. "Semangat dan kreativitas para peserta sangat menginspirasi. Kami bangga mendukung inisiatif ini untuk merayakan tradisi lokal yang beragam," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengungkapkan kompetisi ini bukan hanya ajang kreatif, tetapi juga langkah nyata dalam melestarikan Warisan Budaya Tak Benda melalui cara yang relevan dan menarik di era digital.
Sementara Risang Panji Kumoro, sutradara dari tim pemenang juara pertama, Babaran Pusaka, berharap dokumenter ini dapat mengabadikan tradisi dan cerita lokal, serta menginspirasi generasi mendatang untuk melestarikan warisan budaya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement