Advertisement

Punya Kesiapan Mitigasi Gempa-Tsunami, YIA Jadi Narasumber di 2nd Unesco-Ioc Global Tsunami Symposium

Media Digital
Rabu, 04 Desember 2024 - 18:07 WIB
Arief Junianto
Punya Kesiapan Mitigasi Gempa-Tsunami, YIA Jadi Narasumber di 2nd Unesco-Ioc Global Tsunami Symposium General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Yogyakarta, Ruly Artha (ketiga kiri) berfoto bersama narasumber lain dalam acara 2nd UNESCO - IOC Global Tsunami Symposium: Reflection of the Two Decades of the Indian Ocean Tsunami 2004 yang digelar di Banda Aceh. - Istimewa

Advertisement

KULONPROGO—Bandara International Yogyakarta (YIA) mendapatkan kesempatan menjadi narasumber pada penyelenggaraan 2nd UNESCO - IOC Global Tsunami Symposium: Reflection of the Two Decades of the Indian Ocean Tsunami 2004 yang digelar di Banda Aceh.

Simposium ini mempertemukan para ilmuwan, peneliti, insinyur, praktisi, dan pembuat kebijakan dari seluruh dunia untuk membahas keadaan terkini dan kemajuan terbaru dalam ilmu pengetahuan tsunami, rekayasa, dan sistem peringatan dini untuk kesiapsiagaan dan mitigasi bencana tsunami yang lebih baik.

Advertisement

Dihadiri oleh perwakilan 7 negara, UNESCO, United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, dan Kepala BNPB, Letjend Dr. Suharjanto.

Menjadi salah satu narasumber bersama dengan sembilan delegasi lainnya, General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Yogyakarta, Ruly Artha mengatakan, “Keikutsertaan YIA pada Global Tsunami Symposium ini atas kesiapan bandara dalam memitigasi bencana. Tidak hanya gempa dan tsunami, melainkan juga mitigasi terhadap likuifaksi, abu vulkanik, dan juga mitigasi terhadap banjir. Kami juga secara rutin berkolaborasi dengan BMKG menggelar simulasi terhadap bencana gempa dan tsunami yang melibatkan warga sekitar bandara.”

“Kolaborasi bersama BMKG ini juga diwujudkan melalui penempatan peralatan pemantau cuaca seperti AWOS, radar, windshear detection, dan volcano ash detection, serta alat pemantau gempa bumi seperti Accelerograph, Intensity Meters, dan Earthquake Early Warning Systems.”

Dibangun sejak 2018 dan diresmikan pada Agustus 2020, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) merupakan bandara yang dilengkapi sistem terpadu peringatan dini potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem. Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini menjadikan YIA sebagai bandara pertama yang memiliki mitigasi gempa dan tsunami.

"Sistem terpadu peringatan dini ini sekaligus melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana yang telah dirancang sejak tahap perencanaan. Desain dan struktur seluruh bangunan di area YIA telah siap untuk dijadikan tempat evakuasi sementara [TES] ketika terjadi gempa dan tsunami. Begitu pula dengan Airport Operation Control Center [AOCC], Main Power House [MPH], gedung terminal, dan gedung administrasi sebagai tempat evakuasi vertikal [TEV]," kata General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional Yogyakarta, Ruly Artha melalui siaran pers yang diterima, Rabu (4/12/2024).

Sistem peringatan atau deteksi dini gempa dan tsunami di YIA dibangun berdasarkan perhitungan dan analisis matematis-fisik terhadap posisi dan kekuatan gempa bumi yang termonitor dari Kantor Pusat BMKG Kemayoran, Jakarta.

Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini terdiri dari sistem monitoring atau observasi, sistem processing, sistem diseminasi, dan respons.

Dalam proses perencanaan pembangunan YIA, memperhitungkan potensi risiko gempa dan tsunami sehingga YIA didesain untuk dapat memitigasi gempa hingga magnitudo 8,8 dan tinggi gelombang tsunami hingga 8-12,8 meter dari Mean Sea Level (MSL).

Dari sisi ketinggian bandara, YIA dibangun dengan posisi landasan yang berada pada ketinggian 7,4 MSL. Lantai dasar terminal berada pada ketinggian 9,2MSL, lantai mezanin terminal berada pada ketinggian 15,25 MSL, dan lantai II terminal berada pada ketinggian 21,25 MSL.

Sedangkan peralatan utama mekanikal dan elektrikal berada di lantai mezanin atau di elevasi +15 MSL.

Selain itu, YIA juga memiliki fasilitas gedung crisis center empat lantai dengan luas 5.284 meter persegi sebagai tempat evakuasi yang mampu menampung 2.000 jiwa.

Pada mitigasi gempa, kekuatan bangunan YIA dirancang dengan menggunakan struktur beton dengan mutu beton f’c 35 Mpa / K 421 dan dengan pondasi bangunan terminal menggunakan bore pile yang kedalamannya mencapai 26 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah China Tolak Tegas Ancaman Tarif Donald Trump, Bakal Berjuang Sampai Akhir

News
| Selasa, 08 April 2025, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Warung Makan Jagoan Mahasiswa UII Jogja

Wisata
| Jum'at, 04 April 2025, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement