Advertisement

Promo Desember

Tingkatkan Kesehatan Lansia, Sekolah Terpadu Lansia Wisuda 189 Orang

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 19 Desember 2024 - 07:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Tingkatkan Kesehatan Lansia, Sekolah Terpadu Lansia Wisuda 189 Orang Ratusan lansia di wisuda dalam Wisuda Sekolah Terpadu Lansia GINASTEL di Aula Pemda II Bantul, Rabu (18/12 - 2024).

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Animo lansia wilayah Imogiri untuk mengikuti sekolah lansia dalam program Gigi Sehat Badan Kuat dengan Sekolah Terpadu Lansia (GINASTEL) meningkat, kini Puskesmas Imogiri 1 telah berhasil meluluskan ratusan orang lansia.

Kepala Puskesmas Imogiri 1, Titis Indri Wahyuni menyampaikan animo lansia di wilayah Imogiri untuk mengikuti sekolah lansia meningkat tahun ini. Dia mengaku tahun sebelumnya hanya ada satu sekolah lansia yang didirikan, sementara di tahun ini telah ada lima sekolah lansia yang didirikan.

Advertisement

Titis mencatat tahun ini ada sekitar 400 orang lansia yang sekolah di sekolah lansia, sementara tahun lalu hanya ada sekitar 100 orang lansia. Tahun ini, Puskesmas Imogiri 1 juga telah mewisuda 189 orang lansia.

"Pada wisuda kali ini ada 10 orang siswa yang mencapai cumlaude," ujarnya, Rabu (18/12/2024).

Dia menuturkan predikat cumlaude diberikan kepada lansia yang berhasil menempuh sekolah lansia di usianya yang lebih dari 73 tahun.

Kemudian, Puskesmas Imogiri 1 juga memberikan predikat paripurna kepada 12 orang lansia yang berhasil menyelesaikan tahap rehabilitatif. Pada tahap tersebut, lansia telah mendapatkan perawatan kuratif dan dibuatkan gigi tiruan.

"Ada juga 42 orang lansia yang berhasil menyelesaikan kurikulum standar [S] 2," ujarnya.

Titis mengaku pihaknya juga membuka program OS2 bagi lansia yang telah lulus program S1. Dalam program S2, lansia akan diberikan beberapa materi lanjutan mengenai upaya untuk menjaga kesehatan bagi lansia. Untuk menempuh program tersebut, sama seperti saat menempuh program S1, lansia harus mengikuti sejumlah pertemuan selama sebulan sekali selama satu tahun.

Titis mengaku GINASTEL menjadi kegiatan inovatif untuk memberdayakan masyarakat dan memberi informasi tentang kesehatan gigi dan umum bagi lansia. Dalam kegiatan tersebut, upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif antara kegiatan posyandu lansia dan sekolah lansia dilakukan.

Dia mengaku keberadaan GINASTEL mendorong terjadinya lonjakan pembuatan gigi tiruan selama satu tahun. Selama tahun 2024, lansia yang memasang gigi tiruan mencapai sekitar 100 orang.

"Sebelumnya padahal tidak ada [permintaan pemasangan gigi tiruan]," ujarnya.

Dia pun mengaku hampir setiap padukuhan di Kapanewon Imogiri telah mengajukan permintaan untuk didirikan sekolah lansia. Namun, lantaran tenaga medis yang menjadi pengajar untuk sekolah lansia tersebut terbatas, maka permintaan tersebut belum dapat disetujui.

Ke depan, dia berharap agar kader posyandu lansia yang terlibat dalam sekolah lansia nantinya dapat menyelenggarakan sekolah lansia secara mandiri. Dia pun berharap animo lansia untuk mengikuti program di sekolah lansia tersebut terus meningkat.

Karena, menurutnya, GINASTEL mampu meningkatkan kualitas hidup lansia di Bantul.

"Kami berharap kualitas hidup lansia bisa menuju lansia sehat, mandiri dan bahagia," katanya.

Titis mengaku keberadaan sekolah lansia ini telah mendapatkan penghargaan ditingkat nasional dengan kategori inovasi tenaga medis puskesmas.

Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bantul, Gunawan Budi Santosa menilai keberadaan sekolah lansia tersebut dapat menunjang peningkatan kualitas hidup lansia.

"Melalui sekolah lansia, kesehatan gigi lansia terjaga, dengan begitu gizi [dalam makanan yang dikonsumsi] terserap lebih mudah," katanya.

Dia menilai sejumlah program yang ada di sekolah lansia, antara lain edukasi perawatan gigi, pola makan seimbang, dan pencegahan demensia mampu menunjang kesehatan jiwa dan raga bagi lansia.

"Ini [sekolah lansia] dapat menjadi modal sosial yang bagus," katanya.

Sementara salah satu lansia yang mengikuti sekolah lansia, Sajimin, 71, warga Nogosari 2, Imogiri, mengaku terharu dapat mengikuti program sekolah lansia.

"Sebelum sekolah lansia, kayaknya sudah lansia [merasa] tidak berguna. Sekarang setelah [mengikuti sekolah] lansia merasa terhibur, senang, bertemu dengan teman lama," katanya.

Sajimin yang sebelumnya berprofesi sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Imogiri tersebut mengaku merasa dimanusiakan selama mengikuti sekolah lansia tersebut. Dia yang sudah pensiun dari profesi tersebut sejak Maret 2013 mengaku menikmati kegiatan yang diberikan di sekolah lansia.

"Disini merasa bahagia, merasa diuwongke, lansia pada usia senja bukan dianggap sebagai barang rongsokan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Diperiksa KPK, Yasonna Laoly Mengaku Tidak Ditanya Soal Harun Masiku

News
| Kamis, 19 Desember 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Targetkan 700 Ribu Kunjungan, Taman Pintar Hadirkan Zona Planetarium dan Dome Area

Wisata
| Sabtu, 14 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement