Advertisement
Sungai Winongo Semakin Dangkal, Petani Khawatirkan Kondisi Saluran Irigasi
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Beberapa petani di Trirenggo, Bantul mengeluhkan sedimentasi Sungai Winongo. Sedimentasi tersebut mengakibatkan aliran drainase ke lahan persawahan warga berkurang.
Petani Trirenggo, Bantul, Ahmad Wiyono menuturkan sedimentasi di Sungai Winongo sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Akan tetapi sejak 2020, belum ada pengerukan untuk mengurangi sedimentasi tersebut.
Advertisement
Dia menilai sedimentasi tersebut membuat debit air yang mengairi lahan persawahan warga berkurang. "Ini tumpukan sedimennya banyak di dekat bendungan. Kami khawatir, saat aliran sungai deras sedimentasinya bisa terbawa arus dan memutus jembatan air atau saluran irigasi," katanya, Rabu (8/1/2025).
Sementara Ketua Komisi C DPRD DIY, Nur Subiantoro menuturkan sebelumnya pihaknya menerima aduan dari petani setempat beberapa waktu lalu. Dia menilai saluran irigasi dari Sungai Winongo tersebut selama ini mengairi sekitar 450 hektare lahan persawahan warga. Dia pun menilai apabila sedimentasi saluran irigasi terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan memengaruhi pengairan di lahan pertanian warga. "Jika sampai jebol, setidaknya 450 hektare lahan pertanian di Kapanewon Bambanglipuro Bantul terancam tidak mendapatkan suplai air untuk pertanian," katanya.
BACA JUGA: Duh, Sungai Winongo Jadi Lokasi Pembuangan Sampah
Dia pun mengaku akan berupaya mendorong agar dinas terkait agar menindaklanjuti aduan tersebut. “Kami mendapat masukan dari masyarakat mengenai keresahan mereka. Untuk itu kami akan mendesak pada instansi terkait untuk segera menindaklanjutinya,” ujar mantan anggota DPRD Bantul itu.
Sementara Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Subarja menurutkan pengelolaan saluran irigasi tersebut berada dalam kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut. “Sejauh ini kebutuhan air untuk petani tidak ada kendala. Namun, jangka panjangnya jika sedimentasi ini tidak diatasi, maka bisa mengancam saluran irigasinya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Ungkap Alasan Belum Menetapkan KLB PMK
- APBD Bantul 2025: Anggaran Belanja Makan dan Minum Rp22,8 Miliar Tak Terkena Rasionalisasi
- Gunungkidul Waspadai Ancaman Longsor dan Tanah Amblas di Musim Hujan
- SAR DIY Distrik Bantul Bedah 7 Rumah Tidak Layak Huni
- Harga Cabai Rawit di Jogja Makin Pedas, Tembus Rp110.000 per Kilogram
Advertisement
Advertisement