Advertisement

Jumlah Sapi Terkena PMK di Bantul Bertambah, DKPP Bantul Dorong Peternak Vaksinkan Ternaknya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Selasa, 21 Januari 2025 - 20:17 WIB
Arief Junianto
Jumlah Sapi Terkena PMK di Bantul Bertambah, DKPP Bantul Dorong Peternak Vaksinkan Ternaknya Ilustrasi vaksin PMK. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Jumlah sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bantul bertambah. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mendorong agar peternak melakukan vaksinasi terhadap sapinya. 

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo membenarkan adanya penambahan jumlah sapi yang terkena PMK di Bantul.

Advertisement

DKPP Bantul mencatat hingga 19 Januari 2025 ada 369 ekor sapi yang sakit, 39 ekor sapi yang mati, dan ada tiga ekor sapi yang dipotong secara paksa untuk mencegah kematian sapi karena PMK. Sementara ada 13 sapi yang sembuh dari PMK. 

Joko mengimbau agar peternak melakukan vaksinasi pada sapi yang sehat untuk mengantisipasi peningkatan kasus PMK.

Dia menuturkan peternak dapat memperoleh vaksin secara gratis di puskesmas hewan (puskeswan) terdekat. Vaksin sudah bisa diakses,” ujarnya di Poncosari, Srandakan, Selasa (21/1/2025). 

Dia menuturkan pada Januari 2025, vaksin PMK yang telah turun mencapai 3.250 dosis. Sementara nantinya secara bertahap vaksin PMK akan disalurkan ke Bantul tahun ini.  “Kami mendapat 33.080 dosis,” ujarnya.

BACA JUGA: Tekan Kasus PMK, 14 Puskeswan Disiagakan Melayani Vaksinasi Ternak

Joko pun mengimbau agar peternak yang sapinya mengalami gejala PMK dapat memeriksakan ternaknya ke puskeswan terdekat. 

Sementara Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDS), Rejo Mulyo mengaku ada beberapa sapi di Segoroyoso yang mengalami gejala PMK. Beberapa gejala yang dialami sapi di sana antara lain mulut yang keluar banyak air liur.

Namun, pemilik memilih untuk mengobati sapi tersebut secara mandiri. [Sapi] Sakit tidak dipanggil dokter [hewan], ditangani sendiri. Kami pakai ramuan dari tumbuhan, pengobatan tradisional dengan garam,” ujarnya. 

Rejo tidak menyebut secara pasti komposisi ramuan yang digunakan peternak disana. Namun, menurutnya, ramuan tersebut mampu menyembuhkan sapi yang mengalami gejala PMK. Dia pun mengklaim belum ada sapi yang mati karena PMK di Segoroyoso. “Kami sudah praktek [menggunakan ramuan tradisional mengobati sapi yang sakit] puluhan tahun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembatalan Perjalanan Akibat Banjir Grobogan: PT KAI Pastikan Pengembalian Tiket 100 Persen

News
| Rabu, 22 Januari 2025, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah

Wisata
| Selasa, 21 Januari 2025, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement