Advertisement
Pertumbuhan Objek Wisata Baru di Sleman Berdampak pada Tingkat Kunjungan Wisatawan di Kaliurang
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN–Pertumbuhan objek wisata baru di Kabupaten Sleman memengaruhi kunjungan wisatawan di Kawasan Wisata Kaliurang. Wisatawan diprediksi lebih menyebar ke objek-objek wisata yang ada.
Koordinator Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Kaliurang, Danang Sumbodo mengatakan angka kunjungan pada akhir pekan, utamanya hari Minggu tidak tetap, fluktuatif.
Advertisement
“Dulu kalau setiap hari Sabtu dan Minggu itu angka kunjungan hari Minggu ramai. Sekarang kadang Sabtu ramai, Minggu tidak ramai. Faktornya pertumbuhan wisata baru dan cuaca juga,” kata Danang dihubungi, Kamis (23/1/2025).
BACA JUGA: Bersegementasi Anak Sekolah, Desa Wisata Pentingsari Tak Alami Lonjakan saat Akhir Tahun
Danang tidak dapat menyebutkan objek wisata yang dia maksud. Hanya menurut dia objek wisata baru tergolong banyak di Kabupaten Sleman.
Menyambut libur panjang Isra Mikraj dan Imlek, Danang mengatakan tidak ada penambahan tiket. Mereka telah menggunakan tiket elektronik atau e-ticket.
“Kami tidak bisa memprediksi angka kunjungan. Tidak tentu sekarang itu, hari-hari Minggu juga bisa turun angka kunjungan,” katanya.
Danang mencatat ada sebanyak 37.502 wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Kaliurang sejak awal Januari hingga Minggu (19/1/2025). Kunjungan paling banyak tercatat pada Rabu (1/1/2025) dengan 7.729 wisatawan. Adapun akhir pekan angka kunjungan berada di angka 1.570 hingga 2.515 wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid mengatakan Dispar melihat angka kunjungan di Kawasan Wisata Kaliurang 2024 tidak jauh beda dengan kunjungan tahun sebelumnya. “Kami lihat masih seperti yang dulu,” kata Ishadi.
Disinggung ihwal pengembangan Satuan Ruang Strategis (SRS) Gunung Merapi, Ishadi mengaku pihaknya telah mendapat dana alokasi khusus pada 2024. Dana ini digunakan untuk merehabilitasi Plaza Gardu Pandang.
BACA JUGA: Tutup Dua Tahun, Museum Gunung Merapi Segera Dibuka Kembali
Mengenai pengembangan lain, Ishadi menegaskan sulit untuk mendirikan destinasi baru di SRS Gunung Merapi. SRS ini juga terikat dengan kawasan rawan bencana. Setiap perubahan bentang alam akan membahayakan, utamanya ketika terjadi guguran lahar. Jalur lahar akan berubah dan berpotensi mengarah ke kawasan permukiman.
“Pengembangan tetap ada. Tapi tidak bisa kalau secara masif. Susah maksudnya. Nanti bisa terkena pengawasan ATR/BPN juga,” kata Ishadi.
Ishadi juga menganggapi ihwal transportasi menuju kawasan Gunung Merapi. Kata dia, belum ada transportasi khusus yang membawa wisatawan menuju SRS Gunung Merapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Inpres Efisiensi Anggaran, Presiden Prabowo Perintahkan Pemda Potong Perdin 50 Persen dan Kurangi Seminar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Kamis 24 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Kamis 23 Januari 2025 di Balai Desa Siraman Wonosari
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Kamis 23 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
- Ini Jadwal Layanan SIM Keliling Sleman di Bulan Januari 2025
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Kamis 23 Januari 2025: Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement