Advertisement
Identifikasi Empat Lokasi Padat Karya di Sleman Rampung, Ini Daftarnya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sleman menyampaikan tahap identifikasi empat lokasi pelaksanaan program Padat Karya telah selesai. Adapun identifikasi tiga lokasi akan direncanakan pada Mei 2025. Saat ini, Disnaker sedang mengecek dan melengkapi berkas kelompok masyarakat sebagai pelaksana Padat Karya.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Sleman, Sumaryati mengatakan identifikasi dilakukan oleh Disnaker bersama fasilitator. Fasilitator ini merupakan pihak ketiga yang memiliki kompetensi atau latar belakang teknik.
Advertisement
Identifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakan lokasi sasaran. Apabila layak, Disnaker akan memberi bantuan program tersebut. “Rencana tanda tangan kontrak tidak berubah, tetap Februari 2025,” kata Sumaryati dihubungi, Rabu (5/2/2025).
Lokasi Sasaran Padat Karya Sleman 2025
Adapun lokasi sasaran Padat Karya 2025 dengan sumber dana APBD Sleman yaitu Padukuhan Mlakan, Sambirejo, Prambanan dengan usulan cor blok jalan. Lalu, Padukuhan Salam, Wukirsari, Cangkringan dengan usulan talut jalan. Kemudian, Padukuhan Jodag, Sumberadi, Mlati dengan usulan talut.
Lokasi sasaran juga ada di Padukuhan Jlegongan, Marogorejo, Tempel dengan usulan talut jalan. Tiga lokasi sisanya ada di Padukuhan Bayeman, Bangunkerto, Turi dengan usulan cor blok jalan; Padukuhan Bedilan/ Bolu, Margokaton, Seyegan dengan usulan saluran irigasi; dan Padukuhan Watuadeg, Jogotirto, Berbah dengan usulan cor blok jalan.
BACA JUGA: Sempat Khawatir, Masyarakat Lega dengan Pembatalan Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg
Membuka Lapangan Kerja
Kepala Disnaker Sleman, Sutiasih mengatakan program Padat Karya bertujuan untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi kemiskinan.
Sutiasih menjelaskan pelaksanaan Padat Karya akan menyerap tenaga kerja, utamanya pengangguran dan setengah penganggur untuk bisa mendapatkan penghasilan. Selain itu, program tersebut dapat secara langsung memberdayakan masyarakat, terutama warga miskin atau marginal untuk ikut berperan dalam pembangunan infrastruktur wilayahnya.
“Lalu juga bisa meningkatkan dan memupuk rasa kebersamaan, karena gotong royongnya. Juga meningkatkan kualitas infrastruktur pedesaan untuk mendukung perekonomian,” kata Sutiasih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dukung Ketahanan Pangan, TNI AD Tingkatkan Status Lima Korem Jadi Kodam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rugikan Keuangan Negara Rp3,2 Miliar, Kejati DIY Tetapkan Makelar Tanah di Kulonprogo Jadi Tersangka
- Menko Perekonomian Airlangga Sebut Kampus Punya Peran Penting Wujudkan Hilirisasi
- DP3AP2KB Optimistis Kota Jogja Raih Kota Layak Anak Paripurna
- Fakultas Farmasi-IMM Farmasi UAD Gandeng Warga Desa Purwosari Optimalkan Tanaman Lokal
- DPUPKP Sleman Kesulitan Menangani Genangan Air di Bawah Jembatan Layang Janti, Jalan Seturan dan Jalan Jambon, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement