Advertisement
Sultan HB X Sebut PBTY 2025 Jadi Momentum Integrasi dan Toleransi Budaya
![Sultan HB X Sebut PBTY 2025 Jadi Momentum Integrasi dan Toleransi Budaya](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203393/pembukaan-pbty-2025.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com JOGJA–Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut gelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) merupakan ajang refleksi semangat ke-Indonesiaan. Menurutnya, budaya adalah ciri khas suatu bangsa yang diperoleh melalui proses belajar dan interaksi, sehingga menjadi bagian dari integrasi dalam kehidupan yang penuh toleransi.
"PBTY ini menjadi momentum untuk merenungkan kembali bagaimana membangun semangat ke-Indonesiaan. Bagaimanapun, setiap suku adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, dengan karakter khas yang tidak perlu dihilangkan identitasnya," kata Sultan saat membuka PBTY XX di Nol KM Jogja, Kamis (6/2/2025) malam.
Advertisement
Pembukaan ditandai dengan tabuhan tanggu oleh Sultan dan sejumlah pejabat yang hadir. Acara juga dimeriahkan dengan sejumlah penampilan seni baik tradisional maupun modern yang membuat suasana Nol KM Jogja semakin semarak.
Sultan mengatakan, keberagaman etnis seperti Batak, Minang, Jawa, Bugis, hingga keturunan Tionghoa justru memperkaya dan memperkuat tubuh bangsa. "Keturunan Tionghoa juga berpotensi turut menyehatkan dan menguatkan bangsa Indonesia," imbuhnya.
Selain memperkuat kebersamaan lintas budaya, PBTY juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. "Dampak ekonomi dari acara ini tidak hanya berputar di Kampung Ketandan saja, tetapi juga bisa mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi dan kesalahpahaman sosial-budaya, baik di Jogja maupun di Indonesia," kata Sultan.
Tahun ini, PBTY XX berlangsung pada 6–12 Februari 2025 yang kembali digelar di Kampung Ketandan setelah sebelumnya sempat diselenggarakan di Hoo Hap Hwee, Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan, pada 2024 lalu.
BACA JUGA: Heboh Gaji ke-13 ASN Bakal Dipangkas, Menteri Keuangan Pastikan Sudah Dianggarkan
Ketua Panitia PBTY XX, Antonius Simon menyatakan, panitia telah meminta izin kepada Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu untuk menggunakan Kampung Ketandan serta bekas kampus UPN guna mendukung kelancaran acara.
"Kendala utama kami adalah keterbatasan tempat. Kami ingin mengakomodasi semua UMKM yang mendaftar, tetapi tetap harus melakukan seleksi ketat. Pendaftar juga menyertakan media sosial mereka agar proses kurasi lebih mudah," ungkap Simon.
Meski demikian, Simon optimistis PBTY XX akan meriah dengan suguhan menarik, mulai dari ragam kuliner hingga akulturasi seni budaya Nusantara. Keberadaan Teras Malioboro Baru di Kampung Ketandan juga diprediksi akan menambah kemeriahan.
"Kami yakin PBTY XX akan menjadi event nasional yang diperhitungkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203418/asn.jpg)
Kepastian Pencairan Gaji Ke-13 PNS Masih Menunggu Terbitnya PP
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BNNP DIY Sebut 2 Kelurahan di Jogja Rawan Peredaran Narkoba Tertinggi
- Suhu Udara Panas Picu Lonjakan Kasus DBD di Sleman hingga 675 Pasien
- Pemda DIY Klaim Kondisi Ekonomi di Jogja Bakal Tetap Tangguh Meski Melakukan Efisiensi Anggaran, Ini Alasannya
- Efisiensi Anggaran, Pemkab Kulonprogo Tunda Program Padat Karya di 29 Titik
- Empat Pelaku Sindikat Pencurian Sepeda Motor Diringkus Polresta Jogja
Advertisement
Advertisement