Advertisement
Dampak Efesiensi Anggaran, Pelaku Wisata di DIY Bidik Potensi Wisata Insentif

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Para pelaku pariwisata di DIY kini bersiap membidik potensi wisata insentif menghadapi dampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) DIY Bobby Ardiyanto, menilai wisata insentif dari perusahaan swasta berpeluang memberikan kontribusi besar untuk industri pariwisata di DIY.
Advertisement
BACA JUGA: Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bantul Diprediksi Menurun pada Libur Akhir Tahun Ini
"Selama ini kegiatan pemerintah yang menopang industri pariwisata DIY. Saat ini, kami merumuskan pasar wisata insentif ini baik itu di nasional ataupun internasional. Ini yang perlu kita petakan karena selama ini market ini tidak serius kita kerjakan," ujar dia, Kamis (13/2/2025).
Wisata insentif merupakan program apresiasi perusahaan terhadap karyawan atau mitra bisnis yang biasanya diwujudkan melalui fasilitas perjalanan wisata. Namun, menurut Bobby, selama ini banyak perusahaan yang lebih memilih destinasi luar negeri, padahal potensi di dalam negeri sangat besar.
Padahal, dia meyakini wisata insentif memiliki daya beli tinggi sehingga diharapkan mampu menggerakkan berbagai sektor pariwisata di tengah pengetatan anggaran pemerintah.
Bobby mengakui selama ini kegiatan pemerintah menyumbang sekitar 55 persen dari total pendapatan industri pariwisata, terutama untuk mengisi masa "low season" pada awal tahun.
Namun, dengan kebijakan efisiensi anggaran, banyak agenda pemerintah yang dibatalkan, utamanya kegiatan "meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE)" sehingga memicu penurunan okupansi hotel, restoran, dan jasa travel di DIY.
"Apapun itu, inilah yang kita harus hadapi, tentunya mencari jalan keluar akan jauh lebih produktif dibanding kita ribut dengan hal ini," ucap dia.
BACA JUGA: Pemda DIY Bakal Dapat Kamera Pemantau Lalu Lintas Baru Berbasis AI
Untuk mengoptimalkan wisata insentif, Bobby meminta dukungan pemerintah pusat dalam bentuk regulasi untuk mewajibkan perusahaan lebih memilih destinasi wisata domestik ketimbang luar negeri.
Dia juga berharap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak perusahaan-perusahaan besar di Yogyakarta memprioritaskan program insentif mereka di dalam daerah.
"Jepang pernah melakukan strategi ini pascapandemi, dimana pemerintahnya mengimbau agar seluruh kegiatan wisata insentif dilakukan di dalam negeri," ujar dia.
Sejumlah strategi lain juga mulai dipersiapkan GIPI DIY, termasuk mengembangkan "sport tourism" dan "wellness tourism" yang bisa menggaet pasar wisata insentif.
"Kita akan coba garap potensi di luar 'existing market', terutama di periode 'low season' yang selama ini sangat bergantung pada kegiatan pemerintah," ujar Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perjalanan KRL Terganggu Akibat Kebakaran Rumah di Pinggir Rel
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- BMKG DIY Keluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Malam Ini
- Maksimalkan Penerimaan Retribusi dan Pajak, Pemkot Teken Kerjasama TP2DD dengan BRI
- Jadwal KA dari Stasiun Tugu ke Bandara YIA, Selasa 25 Maret 2025
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Keberangkatan dari Palur hingga Purwosari, Selasa 25 Maret 2025
- Jadwal Lengkap KA Prameks dari Kutoarjo ke Jogja, Selasa 25 Maret 2025
Advertisement
Advertisement