Advertisement
Petani di Kulonprogo Mendapat Pelatihan Cara Memangkas Padi yang Baik dan Benar, Ini Tujuannya

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Puluhan petani dari Kapanewon Sentolo dilatih pruning atau pemangkasan tanaman padi yang tujuannya meningkatkan hasil panen dan mengantisipasi hama. Kegiatan ini dilakukan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sentolo dengan praktik langsung pada lahan padi seluas 2.500 meter persegi.
Koordinator BPP Sentolo, Hendro Santoso menjelaskan pada Kamis (13/2/2025) bahwa pemangkasan tanaman padi jadi hal baru dan tak lumrah di wilayahnya. “Banyak yang menganggap tidak lazim karena menganggap tanaman padi bagus-bagus kok dipangkas,” katanya.
Advertisement
BACA JUGA: Tanam Padi Seluas 2.500 Hektare di Bantul Ditarget Selsai Akhir Februari
Meski begitu pemangkasan tanaman padi ini, jelas Hendro, bikin banyak petani penasaran mengingat hasilnya yang jadi lebih baik. “Sebelum pelatihan ini, banyak petani yang menayangkan video viral pruning itu. Lalu kami teliti pada banyak jurnal pertanian juga dan cari petani yang sudah mempraktikannya,” terangnya.
Hasil tinjauan pustaka BPP Sentolo dan studi ke petani yang mempraktikannya, menurut Hendro, memang terbukti lebih baik hasil panennya. Guna meningkatkan kepercayaan para petani itu kemudian dilakukan pelatihan tersebut.
Hendro menjelaskan pemangkasan padi dilakukan saat berusia 25 hari. Tujuan pemangkasan ini untuk memastikan tidak ada tanaman yang menutupi lainnya sehingga dapat tumbuh besar bersama dan produktivitasnya meningkat. “Soalnya kalau tidak dipangkas ada tanaman yang tertinggal lalu tidak maksimal tumbuhnya yang berakibat tidak maksimal panennya,” paparnya.
Pemangkasan tanaman padi juga menyebabkan telur hama yang menempel juga turut jatuh dan tidak berkmebang biak lagi. “Kemarin kami praktikan banyak telur keong yang menempel di padi jadi rontok yang dapat mengurangi hama yang ada,” jelasnya.
Meski dipangkas tidak menghambat masa tanam padi, lanjut Hendro, sehingga jadwal panen tidak berubah. “Tidak mengganggu masa panen, bukan berarti kalau dipangkas panen jadi mundur,” ujarnya.
Seorang petani dari Kalurahan Bnaguncipto, Sentolo, Sukardi yang turut serta dalam pelatihan tersebut menyebut rasa penasarannya terjawab dari pelatihan tersebut. “Penjelasannya saya pahami, saya juga lihat praktiknya langsung,” ujarnya.
Praktik pruning ini akan dicoba Sukardi di lahan sawahnya. “Akan saya praktikan, tapi tidak semuanya. Mau lihat apakah hasilnya memang lebih baik, jadi saya coba di lahan yang 200 meter persegi dulu saja,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
- Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
- Cek! Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
Advertisement
Advertisement