Advertisement
Petani di Kulonprogo Mendapat Pelatihan Cara Memangkas Padi yang Baik dan Benar, Ini Tujuannya
![Petani di Kulonprogo Mendapat Pelatihan Cara Memangkas Padi yang Baik dan Benar, Ini Tujuannya](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/13/1204052/img-1493.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Puluhan petani dari Kapanewon Sentolo dilatih pruning atau pemangkasan tanaman padi yang tujuannya meningkatkan hasil panen dan mengantisipasi hama. Kegiatan ini dilakukan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sentolo dengan praktik langsung pada lahan padi seluas 2.500 meter persegi.
Koordinator BPP Sentolo, Hendro Santoso menjelaskan pada Kamis (13/2/2025) bahwa pemangkasan tanaman padi jadi hal baru dan tak lumrah di wilayahnya. “Banyak yang menganggap tidak lazim karena menganggap tanaman padi bagus-bagus kok dipangkas,” katanya.
Advertisement
BACA JUGA: Tanam Padi Seluas 2.500 Hektare di Bantul Ditarget Selsai Akhir Februari
Meski begitu pemangkasan tanaman padi ini, jelas Hendro, bikin banyak petani penasaran mengingat hasilnya yang jadi lebih baik. “Sebelum pelatihan ini, banyak petani yang menayangkan video viral pruning itu. Lalu kami teliti pada banyak jurnal pertanian juga dan cari petani yang sudah mempraktikannya,” terangnya.
Hasil tinjauan pustaka BPP Sentolo dan studi ke petani yang mempraktikannya, menurut Hendro, memang terbukti lebih baik hasil panennya. Guna meningkatkan kepercayaan para petani itu kemudian dilakukan pelatihan tersebut.
Hendro menjelaskan pemangkasan padi dilakukan saat berusia 25 hari. Tujuan pemangkasan ini untuk memastikan tidak ada tanaman yang menutupi lainnya sehingga dapat tumbuh besar bersama dan produktivitasnya meningkat. “Soalnya kalau tidak dipangkas ada tanaman yang tertinggal lalu tidak maksimal tumbuhnya yang berakibat tidak maksimal panennya,” paparnya.
Pemangkasan tanaman padi juga menyebabkan telur hama yang menempel juga turut jatuh dan tidak berkmebang biak lagi. “Kemarin kami praktikan banyak telur keong yang menempel di padi jadi rontok yang dapat mengurangi hama yang ada,” jelasnya.
Meski dipangkas tidak menghambat masa tanam padi, lanjut Hendro, sehingga jadwal panen tidak berubah. “Tidak mengganggu masa panen, bukan berarti kalau dipangkas panen jadi mundur,” ujarnya.
Seorang petani dari Kalurahan Bnaguncipto, Sentolo, Sukardi yang turut serta dalam pelatihan tersebut menyebut rasa penasarannya terjawab dari pelatihan tersebut. “Penjelasannya saya pahami, saya juga lihat praktiknya langsung,” ujarnya.
Praktik pruning ini akan dicoba Sukardi di lahan sawahnya. “Akan saya praktikan, tapi tidak semuanya. Mau lihat apakah hasilnya memang lebih baik, jadi saya coba di lahan yang 200 meter persegi dulu saja,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/13/1204079/hasto-kristiyanto.jpg)
Praperadilan Ditolak PN Jaksel, Status Tersangka Hasto Kristiyanto Sah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203856/innside.jpg)
Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Demi Pelestarian, Wayang Kulit Tatah Sungging Wukirsari didaftarkan Jadi Indikasi Geografis
- Dosen dan Mahasiswa UGM Gelar Aksi Demo, Tuntut Pencairan Tukin
- Tim SAR di Pantai Gunungkidul Butuh Personel Tambahan dan Sarana Prasarana Pendukung untuk Operasional
- Kenalkan Durian Patuk, HeHa Sky View Gelar Pasar Durian Runtuh
- Sampah Menumpuk Lagi di Depo Kotabaru, Penjual Bunga Sambat Omzet Anjlok
Advertisement
Advertisement