Advertisement

Menggelorakan Kembali Lagu Anak di Indonesia

Sirojul Khafid
Jum'at, 14 Februari 2025 - 08:47 WIB
Sunartono
Menggelorakan Kembali Lagu Anak di Indonesia Ilustrasi anak-anak - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Awal Februari ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merilis sepuluh lagu anak-anak. Lagu-lagu yang masuk dalam Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (Kicau) tersebut sebagai cara penanaman karakter pada anak.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mendorong upaya pelestarian lagu anak untuk Indonesia melalui penciptaan berbagai lagu-lagu anak baru. "Kami sering bercanda, anak-anak itu dulu nyanyinya 'Balonku Ada Lima', sekarang nyanyinya 'menghitung hari'. Dulu nyanyinya 'Pelangi-Pelangi Alangkah Indahmu', sekarang nyanyinya 'Ada Pelangi di Matamu'," kata Abdul Mu'ti, belum lama ini.

Advertisement

Oleh karena itu, Mendikdasmen membuat lomba Kicau untuk memberikan lagu-lagu yang menanamkan karakter, menanamkan rasa cinta tanah air, cinta alam dan juga berbagai macam karakter mulia yang lainnya. Dalam kegiatan ini, kata dia, diumumkan 10 lagu anak menjadi pemenang, dari sekitar 400 lagu yang dilombakan sebelumnya.

Kesepuluh lagu tersebut akan dikompilasi menjadi satu album. "Kemudian saya juga sudah minta panitia untuk yang tidak menang pun nanti dilihat lagi, dan bisa kita kompilasi lagi supaya lagunya tidak hanya 10, tapi mudah-mudahan bisa 20 atau lebih dari itu," katanya.

Mu'ti juga menyebutkan lagu-lagu tersebut nantinya akan ditayangkan di Youtube dan laman web Kemendikdasmen. Di samping itu, lagu-lagu tersebut juga nantinya akan disebarluaskan melalui bentuk yang mudah diakses, sehingga langkah sosialisasi melalui TK, PAUD, dan berbagai layanan pendidikan anak usia dini yang lainnya bisa dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen, Nunuk Suryani, mengatakan kegiatan ini juga dalam rangka memperbanyak koleksi lagu anak-anak Indonesia. "Ini juga sebagai media pembelajaran bagi para pendidik PAUD, agar mereka lebih menyenangkan dalam membelajarkan matematik, berhitung, atau yang lainnya," katanya.

Nunuk mengatakan pemenang dari kegiatan ini juga mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai penghargaan dari lagu yang diciptakan. Melalui kegiatan ini, Nunuk berharap lagu-lagu ini bisa membawa dampak positif untuk anak-anak Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengatakan kementeriannya akan membantu distribusi lagu-lagu anak baru. “Kami sudah beberapa kali pertemuan dengan para platform (media sosial) yang besar-besar, pada prinsipnya mudah-mudahan semuanya mendukung dan ini nanti tentu akan dikaji lagi oleh tim kerja jadi nanti aturan-aturan lainnya akan kita bahas bersama,” katanya.

Kemkomdigi akan membantu mendistribusikan lagu-lagu anak tersebut di berbagai platform media sosial untuk lebih mudah diakses dan mencapai penyebaran yang lebih luas pada target audiens anak dan orang tua. Meutya mendukung segala kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik anak di era sekarang yang semua serba digital.

“Waktu ruang digital anak-anak dinilai sudah terlalu banyak. Kami juga ingin orangtua mendukung ini, lagu bermain dengan teman-temannya yang memerlukan interaksi secara langsung merasakan kenikmatan bermain bersama sambil belajar tentunya,” kata Meutya.

Peranan Lagu Anak dalam Tumbuh Kembang

Dalam catatan Anugerah Musik Indonesia (AMI), dalam dua tahun terakhir jumlah lagu anak yang didaftarkan untuk AMI Awards mencapai 184 lagu (tahun 2023), dan 168 lagu (tahun 2024). Meski jumlahnya cukup banyak, namun pekerjaan rumahnya berupa menaikkan ke permukaan, terutama pada anak-anak kecil.

Lagu anak bukan sekadar musik biasa, melainkan punya peranan besar terhadap tumbuh kembang anak. Anak-anak belum memiliki kesadaran penuh terhadap sebab-akibat dari sebuah perilaku. Melalui lirik yang memuat nilai-nilai kehidupan yang positif, lagu anak berpotensi membimbing anak-anak.

Psikolog Anak, Efnie Indrianie, mengatakan saat seseorang menyanyikan lagu secara berulang, otomatis menyanyikan lagu secara refleks. Setelah refleks menyanyikan lagu, kata-kata dalam lagu itu terkunci di alam pra-sadar kita. Dengan kata-kata terkunci di alam pra-sadar manusia, hal itu memengaruhi kondisi psikis kita.

“Itulah pentingnya lagu anak memiliki lirik yang baik, berisi motivasi, dan penanaman value-value yang positif. Karena ketika menanamkan value itu melalui lagu dan dinyanyikan secara berulang tanpa disadari, itu akan terserap di alam pra-sadar,” kata Efnie, yang juga menulis buku Quantum Otak - 7 Rahasia Melejitkan Kecerdasan Anak.

Fenomena lain yang terkait berupa pola konsumsi konten dan lagu anak melalui internet, khususnya YouTube, yang didominasi bahasa asing. Seringkali anak-anak terpapar lagu-lagu asing yang bukan menjadi bahasa ibu dalam fase pertama anak berkomunikasi. Ini menjadi persoalan tersendiri, karena hal itu tidak memberikan dampak terhadap pertumbuhan karakter anak. Singkatnya, mengganti lagu anak berbahasa Indonesia dengan lagu-lagu berbahasa asing tak selalu tepat.

Efnie mengatakan lagu-lagu berbahasa asing akan bisa menggantikan lagu-lagu anak Indonesia, kalau anak paham liriknya. “Kalau anaknya bilingual mungkin dia akan sedikit menangkap artinya. Tetapi jika anak itu monolingual, atau bilingual bukan native. Misal anak bisa bahasa Jawa dan Indonesia, atau Sunda dan Indonesia, yang akan diserap anak nadanya saja. Tidak menyerap esensi dan meaning dari lagu itu karena tidak paham,” katanya.

Belajar Bahasa

Pentingnya lagu anak juga terangkum dalam penelitian berjudul Pemanfaatan Lagu Sebagai Implementasi Model Pakem Pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Dan Sekolah Dasar karya Zulfa Bakar.

Lagu efektif digunakan sebagai media pembelajaran berbahasa, khususnya fase menyimak. Hal ini lantaran lagu memiliki dua unsur berupa musik dan lirik. Musik dapat memfasilitasi kemampuan belajar berbahasa, karena ritme musik dan pola kalimat memiliki bentuk serupa. Hal lainnya, karena lagu memiliki keseimbangan secara matematika sementara lirik membantu siswa memahami dan menyimak karena harus didengarkan dengan seksama.

Pakar psikologi perkembangan Piaget menyarankan agar penggunaan lagu sebagai media belajar haruslah mempertimbangkan kesiapan siswa sesuai tahap perkembangan psikologisnya. “Karena itu, pembelajaran melalui musik dalam rentang usia dini sampai sekolah dasar diarahkan pada kesempatan untuk bermusik, siswa mempelajari durasi melalui kegiatan bernyanyi, menggambar dan bergerak,” tulis dalam laporan.

Untuk memaksimalkan pembelajaran bahasa pada anak, beberapa metode yang dapat digunakan. Pertama berupa memainkan alat musik dan bernyanyi serta membantu mereka menyimak dengan gerakan, potongan lagu atau gambar. Kedua membantu murid membentuk "peta belajar' dengan menggerakkan jari di udara mengikuti alunan musik dan memindahkannya pada sebuah kertas. Ketiga dengan menulis pengalaman, cerita, atau interpretasi berdasarkan lagu yang mereka dengarkan yang dikombinasikan dengan pengalaman pribadi siswa.

“Dengan memperhatikan petunjuk dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak ‘bermusik’ daripada mengikuti materi melalui buku, maka orangtua, guru dan murid akan mendapatkan suasana yang menyenangkan saat membangun dasar yang kuat untuk melakukan proses pembelajaran,” tulisnya.

Bagian dari Kultur Pop Orang Indonesia

Sejarah lagu anak di Indonesia cukup panjang. Perjalanan lagu anak mulai dari folksong anak hingga pop. Folksong anak atau nursury rhymes kerap dilagukan orang tua atau kakek-nenek. Sementara industri pop anak terbentuk sejak era 1970-an.

Era itu bermunculan penyanyi anak seperti Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Yoan Tanamal, dan juga band atau penyanyi dewasa pun banyak yang merilis lagu anak. Ceruk industri yang besar membuat kancah lagu anak menjadi bisnis yang menjanjikan.

Mendongkrak kembali semarak lagu anak tentu bukan pekerjaan mudah yang bisa diselesaikan satu atau dua pihak saja. Diperlukan peran kolektif untuk membuat lagu anak Indonesia kembali berjaya. Sayangnya, tidak semua pihak terkait punya kemauan untuk itu.

Sesekali, upaya ini datang dari para musisi yang prihatin. Seperti Titiek Puspa yang menggagas grup anak Duta Cinta, atau Erwin Gutawa yang pernah menggarap kolektif Di Atas Rata-Rata yang mengumpulkan anak-anak berbakat musik dari seluruh Indonesia. Sayangnya, upaya-upaya ini mendapat banyak tantangan soal keberlanjutannya. Seringkali niatan menggelorakan lagu anak tak bersambut popularitas dan sukses komersial. Dengan kata lain, ini adalah jalan sunyi industri musik.

Pengamat musik, David Tarigan, mengatakan popularitas lagu anak sangat tergantung dari hook lagu. Di samping itu, proses membuat lagu dapat dijangkau anak-anak secara luas melalui mekanisme distribusi dan strategi pemasaran musik juga perkara yang cukup menantang.

David merasa adanya persoalan terkait distribusi. Terdapat persoalan yang esensial, seperti teknis seperti hook-hook lagu anak. Lagu anak sangat penting hook dari lagunya. “Kalau ingin membuat lagu anak sekali lagi penting membuat hook yang nyangkut di kepala anak. Hal yang mudah diingat. Jika memang sudah sesuai dan ada eksposur, bisa saja jadi populer. Tetapi, dalam masa sekarang apakah mungkin pebisnis atau pengusaha mengeluarkan modal atau investasi untuk lagu anak?” kata David.

David juga berpendapat untuk memantik kembali popularitas dan tren lagu anak dalam industri musik secara umum, diperlukan semangat kolektif dari berbagai pihak. Termasuk musisi-musisi dewasa yang punya inisiatif merilis lagu anak. “Untuk membuat industri lagu anak semarak lagi tidak bisa datang dari satu pihak saja, kalau ada inisiatif yang kolektif, ramai-ramai kembali meramaikan lagu anak dengan disadari secara sengaja atau tidak, itu mungkin menarik,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perjalanan KRL Terganggu Akibat Kebakaran Rumah di Pinggir Rel

News
| Selasa, 25 Maret 2025, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya

Wisata
| Sabtu, 22 Maret 2025, 16:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement