Advertisement
Jazz Gunung Series 1 & 2 BROMO: Tidak Hanya Menyajikan Pagelaran Musik, Tapi 90 Karya Akan Menghiasi Venue

Advertisement
JOGJA - Selain menyajikan pergelaran musik, dalam perhelatan Jazz Gunung BRI Series 1 & 2: BROMO (2025) kali ini dihadirkan banyak karya seni visual dari ISI Yogyakarta.
Agenda yang diadakan oleh PT. Jazz Gunung Indonesia ini menyajikan karya lukisan, grafis, patung, poster (film, animasi dan acara pertunjukan), desain grafis, desain interior, fotografi, hingga seni instalasi. Karya-karya ini berfungsi tidak hanya menjadi pelengkap ruang, tetapi juga memperkaya pengalaman estetika para pengunjung.
Advertisement
Sejumlah 90-an karya para partisipan (dosen dan mahasiswa) mengikuti agenda yang disupport oleh BRI ini. Para peserta ini berasal dari tiga fakultas yang ada di ISI Yogyakarta. Pertama, ada nama perupa Lutse Lambert, Dwita Anja Asmara, Otok H., M. Sholahuddin, Dony Arsetyasnmoro, I Gede Arya Sucitra, Yoga Budi Wantoro dan lainnya hingga karya berupa buku dari prodi Tata Kelola Seni. Semua berasal dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
BACA JUGA: Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
Nama lainnya seperti Edial Rusli, Pamungkas, Ika Yulianti, Irwandi, M. Fajar Apriyanto, dan nama dosen lainnya bersama mahasiswa yang memproduksi karya fotografi, poster produk televisi, animasi, videografi beserta lainnya karya dosen dan mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam (FSMR). Adapun 20-an poster acara seni pertunjukan adalah bagian dari dokumen atau arsip publikasi dan promosi atas kerja para dosen dan mahasiswa dari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP). Mereka membawa kita pada sejumlah hal penting untuk dicermati lebih jauh.
Pameran ini menurut kurator Mikke Susanto dikerjakan sebagai wujud nyata kolaborasi antar lembaga seni yang saling memperkuat ekosistem kreatif, yakni antara PT. Jazz Gunung Indonesia dan ISI Yogyakarta. Kerja sama ini, menurut Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn. membuka peluang lintas disiplin yang tidak hanya merayakan jazz sebagai ekspresi musikal, tetapi juga sebagai momentum bertemunya berbagai medium seni visual dan seni musik dalam satu ruang dialektika.
Sedangkan menurut Sigit Pramono, founder Jazz Gunung Bromo, dalam perkembangan seni visual hari ini, hubungan jazz gunung dan seni visual telah membuka kemungkinan luas: seni yang lebih cair, terapi seni, multisensorial, improvisasional, dan menyatukan manusia dengan alam semesta. Untuk itulah pameran seni visual dalam sebuah pergelaran jazz ini penting untuk dilakukan. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tim SAR Gabungan Berangkat ke Rinjani Evakuasi Pendaki Asal Swiss
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Dorong Profesionalisme Koperasi
- Biro PIWPP Rumuskan Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di DIY
- Lurah Tamanmartani Sleman Keluhkan Sampah Kiriman dari Selokan Mataram Hulu
- Ini Jadwal Penetapan Ganti Rugi Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Ruas Jogja-YIA Kulonprogo di Desa Balecatur Gamping
- Belum Ditemukan Beras Oplosan, Pemda DIY dan Kepolisian Tingkatkan Pengawasan
Advertisement
Advertisement