Advertisement

IIS UGM dan OM Institute Bersama GoTo Gelar Short Course STAIR 2025

Media Digital
Senin, 17 Februari 2025 - 19:47 WIB
Arief Junianto
IIS UGM dan OM Institute Bersama GoTo Gelar Short Course STAIR 2025 Suasana konferensi pers Short Course STAIR 2025 di Fisipol UGM pada Senin (17/2/2025). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati 

Advertisement

SLEMAN—Institute of International Studies Universitas Gajah Mada (IIS UGM) dan Omong-Omong Institute (OM Institute) bersama GoTo Group (GoTo) menggelar Short Course kolaboratif perdana yang berfokus pada bidang studi Science, Technology, and Art in International Relations (STAIR) sepanjang Maret 2025.

Kursus pendek ini digelar dengan menggabungkan sains, teknologi dan seni untuk menganalisa perubahan politik, ekonomi dan sosial secara komprehensif. Terbuka bagi untuk seluruh kalangan, baik dari mahasiswa tingkat akhir hingga akademisi lanjutan yang menempuh pendidikan pascasarjana maupun studi doktoral, Short Course ini akan diampu oleh dua pakar dalam studi STAIR.

Advertisement

Keduanya, masing-masing adalah Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Suci Lestari Yuana sekaligus penggerak dari STAIR Community Indonesia; dan Okky Puspa Madasari Research Fellow IIS dan Ketua dari Yayasan Okky Puspa Madasari.

Dalam empat sesi daring dengan durasi 120 menit, peserta akan memperoleh kerangka analisis lintas disiplin yang menggabungkan sains dan teknologi, sekaligus kesempatan menerapkan sudut pandang STAIR dalam menyusun kebijakan, rekomendasi atau riset dengan bimbingan profesional dari para pengajar.
Penggerak STAIR Community Indonesia, Suci Lestari Yuana menjelaskan STAIR tidak hanya menggabungkan sains, teknologi, dan seni saja. Akan tetapi STAIR berupa melihat bidang-bidang tersebut dalam sudut pandang HI.

Dari beberapa kasus yang ada AI lanjut Nana kerap dilihat sebagai barang yang pasif. Bukan dilihat sebagai sebuah aktor yang bisa mempengaruhi kebijakan dan memengaruhi manusia. "Itu belum banyak yang membahas kisah itu, itu yang kami lakukan oleh STAIR," ujar dia. 

Lebih lanjut Nana melihat ada potensi besar pada STAIR dalam keterlibatan memberi solusi di tengah kompleksnya era digital. "STAIR memiliki potensi besar untuk memberikan solusi terhadap tantangan sosial yang semakin kompleks di era digital ini," ujar dia. "Dengan melihat teknologi sebagai agen yang membentuk realitas sosial dan politik, STAIR mengajak berpikir secara lebih kritis tentang dampak transformasi digital terhadap masyarakat," ujar Nana. 

Sementara itu Research Fellow IIS UGM, Okky Puspa Madasari menilai Short Course STAIR bisa menjadi wadah berbagai elemen dari latar belakang keilmuan untuk berkolaborasi mewujudkan perubahan dan inovasi sosial. "Short Course STAIR juga akan menjadi platform bertemunya ilmuwan, praktisi, kalangan bisnis dan pengambil kebijakan untuk mendorong lahirnya kolaborasi menuju perubahan dan inovasi sosial di Indonesia," ujar dia.

BACA JUGA: Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Luncurkan Sahabat-AI, Ini Tujuannya

Kursus ini akan menelusuri empat topik berbeda, yakni STAIR dan Pendekatan Lintas Disiplin; Teknologi dan AI dalam Kebijakan Publik; Analisis Seni dan Estetika dalam Politik Global; serta Menganalisis dan Menulis dengan Perspektif STAIR.

Para peserta yang tertarik memgikuti kursus dapat mendaftar mulai 30 Januari 2025 sampai dengan 28 Februari 2025.

Mengatasi Gap

STAIR Short Course didukung penuh oleh GoTo. Sebagai sponsor tunggal dalam kursus ini. GoTo memberi kesempatan mendapatkan beasiswa mengikuti Short Course tanpa dipungut biaya.

Selain itu beasiswa diberikan kepada 10 awardee agar dapat mengikuti Short Course secara gratis. 

Sebagai salah satu ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo secara konsisten berkomitmen untuk mengembangkan talenta lokal agar generasi muda bisa menjadi pemimpin teknologi masa depan.

Keterlibatan GoTo di inisiatif ini merupakan bentuk nyata GoTo #BerjuangUntukIndonesia untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi. 

Corporate & Tech Regulatory Manager PT Goto Gojek Tokopedia Tbk, Safira Pusparani mengungkapkan GoTo juga mengembangkan AI open source bermama Sahabat AI.
Large Language Model (LLM) yang dikembangkan GoTo berbasis Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah.  "Kami melihat sebenarnya ada gap dalam pengembangan LLM secara global, di mana seperti teman-teman tahu lebih banyak ini dibuat oleh startup ataupun perusahaan teknologi dari luar negara," ujarnya. 

LLM, kata Safira, masih didominasi oleh pelaku-pelaku di luar Indonesia. Sedangkan di Indonesia sudah ada beberapa LLM tapi belum banyak yang mengeksplorasi bahasa-bahasa daerah. "Sahabat AI ini tujuannya dalam mengisi gap tersebut, gimana caranya Indonesia bisa membuat LLM-nya sendiri dari orang Indonesia dan untuk orang Indonesia," tegasnya. 

Meski secara promosi belum sebesar LLM lainnya yang sudah berkembang, tetapi Safira menegaskan Sahabat AI rancangan GoTo diharapkan bisa terus berkembang dan membuat solusi yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia. "Sejauh ini Sahabat AI yang sudah diluncurkan November bulan lalu itu, sudah ada bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia juga. Harapan ke depannya, kami akan bisa menginput lebih banyak lagi bahasa daerah," ujar dia. "Jadi memang Sahabat AI bisa dibilang lebih inklusif dibandingkan open source LLM lainnya yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan dari luar negeri," ujar dia. 

Safira menambahkan, Sahabat AI ini memang dibuat untuk bisa meningkatkan inklusivitas dan juga mengurangi gap yang ada. Di mana semua orang Indonesia bisa mengakses AI, dalam hal ini LLM, dan juga bisa berkontribusi untuk mengembangkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Resmi Dilantik Jadi Gubernur dan Wagub Jateng, Ini Program Perioritas Ahmad Luthfi dan Taj Yasin

News
| Kamis, 20 Februari 2025, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature

Wisata
| Senin, 17 Februari 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement