Advertisement

Daerah Irigasi Mlati - Krajan Akan Dimatikan 3 Bulan, DPUPKP Sleman Minta Pembudidaya Ikan Tak Menebar Benih

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 27 Februari 2025 - 05:47 WIB
Ujang Hasanudin
Daerah Irigasi Mlati - Krajan Akan Dimatikan 3 Bulan, DPUPKP Sleman Minta Pembudidaya Ikan Tak Menebar Benih Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPKP Sleman, Ari Triyono, sedang menjelaskan rencan rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Mlati - Krajan di kantornya, Kalurahan Tridadi, Sleman, Sleman, Rabu (26/2/2025). - Harian Jogja / Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman akan mematikan aliran di Daerah Irigasi (DI) Mlati - Krajan selama tiga bulan sejak Juli 2025. Air tidak akan mengalir ke jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier. DPUKP sementara waktu akan merehabilitasi DI tersebut.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPKP Sleman, Ari Triyono, mengatakan pihaknya menerima pagu usulan partisipasi masyarakat (PUPM) dari Kalurahan Sendangadi dan Kapanewon Mlati untuk merehabilitasi DI Mlati - Krajan.

Advertisement

“Mereka minta ada rehabilitasi. Soalnya air dari hulu tidak mencapai hilir. Padahal di daerah hilir ada area persawahan yang harus diairi. Nanti kami akan merehab selama 90 hari. Ini kami masih sosialisasi dan pendekatan,” kata Ari ditemui di kantornya, Rabu (26/2/2025).

Ari menerangkan air dari daerah hulu tidak dapat mencapai hilir lantaran pemanfaatan air irigasi untuk budidaya ikan belum diatur sesuai kebutuhan dan air aliran dari kolam dibuang ke sungai.

Paling tidak, rehabilitasi akan mereka mulai pada Juli 2025. Sebab itu, DPUPKP meminta agar Pokdakan tidak menebar benih ikan. Pasca rehabilitasi, Ari berharap air dapat mengalir hingga hilir atau area persawahan di Kalurahan Sinduadi.

BACA JUGA: Wapres Gibran Kunjungi Proyek Tol Jogja-Bawen, Berharap Segera Tersambung ke Semarang

“Ada empat Pokdakan yang mendukung rencana rehabilitasi ini dan pengaturan distribusi air. Tapi mereka minta juga ada sosialisasi ke anggota kelompok. Kami inginnya proses rehabilitasi berjalan kondusif dan semua bisa terlayani dan tepat manfaat,” katanya.

Ari menambahkan ada 48 paket pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi pada 2025 yang sumber pendanaannya dari APBD Sleman sebesar kurang lebih Rp11 miliar. Mayoritas jaringan tersebut mengalami kerusakan pada dinding dan lantai yang jebol.

Kontrak rehabilitasi DPUPKP rencanakan pada Juli 2025. Rehabilitasi jaringan-jaringan air tersebut ditarget selesai pada November 2025. Pekerjaan tidak boleh terlambat dari target. Pasalnya, hujan berpotensi turun pada November. Hal ini dapat mengganggu proses rehabilitasi.

Sementara, Ketua Tim Kerja Peningkatan Jaringan Irigasi,  Bandiyanta Dwi Saputra, mengatakan ada 853 DI yang menjadi kewenangan Kabupaten Sleman dan masih ada DI yang menjadi kewenangan DIY dan BBWSO.

“BBWSSO itu berwenang mengelola atau mengatur sumber air dari Selokan Mataram dan Van Der Wick. Provinsi juga berwenang mengatur untuk sumber air lintas kabupaten/ kota seperti Bendung di sisi timur Museum Affandi itu,” kata Bandiyanta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gibran Minta Kepala Daerah Bersinergi di Bawah Satu Komando Presiden Prabowo

News
| Kamis, 27 Februari 2025, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Sempat Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem, Ranu Regulo di Kawasan Bromo Tengger Semeru Dibuka Kembali

Wisata
| Sabtu, 22 Februari 2025, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement