Advertisement
Program KTB Belum Menyasar Semua Kalurahan di Gunungkidul, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul berencana membentuk kalurahan Tangguh bencana di dua kalurahan di tahun ini. Hingga sekarang, baru ada 89 kalurahan berstatus kalurahan Tangguh bencana untuk mitigasi bencana.
Sub Koordinator Kelompok Subtansi Pencegahan Bencana, Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa Arifianto mengatakan, upaya mitigasi bencana terus dilakukan di Kabupaten Gunungkidul. Salah satunya dilaksanakan dengan membentuk kalurahan Tangguh bencana.
Advertisement
BACA JUGA: DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Meski demikian, kata dia, belum semua kalurahan terbentuk. Hingga saat ini, baru ada 89 kalurahan Tangguh bencana. “Jadi memang belum semua karena keterbatasan anggaran, maka belum bisa terbentuk di 144 kalurahan,” kata Agus, Kamis (27/2/2025).
Dia menjelaskan, tahun ini kalurahan Tangguh bencana akan dibentuk di Kalurahan Jetis, Saptosari dan Grogol di Kapanewon Paliyan. Menurut Agus, kategori kalurahan tangguh bencana disesuaikan dengan karakteristik dan potensi kebencanaan di masing-masing wilayah.
“Sebelum dibentuk ada sejumlah pelatihan baik berupa gladi bersih maupun gladi lapangan berkaitan dengan upaya penaganan saat terjadi bencana alam,” katanya.
Ia berharap dengan pembentukan ini maka upaya mitigasi kebencanaan dapat dioptimalkan sehingga saat terjadi bencana dapat dilakukan penanganan secara efektif. Salah satu tujuan pembentukan agar bisa menekan dampak dari potensi bencana yang mungkin terjadi.
“Jaringan kalurahan Tangguh bencana akan diperluas, tapi pelaksanaan juga disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, cuaca ekstrem masih mungkin terjadi. Oleh karenanya, ia meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana.
“Kehati-hatian dan waspada dibutuhkan untuk menekan dampak dari terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.
Menurut dia, dampak dari cuaca ekstrem tidak hanya angin kencang, tapi juga ada potensi lain seperti banjir maupun tanah longsor. Purwono mengakui sudah membuat kajian terkait dengan potensi bencana di Gunungkidul.
Untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Kali Oya. Selain itu, juga ada beberapa titik di Kapanewon Girisubo.
Potensi longsor didominasi di zona utara Gunungkidul, meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. “Untuk angin kencang potensinya menyebar di seluruh wilayah di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Momentum May Day, Ahmad Luthfi Berdayakan Buruh Melalui Koperasi
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Vario Menabrak Pejalan Kaki di Jalan Affandi Depok Sleman
- Demo Hari Buruh 1 Mei 2025 di Jogja: Massa Aksi Mulai Penuhi Simpang Tugu Jogja
- Bupati: Warga Yang Punya Masalah Tanah, Silakan Lapor ke Bagian Hukum Pemkab Bantul
- Polda DIY Sudah Periksa 8 Orang Terkait Kasus Mafia Tanah yang Menimpa Mbah Tupon
- Tim Pembela Mbah Tupon: Pekan Depan Sudah Ada Tersangka
Advertisement