Advertisement
Kisah Yu Payem Bisa Bantu Ekonomi Ratusan Orang di Sentolo Kulonprogo

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Rumah milik Payem di Kidulan, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo terdiri dari dua bagian besar. Di bangunan utama, terdapat garasi yang kemudian berfungsi sebagai ruang penyimpanan kerajinan yang sudah siap jual. Di bangunan kedua, terdapat ruang produksi kerajinan dengan bahan serat agel. Serat alam ini berasal dari daun muda pohon gebang (corypha gabanga BL).
Usaha bernama Rumah Kerajinan Yu Payem tersebut bisa memproduksi berbagai produk berbahan serat agel seperti vas, cover kursi, guci, furniture rumah, sampai hiasan. Harga satuannya dari Rp30.000 sampai Rp700.000. Untuk satu set kerajinan bisa mencapai jutaan rupiah.
Advertisement
“Kebanyakan produk kerajinan menyasar pasar ekspor. Misalpun lokal dijual ke galeri di Kasongan, yang mana dibeli turis mancanegara juga,” kata Payem.
BACA JUGA : Demi Perbaikan Ekonomi, 300 KK di Jateng Antre Jadi Transmigran
Apabila berkunjung ke Rumah Kerajinan Yu Payem, hanya terlihat beberapa orang saja yang bekerja di sana. Namun apabila melihat keseluruhan yang mendapatkan dampak ekonominya, mungkin jumlahnya bisa ratusan. Banyak yang mengambil bahan kerajinan di tempat Payem, untuk kemudian dikerjakan di rumah. Biasanya mereka tetangga rumah, atau tetangga desa.
"[Salah satu yang] membuat kami bertahan karena ibu-ibu yang datang ke sini setiap hari, mesti tanya saya bisa kerja apa, itu yang bikin bertahan, berarti aku harus tetep berdiri, karena mereka menjagakan, kebanyakan perempuan," katanya.
Perjalanan Panjang
Payem akan berusaha membantu orang yang datang dan mencari pekerjaan. Dia paham dan pernah merasakan hidup susah. Saat Payem kecil, sekitar tahun 1980-an, ekonomi keluarganya belum begitu baik. Ayahnya bekerja sebagai kuli yang membersihkan batu di kebun. Sementara ibunya menjadi pengrajin bahan agel untuk dibuat menjadi lembaran bagor.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat Payem kecil harus ikut bekerja. Dia baru bisa punya uang saku untuk sekolah apabila sudah bekerja. “Dulu misal minta uang saku perlu nepung dulu, atau nyambung bahan serat agel menjadi semacam kain lembaran. Paling bisa bikin semeter persegi, baru dikasih uang jajan,” kata Payem.
Saat bekerja di tempat tetangganya, dari satu kerajinan dompet kecil, Payem bisa mendapatkan Rp125. Itu berlangsung dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama (SMP). Lulus SMP, dia merantau ke Solo dan bekerja di pabrik ekspor produk kerajinan. Berbekal keahlian sejak kecil dan juga lingkungan rumah yang merupakan sentra kerajinan serat alam, Payem menempati posisi product design dan quality control.
Dia sempat pindah bekerja dua tahun di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Payem memutuskan kembali ke Kulonprogo untuk mempermudah akses pendidikan anaknya. Dia menganggap fasilitas pendidikan di Jawa lebih memadai.
Ratusan Pekerja
Sekembalinya Payem ke Kulonprogo, perusahaan Solo tempatnya bekerja dahulu kembali menghubungi. Mereka meminta Payem membantu. Dia bersedia, namun ingin pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Anaknya masih kecil dan tidak bisa ditinggal.
Dari situ, Payem mengembangkan produknya sendiri. Dari pekerja, dia beranjak menjadi produsen kerajinan yang menyuplai pabriknya terdahulu. Order pertama pada 2018 berjumlah 25 set yang berisi 75 pcs produk kerajinan. “Setahun kemudian, atau 2019 udah mulai terima order banyak. Ada pandemi Covid-19, orderan semakin banyak, untuk jualan online, permintaan sampai dikerjakan lembur-lembur,” kata perempuan berusia 44 tahun ini.
BACA JUGA : Festival Ramadan Pegadaian 2025 Dorong Perekonomian Lokal
Dari yang awalnya tidak ada karyawan tetap, saat pandemi ada sembilan orang yang bekerja di rumah produksinya. Itu belum termasuk orang-orang yang membantu membuat kerajinan dengan sistem dibawa pulang. Semisal dijumlah semua orang yang terlibat dalam produksi kerajinan ini, bisa mencapai 300 orang. Meski di rumah produksi terlihat sepi, tapi para pekerjanya menyebar di berbagai rumah-rumah.
Orderan kerajinan sampat turun drastis saat muncul perang Ukraina-Rusia tahun 2022. Ekspor barang ke Eropa terhambat, penjualan turun 80%. Payem rugi ratusan juta. Banyak kerajinan yang rusak. Meski pemasukan menurun, namun dia berusaha tetap memenuhi gaji karyawan dan stok bahan baku.
Kini perlahan produksinya mulai bangkit. Rumah Kerajinan Yu Payem sedang mengerjakan 1.600 kerajinan untuk diekspor ke Turki. "[Salah satu yang] membuat kami bertahan karena ibu-ibu yang datang ke sini setiap hari, mesti tanya saya bisa kerja apa, itu yang bikin bertahan, berarti aku harus tetep berdiri, karena mereka menjagakan, kebanyakan perempuan," katanya.
Siap Untung, Siap Rugi
Pengusaha itu perlu siap untung, dan juga siap rugi. Banyak orang yang memulai usaha dengan proyeksi keuntungan yang tinggi. Namun tidak semuanya siap untuk menjalani masa-masa sulit, termasuk saat rugi.
Bagi Payem, merintis usaha itu perlu konsisten serta siap mental. "Perlu siap rugi juga, pernah saya ibaratnya rugi ratusan juta, sudah terlanjur bikin produk, karena perang Rusia-Ukraina, barangnya enggak diambil. Banyak barang yang saya bakar, rusak, dimakan tikus, dikencingin kucing," katanya.
Di samping itu, Payem juga mencoba menghargai setiap order yang masuk, termasuk yang jumlahnya hanya satu pcs. Dia tidak pilih-pilih orderan, semua dilayani dengan kualitas dan tenggat waktu yang sama.
BACA JUGA : THR untuk Pekerja Gig dan Mitra Kerja Ekonomi, Begini Penjelasan Ekonom
“Kami enggak membatasi order apapun, satu pesanan pun saya bikinkan. Order besar bisa dari satu. Misal ada pesenan satu, bisa jadi itu sebagai sampel produk. Pernah juga dari order satu, selang berapa bulan langsung 200 pesanan,” katanya.
Prinsip-prinsip ini yang selalu Payem pegang. Dia ingin tumbuh secara organik, dengan menjaga para relasinya, dari pekerja hingga supplier. Payem juga ingin usahanya membawa dampak bagi lingkungan, termasuk dengan memberikan pekerjaan bagi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kejagung Buka Peluang Panggil Ahok Jadi Saksi Kasus Korupsi Pertamina
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Bupati Harda Berharap Pasar Takjil Jadi Tempat Memasarkan Produk UMKM Kuliner
- Cegah Peristiwa Ledakan 2024 Terulang, Warga Bantul Dilarang Menyalakan Petasan Saat Ramadan
- Cegah Kriminalitas di Waktu Sahur, Satpol PP Jogja Gelar Operasi Gabungan
- Pemkot Jogja Sasar Pemeliharaan dan Pembangunan Saluran Drainase di 7 Titik
- Ribut-Ribut di Jalan Samas, Polisi Beri Tembakan Peringatan
Advertisement
Advertisement