Advertisement
Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem: Menelusuri Jejak Busana Abdi Dalem Kraton Jogja dalam Pameran Hamong Nagari

Advertisement
JOGJA—Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja) menggelar pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta. Dalam pameran ini, masyarakat bisa melihat koleksi busana abdi dalem dan perangkat Kraton Jogja dari masa ke masa. Pameran awal tahun ini juga dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem atau Ulang Tahun Kenaikan Takhta ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono dan Penghageng Kawedanan Punakawan Kraton Jogja, GKR Bendara hadir dalam pembukaan pameran yang berlangsung di Kagungan Ndalem Pagelaran Kraton Jogja, Jumat (7/3/2025). Kraton Jogja menampilkan peragaan busana abdi dalem dalam 14 kategori, sejak masa Sri Sultan HB 1. Beberapa busana merupakan rekonstruksi dari sumber data dan koleksi yang ada di berbagai tempat, mulai dari kampus, museum, dan perpustakaan nasional.
Advertisement
Dalam peragaan busana, terdapat berbagai jenis abdi dalem, mulai dari yang tugasnya di bidang agama, logistik, pengasuhan, merawat binatang, perjamuan, hingga pengiring para pangeran. Setiap busana memiliki ciri khas dan bendera kebanggan masing-masing. Selama peragaan busana, Yogyakarta Royal Choir mengiringi dengan acapella lagu-lagu tradisional.
Masyarakat bisa menikmati pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta mulai 8 Maret 2025 hingga 17 Agustus 2025 di Kompleks Kedhaton Kraton Jogja. Kunjungan berlangsung dari pukul 08.30 hingga 14.00 WIB.
GKR Bendara mengatakan dalam proses penataan kota, aparatur negara dalam pemerintahan yang berdaulat memiliki tugas yang kompleks. Prinsip kedaulatan suatu negara perlu memiliki empat komponen penting, berupa wilayah, masyarakat yang menetap, pemerintahan yang mapan, dan pengakuan dari negara lain.
"Empat komponen tersebut sudah dimiliki [Kraton Jogja] sejak Perjanjian Gianti tahun 1755, atau sejak kepemimpinan Sri Sultan HB 1," kata Bendara. "Keberadaan aparatur di suatu negara merdeka menjadi komponen yang penting."
Aparatur di Kraton Jogja mengurus banyak hal, termasuk sektor militer, pertanahan, ekonomi, pajak, kebudayaan, dan lainnya. Di masa Sri Sultan HB 1, terdapat setidaknya 15 kesatuan prajurit. Paska Perang Jawa, beberapa kesatuan tidak ditemukan lagi.
Memasuki pemerintahan Sri Sultan HB VII, kata GKR Bendara, keterbukaan ekonomi membawa angin segar pada pembangunan. Konsekuensinya, terdapat pembentukan lembaga baru. Di pemerintahan itu, terdapat 113 kelompok aparatur negara, dari abdi dalem militer hingga adminitrasi pemerintahan.
"[Kelompok tersebut] masih dapat ditemukan hingga Sri Sultan HB IX. Paska pendudukan Jepang, aparatur diubah sesuai dengan masanya," kata GKR Bendara, yang juga Putri kelima Sri Sultan HB X. "Klimaksnya pada Agresi Militer 2 oleh Belanda ke Indonesia, aparatur negari berubah dengan seiring dengan kemerdekaan Indonesia."
Melalui pameran temporer ‘Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta’ ini, Kraton Jogja mengajak masyarakat kembali menelusuri rekam jejak para aparatur Kraton Jogja, melalui corak khas busananya. Sri Sultan HB X berharap perhelatan ini menjadi ikhtiar untuk memahami, menghayati, serta memaknai nilai-nilai dharma bakti yang sudah diwariskan sejak ratusan tahun lalu.
Aparatur merupakan bagian yang terus menghidupi Kraton Jogja. Busana aparatur bukan sekadar pakaian, lanjut Sri Sultan HB X, namun juga simbol pengabdian akan tugas. "Ajining diri ono ing lathi, ajining raga ana ing busana (harga diri seseorang ditentukan oleh ucapannya, sedangkan penampilan fisiknya ditentukan oleh cara berbusananya)," katanya. "Saya ungkapkan terima kasih dan penghayatan kepada aparatur nagari yang telah membantu saya sampai saat ini."
Sri Sultan HB X berharap pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta bisa menjadi, "Suluh yang menyinari kemuliaan dan nilai budaya, yang menyertai peradaban di Kraton Jogja." (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Makam Paus Fransiskus Terbuat dari Marmer Bertuliskan FRANCISCUS
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sudah Terima SK Pengangkatan, Pemkab Gunungkidul Pastikan Tak Ada CPNS yang Mengundurkan Diri
- Gegara Jajanan, Siswa SMP Negeri di Gunungkidul Dipukul Kakak Kelas
- 332 Calon Jemaah Haji Kulonprogo Siap Diberangkatkan Tahun Ini
- PM Fiji Senang Dapat Dana Hibah 6 Juta Dolar AS dari Prabowo
- Uang Palsu Rp12,8 juta Dibeli dengan Uang Asli Rp4 Juta, Jaringan di Sleman dan Jogja Dibongkar Polisi
Advertisement
Advertisement