Advertisement
74 Gapoktan di Bantul Mendapat Bantuan Benih Padi, Pemkab Targetkan Swasembada

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul, menyalurkan bantuan benih padi kepada 74 gabungan kelompok tani (gapoktan) di tingkat kelurahan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung kemandirian benih.
Program ini sekaligus menjadi persiapan menghadapi musim tanam padi pada periode September hingga Oktober 2025.
Advertisement
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menjelaskan bahwa benih yang dibagikan merupakan benih berlabel ungu yang nantinya akan disemai dan berkembang menjadi benih berlabel biru.
BACA JUGA: Dinsos Klaim Kebutuhan Guru Sekolah Rakyat di DIY Terpenuhi
"Hari ini kita mengundang 74 gapoktan, lalu kita berikan benih label ungu untuk disemai, kemudian setelah disemai menjadi label biru, setelah menjadi label biru benih menjadi banyak," ujar Abdul Halim, Kamis (31/7/2025).
Ia berharap, benih yang sudah siap tanam tersebut dapat dimanfaatkan langsung oleh para petani anggota gapoktan maupun kelompok tani (poktan) di kelurahan.
"Harapannya, Bantul nanti dalam jangka panjang akan mencapai swasembada benih atau mandiri benih agar biaya produksi pertanian itu terus-menerus bisa diturunkan. Karena efisiensi itu menjadi kunci, efisiensi produksi itu menjadi kunci untuk menuju petani yang sejahtera," tegasnya.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan, dengan harga gabah kering panen (GKP) yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram, maka menekan biaya produksi menjadi pilihan agar petani tetap memperoleh keuntungan.
Intervensi di tingkat hulu, menurut Bupati, mencakup pendampingan proses produksi agar biaya tetap rendah sehingga selisih harga jual tetap tinggi, tetapi masyarakat masih bisa membeli beras dengan harga terjangkau.
"Karena kalau dinaikkan, nanti juga harga jual berasnya akan naik, dan itu akan mengancam keterjangkauan masyarakat untuk mendapatkan beras murah. Nah, akhirnya kita intervensinya di hulu," jelasnya.
"Kan gitu, konsepnya. Memang pertanian ini sektor yang mendapatkan prioritas utama, 'top priority affirmative policy', kebijakan khusus yang merupakan prioritas utama, karena kita ingin mencapai ketahanan pangan dan kedaulatan pangan untuk mengurangi ketergantungan impor," paparnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah juga terus menyiapkan dukungan lain, mulai dari bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), program elektrifikasi pertanian, perbaikan sistem irigasi, hingga fasilitas pupuk.
"Jadi, benih kita bikin sendiri, pupuk nanti kita fasilitasi. Jadi, kandang-kandang ternak nanti akan kita manfaatkan agar kotoran ternak itu diproduksi menjadi pupuk organik, tidak keluar karena beberapa daerah juga mengimpor kotoran ternak itu, diimpor dari Bantul," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan bahwa jumlah benih yang disalurkan disesuaikan dengan luas lahan milik masing-masing gapoktan. Total benih yang dibagikan mencapai 1,8 ton.
"Gapoktan di Bantul ada 75 kelurahan, tapi yang Kelurahan Jagalan tidak punya lahan sawah, jadi hanya 74 gapoktan yang mendapat, yang paling kecil luas kepemilikan lahan itu di Desa Trimurti seluas 42 hektare. Dalam satu hektare butuh sekitar 25 kilo benih," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Disertai Dentuman Keras pada Sabtu Dini Hari Ini
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Jogja YIA Hari Ini, Jumat 1 Agustus 2025
- Dinsos Klaim Kebutuhan Guru Sekolah Rakyat di DIY Terpenuhi
- Bagaimana Kondisi Cuaca 1 Agustus 2025 di Jogja? Berikut Prakiraan Cuaca BMKG
- Jadwal Layanan SIM Keliling Ditlantas Polda DIY, Jumat 1 Agustus 2025, Cek di Sini
- Naik Trans Jogja Bisa Bayar Pakai QRIS Kok! Cek Jalurnya di Sini
Advertisement
Advertisement