Advertisement

Kelurahan Patehan Tertib Menggerakkan 18 Penggerobak untuk Angkut Ratusan Pelanggan

Lugas Subarkah
Senin, 10 Maret 2025 - 19:07 WIB
Maya Herawati
Kelurahan Patehan Tertib Menggerakkan 18 Penggerobak untuk Angkut Ratusan Pelanggan Petugas menutup depo sampah di Pasar Ngasem, Kelurahan Patehan, Senin (10/3/2025). - Harian Jogja - Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo menginstruksikan sampah dari masyarakat harus sudah terpilah dan dibawa oleh penggerobak ke depo. Hal ini sudah dijalankan dengan baik di Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Jogja.

Lurah Patehan, Gunawan Sigit Putranto, menjelaskan mulai 1 Maret 2025, Patehan sudah menerapkan pengangkutan sampah warga ke depo dengan menggunakan penggerobak atau transporter. “Di Pateha nada 18 penggerobak yang sudah terdaftar,” ujarnya, Senin (10/3/2025).

Advertisement

Belasan penggerobak tersebut mengangkut sampah dari sebanyak 676 rumah tangga yang sudah berlangganan. Jumlah tersebut sudah merupakan sebagian besar warga di Kelurahan Patehan.

“Ada 28 rumah tangga yang mengelola secara mandiri dan delapan rumah tangga mengelola sampah melalui pihak swasta,” katanya.

Penggerobak tersebut mengambil sampah dari rumah-rumah langganannya bisa seminggu sekali hingga seminggu tiga kali, tergantung kesepakatan masing-masing.

Sampah yang sudah terpilah diangkut ke depo di dekat Pasar Ngasem. Depo tersebut digunakan untuk Kelurahan Patehan dan Kadipaten.

Sampah yang diangkut harus dipastikan sudah terpilah. Sampah-sampah tersebut sebagian besar merupakan sampah residu dan sedikit sampah organik.

“Karena sampah anorganik sudah disetor ke bank sampah. Untuk sampah organik juga sudah diolah dengan biopori,” ungkapnya.

BACA JUGA: Tergenang Air, Beberapa Pompa Dikerahkan untuk Kuras Underpass Kentungan

Di Kelurahan Patehan terdapat 11 bank sampah yang tersebar di 10 RW. 11 bank sampah tersebut semuanya aktif mengelola sampah anorganik dari masyarakat.

Di sisi lain, warga juga sudah mengelola sampah organiknya sendiri dengan biopori, ember tumpuk, budi daya magot dan sebagainya.

“Kemarin di tahun 2024 kami mendapat suntikan dana melalui dana keistimewaan, digunakan untuk membuat biopori sebanyak 648 titik. Itu di sekitar rumah warga. Jadi rata-rata sekarang masing-masing rumah tangga sudah punya,” kata dia.

Untuk mendukung hal tersebut, pihak kelurahan juga sudah memfasilitasi beberapa pelatihan pengelolaan sampah kepada warga.

“Sudah dimulai sejak 2023, ada gerakan zero sampah anorganik. Kemudian 2024 ada pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dengan biopori kami juga lakukan pelatihan. Eco enzim dan sebagainya,” ujarnya.

Dengan adanya pengelolaan sampah melalui biopori dan bank sampah ini, diharapkan sampah yang diangkut penggerobak ke depo semakin berkurang. “Jadi kami memaksimalkan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dulu, kalau masih ada sisa residu baru dibuang ke depo, sehingga beban pemerintah kota lebih ringan,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengangkatan CPNS Diundur, Peserta Lolos Seleksi Kebingungan Terlanjur Resign

News
| Senin, 10 Maret 2025, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial

Wisata
| Jum'at, 28 Februari 2025, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement