Advertisement
Dampak Efisiensi Anggaran, Hotel Perlu Alihkan Segmen MICE ke Swasta

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Industri hotel di DIY mengalami masa paceklik akibat efisiensi anggaran oleh pemerintah, sehingga menurunkan okupansi dari sisi Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE). Diharapkan hotel bisa mengalihkan segmen MICE ke swasta.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Partandi, menjelaskan industri perhotelan di DIY disokong oleh dua segmen, yakni swasta dan pemerintahan. “60 persen dari pemerintahan, 40 persen dari swasta,” ujarnya, Kamis (13/3/2025).
Advertisement
Dengan adanya efisiensi anggaran, presentase segmen dari pemerintahan turun drastis karena tidak ada lagi acara-acara seremonial dan pengurangan kunjungan kerja (kunker). Segmen pemerintahan tidak mampu lagi mendominasi penyokong MICE.
BACA JUGA: Pemerintah Berikan Insentif Diskon PPN 6 Persen untuk Pesawat Ekonomi
Maka industri perhotelan perlu melakukan re-design untuk membalik presentase dua segmen di atas, menjadi swasta 60% dan pemerintahan 40%. “Segmen swasta dinaikkan dari 40 persen ke angka optimal yang bisa kita dapatkan,” katanya.
Untuk upaya ini, diperlukan kerja sama antara pelaku industri dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait. Meski demikian, dukungan dari Dinas Pariwisata DIY ia akui tidak bisa banyak dalam bentuk pendanaan atau penganggaran khusus. “Karena anggaran untuk publikasi dan promosi dananya juga dibatasi,” ungkapnya.
Maka pihaknya mengupayakan dukungan promosi melalui media yang sudah ada seperti sosial media dan media mainstream. “Melalui sosial media dan media masa, bahwa DIY ini adalah tempat penyelenggaraan MICE yang sudah berpengalaman untuk kegiatan-kegiatan itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Dampak Efesiensi Anggaran, Pelaku Wisata di DIY Bidik Potensi Wisata Insentif
Mass Tourism dan Quality Tourism Berjalan Bersamaan
Dalam situasi saat ini, ia menegaskan Dinas Pariwisata DIY tidak lagi memisahkan antara mass tourism dan quality tourism. “Artinya quality tourism kami pandang sebagaimana kami menyiapkan destinasi wisata yang qualified,” paparnya.
Sehingga berapapun wisatawan yang datang ke DIY bisa dilayani dengan baik. Dengan menetapkan destinasi yang qualified, pengelola juga harus mempertimbangkan daya dukung yang ada. “Betul-betul melihat daya dukung lingkungan untuk kunjungan yang bisa dia terima. Maka pembatasan akan secara alami,” ungkapnya.
Ketika memasuki masa liburan yang diperkirakan akan banyak wisatawan datang, setiap destinasi akan memprioritaskan wisatawan yang sudah memesan duluan. “Jadi ada jadwal untuk rombongan, sehingga rombongan bisa memilih kapan bisa mengunjungi itu, sehingga tempat itu tidak terlalu crowded dan tetap nyaman bagi wisatawan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Status Ridwan Kamil Belum Ditentukan dalam Kasus Korupsi BJB, KPK: Masih sebagai Saksi
Advertisement

Masjid Sultan Eyup, Masjid di Istanbul yang "Dijaga" Sahabat Nabi Muhammad SAW
Advertisement
Berita Populer
- Dugaan Korupsi Wifi Diskominfo Sleman, Polresta Periksa 10 Saksi
- Polres Bantul dan Wartawan Bersinergi Berbagi Takjil di Bulan Ramadan
- Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Bantul Dirikan 75 Pos Banjir dan Longsor
- Seorang Satpam SMA di Sleman Ditangkap karena Diduga Suplai Senpi untuk KKB
- Pemkab Bantul Larang Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 2025
Advertisement
Advertisement