BACA JUGA: Libur Lebaran 2025: Sleman Gelar Sejumlah Event di Kaliurang untuk Perpanjang Lama Tinggal Wisatawan
Pemkab Sleman melalui Dinas Sosial kata Harda berencana akan membantu korban ledakan petasan lewat skema Jaring Pengaman Sosial (JPS). "Pasti [kami bantu], nanti pakai Jaring Pengaman Sosial," tegasnya.
Di sisi lain, dari insiden ini Harda berharap masyarakat khususnya orang tua bisa meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak. Dengan pengawasan, harapannya kejadian yang menimbulkan korban luka-luka semacam ini tak terjadi kembali.
"Ayo orang-orang tua awasi anak betul-betul, sehingga setiap kegiatan anaknya bisa diketahui dan bisa dipantau. Mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir jangan sampai terulang lagi," tandasnya.
Soal apakah akan melakukan sidak ke produsen atau penjual petasan, Harda mengatakan bila penjual mercon biasanya sembunyi-sembunyi karena tahu aktivitasnya dilarang.
"Saya enggak ngerti produksinya/penjualnya di mana, tentu mesti sembunyi-sembunyi wong itu dilarang," tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial, Mustadi menjelaskan bila pihaknya akan menggunakan skema JPS untuk membantu korban. Dinsos Sleman kemungkinan akan bekerja sama dengan rumah sakit dan melakukan pendampingan kepada korban.
"Kami dampingi dan persyaratannya dari orang tua yang bersangkutan nanti kita bekerja sama dengan rumah sakit," ungkapnya.
Harapannya, bantuan yang dikucurkan dapat maksimal untuk biaya pengobatan korban. "Mudah-mudahan nanti maksimal, bisa maksimal karena kita upaya biar masyarakat terbantu gitu saja," tegasnya.
Sebelumnya Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun menjelaskan adanya kejadian ledakan petasan yang menimbulkan korban ini terjadi pada Sabtu (15/3/2025) sekitar pukul 05.30 WIB di Caturharjo, Sleman.
Kala itu korban R yang merupakan pelajar SD bersama beberapa anak lainnya hendak menyalakan petasan dengan cara menaruhnya di tanah. Setelah disulut, petasan yang dinyalakan dianggap tidak meledak.
"Semula korban bersama saksi-saksi hendak menyulut petasan atau mercon yang diletakkan di tanah. Pada saat saksi menyulut petasan atau mercon tersebut tidak meledak," kata Salamun pada Minggu (16/3/2024)
Lantaran dikira tak menyala, korban dijelaskan Salamun mendekati mercon yang sempat disulut tadi. Nahas, mercon tadi justru meletus dan korban tak sempat lari.
"Kemudian korban mendekati dan memastikan mercon tersebut, tiba-tiba mercon tersebut meledak sehingga tidak sempat menjauh lari," ungkapnya.
Ledakan mercon tersebut selanjutnya mengenai korban. Dijelaskan Salamun, korban mengalami luka di jempol, bibir, pipi hingga mata.
"Atas kejadian tersebut korban mengalami luka pada bagian mata sebelah kiri terkena lensa mata, bibir lebam, jempol kanan retak dan kuku lepas, jari telunjuk kanan luka sobek, pipi kiri retak dan lecet," jelasnya.
Polisi mendatangi TKP dan mencatat saksi-saksi dari insiden tersebut. Masyarakat diminta tidak menyalakan petasan karena bahaya yang dapat ditimbulkan.
"Imbauan orang tua awasi kepada anak-anaknya dan jauhi bermain petasan," pungkasnya.