Advertisement
Arsitek Muda Diingatkan Penggunaan AI Tanpa Melanggar Etika

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Gregorius Budi Yulianto mengingatkan tantangan penggunaan artificial intelligence (AI) kepada para arsitek muda dalam sumpah profesi pada Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) UII Angkatan ke-15 tahun akademik 2024/2025, Sabtu (19/4/2025).
Digitalisasi menjadi era yang tidak terelakkan masuk di hampir semua profesi akibat dari perkembangan teknologi yang ekstra cepat. Oleh karena itu tidak salah ketika mengingatkan kembali terkait profesi arsitek berkaitan dengan AI.
Advertisement
"Kita tidak bisa menghindari itu [AI] bagian dari praktik profesi. Tugas anda [arsitek muda] agar bisa memulai memasukkan AI tersebut ke praktik profesi dengan tanpa melanggar etika," katanya.
BACA JUGA: Teras Malioboro: Arsitektur Ketandan Dipuji, Beskalan Kurang Papan Nama
Ia meyakini para lulusan PPAr tersebut telah dibekali berbagai kemampuan teknologi dan penerapannya termasuk pertimbangan etika. AI ini menjadi bagian dari tantangan baru selain arsitektur berkelanjutan.
"Tentu sudah ada bekal dari PPAr akan sangat membantu bagaimana simulasi yang dibutuhkan, tidak hanya arsitektur berkelanjutan tetapi juga simulasi gedung. Jadi jangan berhenti untuk memahami etika. Harus bisa memanfaatkan AI untuk tujuan baik, harus terus melakukan literasi tidak berhenti, karena teknologi setiap tahun ada yang baru," ucapnya.
Ketua Program Studi Profesi Arsitek UII Yulianto Purwono Prihatmaji menyampaikan dari 30 lulusan, sebanyak 27 mahasiswa meraih predikat Cumlaude, menunjukkan pencapaian akademik luar biasa yang menjadi cerminan mutu pendidikan di PPAr UII. Selain keberhasilan akademik, para mahasiswa juga menunjukkan keunggulan dalam praktik profesional.
Selama satu tahun, mereka menempuh kurikulum berbasis praktik nyata mulai dari proyek perancangan arsitektur multidisiplin bersama tenaga ahli, advokasi desain berbasis komunitas, hingga praktek pembelajaran studio.
"Selain itu, para mahasiswa menghasilkan buku ber-ISBN berjudul Perancangan Partisipatif Arsitektur Pesantren, Hak Kekayaan Intelektual yang berjudul Permukiman Wedikengser Bantaran Sungai Winongo dan berjudul PETA BUMI: Penataan Tanah Indung Bumijo untuk matakuliah Advokasi Desain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rekrutmen Pendamping Desa, Mendes PDT: Tak Boleh Terlibat Parpol
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mengenang Hamzah, Figur Sederhana yang Memanusiakan Manusia
- Cuaca Mayoritas di Wilayah DIY Hujan Ringan Siang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 25 April 2025, Peredaran Uang Palsu di Jogja hingga SPMB 2025
- Puluhan Pasangan di Gunungkidul Jalani Sidang Isbat Pernikahan
- Bandara Adisutjipto Akan Adakan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat
Advertisement
Advertisement