Advertisement

Arsitek Muda Diingatkan Penggunaan AI Tanpa Melanggar Etika

Newswire
Minggu, 20 April 2025 - 09:57 WIB
Sunartono
Arsitek Muda Diingatkan Penggunaan AI Tanpa Melanggar Etika Foto ilustrasi sumpah profesi. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Gregorius Budi Yulianto mengingatkan tantangan penggunaan artificial intelligence (AI) kepada para arsitek muda dalam sumpah profesi pada Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) UII Angkatan ke-15 tahun akademik 2024/2025, Sabtu (19/4/2025).

Digitalisasi menjadi era yang tidak terelakkan masuk di hampir semua profesi akibat dari perkembangan teknologi yang ekstra cepat. Oleh karena itu tidak salah ketika mengingatkan kembali terkait profesi arsitek berkaitan dengan AI.

Advertisement

"Kita tidak bisa menghindari itu [AI] bagian dari praktik profesi. Tugas anda [arsitek muda] agar bisa memulai memasukkan AI tersebut ke praktik profesi dengan tanpa melanggar etika," katanya.

BACA JUGA: Teras Malioboro: Arsitektur Ketandan Dipuji, Beskalan Kurang Papan Nama

Ia meyakini para lulusan PPAr tersebut telah dibekali berbagai kemampuan teknologi dan penerapannya termasuk pertimbangan etika. AI ini menjadi bagian dari tantangan baru selain arsitektur berkelanjutan.

"Tentu sudah ada bekal dari PPAr akan sangat membantu bagaimana simulasi yang dibutuhkan, tidak hanya arsitektur berkelanjutan tetapi juga simulasi gedung. Jadi jangan berhenti untuk memahami etika. Harus bisa memanfaatkan AI untuk tujuan baik, harus terus melakukan literasi tidak berhenti, karena teknologi setiap tahun ada yang baru," ucapnya.

Ketua Program Studi Profesi Arsitek UII Yulianto Purwono Prihatmaji menyampaikan dari 30 lulusan, sebanyak 27 mahasiswa meraih predikat Cumlaude, menunjukkan pencapaian akademik luar biasa yang menjadi cerminan mutu pendidikan di PPAr UII. Selain keberhasilan akademik, para mahasiswa juga menunjukkan keunggulan dalam praktik profesional.

BACA JUGA: Pendidikan Profesi Arsitek UAJY Cetak Arsitek Profesional yang Melek Teknologi dan Isu Lingkungan

Selama satu tahun, mereka menempuh kurikulum berbasis praktik nyata mulai dari proyek perancangan arsitektur multidisiplin bersama tenaga ahli, advokasi desain berbasis komunitas, hingga praktek pembelajaran studio.

"Selain itu, para mahasiswa menghasilkan buku ber-ISBN berjudul Perancangan Partisipatif Arsitektur Pesantren, Hak Kekayaan Intelektual yang berjudul Permukiman Wedikengser Bantaran Sungai Winongo dan berjudul PETA BUMI: Penataan Tanah Indung Bumijo untuk matakuliah Advokasi Desain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rekrutmen Pendamping Desa, Mendes PDT: Tak Boleh Terlibat Parpol

News
| Jum'at, 25 April 2025, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement