Advertisement
Akademisi Ingatkan Kembali Terkait Kesiapsiagaan Bencana

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat diingatkan kembali terkait siaga bencana dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh pada 26 April. Siaga bencana memang harus terus digalakkan mengingat Indonesia khususnya DIY merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana, khususnya gempa yang sulit diprediksi.
Guru Besar Bidang Rekayasa Kegempaan UII Profesor Sarwidi mengatakan HKB menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Budaya sadar bencana harus digalakkan secara massal karena Indonesia wilayahnya mengandung berbagai potensi bencana.
Advertisement
BACA JUGA: 50 Sekolah di Bantul Jadi Sasaran Program SPAB Selama 2025
"Maka sinergi sangat penting, dengan melibatkan unsur penta-helix, pemerintah, akademisi, masyarakat, media, dan sektor swasta dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk mitigasi bencana. Harus diingat bahwa penanggulangan dan dampak bencana adalah urusan semua pihak," katanya, Jumat (25/4/2025).
Kepala SPMKB UII Dwi Handayani sepakat bahwa edukasi terkait siaga bencana harus terus digaungkan di tengah masyarakat. Pihaknya menggelar sejumlah kegiatan dalam rangkaian peringatan HKB 2025, di antaranya menyalakan sirine kesiapsiagaan bencana pada 26 April 2025 pukul 10.00 WIB yang bersamaan dengan pelaksanaan wisuda.
"Kemudian menggelar UII Siaga Award yang merupakan kegiatan rutin tahunan, ini merupakan lomba karya tulis ilmiah dan seminar nasional yang digelar akhir tahun ini," katanya.
BACA JUGA: Waspada Cuaca Ekstrem di Wilayah DIY Sampai 14 April 2024
Arif Wismadi Direktur Simpul Tumbuh UII menegaskan sebagai institusi pendidikan, ia merasa memiliki kewajiban untuk mempersiapkan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana dan penguatan kapasitas komunitas sejak dini. Pihaknya berkomitmen untuk mendukung dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai program yang terstruktur dan berkesinambungan.
"Lewat UII Siaga Award juga diharapkan menjadi wadah bagi terciptanya gagasan inovatif yang lahir secara bottom-up, berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan memadukan kearifan tersebut dengan inovasi masa depan. Harapannya menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan terkait bencana alam," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah
Advertisement
Berita Populer
- Head to Head PSS Sleman Vs Persija Jakarta, Pelatih Huistra: Bakal Jadi Pertandingan Terpenting
- Pemkab Sleman dan Kejari Teken MoU untuk Tingkatkan Kolaborasi Penyelenggaraan Pelayanan di Bidang Hukum
- Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Titik di Sleman Terendam Banjir
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 17 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu hingga Purwosari
- 85 KK di DIY Antre Ingin Jadi Transmigran
Advertisement