Advertisement
Pertahankan Predikat Jogja Kota Batik Dunia, Dekranasda DIY Gencar Sasar Generasi Muda

Advertisement
JOGJA—Sebagai bentuk komitmen dalam pelestarian batik sebagai warisan budaya adiluhung sekaligus untuk mempertahankan predikat Kota Jogja sebagai Kota Batik Dunia yang ditetapkan World Craft Council (WCC) pada 18 Oktober 2014 lalu, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY terus menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan batik berupaya memastikan keberlanjutan seni batik di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi.
Salah satu yang dilakukan adalah lewat berbagai program pembinaan generasi muda serta pengembangan Griya Batik.
Dekranasda DIY, bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Dinas Perindustrian dan perdagangan DIY serta Bank Indonesia KPW DIY dalam pembinaan dan menanamkan cinta batik sejak dini pada generasi muda.
Advertisement
Program yang dilakukan di antaranya adalah kolaborasi antara pembatik dan desainer milenial yang menciptakan karya. Program ini menyasar generasi milenial dan Gen Z untuk memastikan regenerasi pembatik yang berkualitas.
Wakil Ketua III Dekranasda DIY, Tazbir Abdullah, menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pelestarian batik. “Kami melihat potensi besar di kalangan milenial. Dengan desain yang lebih kekinian dan pelatihan yang relevan, kami ingin mereka bangga menjadi bagian dari warisan budaya ini,” ujarnya lewat keterangan resmi yang dikutip Selasa (13/5).
Selain itu, Dekranasda DIY juga telah menggelar beragam kegiatan seperti lomba menggambar dan mewarnai motif batik yang ditujukan kepada anak usia sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah pertama yang diikuti oleh siswa se-DIY.
Adapun, Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia (JKBD) kini juga menjadi salah satu pilar penting dalam upaya Dekranasda untuk
mempertahankan eksistensi batik. Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia (JKBD) berfungsi sebagai tempat edukasi, inovasi/
novelty dan invensi wastra batik Yogyakarta, Indonesia serta sebagai sarana edukasi dan publikasi produk batik.
Kota Batik Dunia
Predikat sebagai Kota Batik Dunia membawa tanggung jawab besar bagi Kota Jogja. Setiap dua tahun, WCC mengevaluasi
untuk memastikan Kota Jogja terus memenuhi tujuh kriteria keunggulan, termasuk pelestarian tradisi, inovasi, dan keterlibatan masyarakat.
Untuk itu, Dekranasda DIY secara konsisten menyelenggarakan Jogja International Batik Biennale (JIBB), sebuah ajang
internasional yang memamerkan batik Jogja kepada dunia. Pada JIBB 2023, dengan tema Borderless Batik dan subtema
Sustainable and Marketability, Dekranasda DIY melibatkan 15 negara dan berbagai komunitas internasional.
Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas, menegaskan bahwa JIBB bukan hanya pameran, tetapi juga platform untuk mengembangkan riset, praktik terbaik, dan keberlanjutan batik bagi generasi milenial dan Gen Z.
Kegiatan ini juga menampilkan inovasi, seperti batik dengan media kayu, gitar, hingga instalasi seni, yang menunjukkan fleksibilitas batik sebagai warisan budaya yang relevan dengan perkembangan zaman.
Sementara itu, pada tahun ini Dekranasda DIY bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY kembali menggelar Jogja International Batik Biennale (JIBB). Acara dua tahunan ini diselenggarakan untuk mempertahankan predikat Jogja sebagai Kota Batik Dunia yang diberikan oleh World Craft Council (WCC) pada 18 Oktober 2014.
BACA JUGA: Saat Sedang Mencari Rumput, Seorang Ibu di Kulonprogo Kehilangan Motor
JIBB yang kelima kalinya digelar ini menghadirkan serangkaian program inovatif, termasuk sosialisasi melalui roadshow ke kampus, sosialisasi ke SMA sederajat se-DIY, seminar internasional, dan pameran produk batik di Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia.
Sementara itu, tantangan terbesar dalam pelestarian batik adalah menjaga minat generasi muda di tengah gempuran teknologi dan budaya global.
Ke depan, Dekranasda DIY berkomitmen untuk memperluas kolaborasi dengan institusi pendidikan, komunitas internasional, dan pelaku industri. “Kami ingin batik Jogja tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang sebagai simbol identitas budaya yang mendunia,” ujar Sekretaris Umum Dekranasda DIY, Ronni M. Guritno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah
Advertisement
Berita Populer
- Mafia Tanah Kas Desa di Gunungkidul, Lurah Sampang Gedangsari Dituntut 2 Tahun Penjara
- Viral Akun Pemkab Bantul Unggah Video Keberadaan Buaya di Sungai Progo, Ini Penjelasan Diskominfo
- Jukir dan Pedagang Parkir ABA Malioboro Dipindah ke Menara Kopi Kotabaru, Ini Skenario Pemindahannya
- Tren Angka Penikahan di Kulonprogo Menurun, Ternyata Ini Penyebab Pemuda Tak Terburu-buru Menikah
- Republik Ceko Akan Bangun Konsulat Kehormatan di Jogja
Advertisement