Advertisement
Rektor UII Paling Gembira Saat Yusdani Terima SK Profesor, Ternyata Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII menambah satu lagi dosen dengan kualifikasi akademik profesor. Adalah Profesor Yusdani yang juga pakar hukum Islam secara resmi telah mendapatkan gelar akademik Profesor. Surat Keputusan (SK) secara resmi diberikan oleh Ketua Kopertais wilayah III Profesor Noorhaidi Hasan di Gedung Sardjito UII, Kamis (15/5/2025).
Rektor UII Profesor Fathul Wahid mengaku paling gembira ketika mendengar kabar bahwa SK Profesor Yusdana secara resmi telah turun dari Kemenag RI. Alasannya, gelar akademik profesor diwajibkan bagi sebuah prodi doktor. Di mana Yusdani merupakan sosok penting Program Studi Hukum Islam.
Advertisement
BACA JUGA: Terima SK Profesor Terbanyak Sepanjang Sejarah, UII Tambah 5 Guru Besar
Kehadiran Profesor Yusdani menggantikan Prof Amir Muallim yang sudah purnatugas. Dengan demikian saat ini Fakultas Ilmu Agama Islam UII mempunyai dua orang profesor aktif Profesor Tamyiz Mukharram dan Profesor Yusdani.
"Ketika kabar surat keputusan profesor Pak Yusdani keluar, saya termasuk yang paling gembira. Apa pasal? Salah satu yang
jelas tergambar di hadapan mata adalah soal keberlanjutan Program Studi Hukum Islam Program Doktor, yang mengharuskan mempunyai dua orang profesor," ucapnya.
Saat ini, UII telah melahirkan 55 profesor, 49 di antaranya adalah profesor aktif. Dari 834 dosen UII, sebanyak 286 telah berpendidikan doktoral dan 118 di antaranya telah menduduki jabatan akademik Lektor Kepala. Mereka adalah para calon profesor di masa depan, karena 76 di antaranya telah memenuhi syarat untuk pengajuan ke jabatan akademik tertinggi.
Ilmuwan studi Islam dengan beragam cabangnya, perlu melengkapi perspektifnya dengan teori-teori sosial. Sejumlah alasan di antaranya memahami konteks sosial dan budaya secara mendalam. Kemudian menjelaskan dinamika perubahan dalam masyarakat muslim serta memperkuat analisis tentang identitas dan konflik sosial. Menghindari reduksionisme dan orientasi teks semata dan meningkatkan relevansi dan hubungannya dengan isu-isu kontemporer.
"Tentu, masih banyak alasan lain yang bisa dikemukakan. Termasuk di antaranya adalah menjadikan studi Islam, lebih khusus lagi Islam di Indonesia, menjadi relevan untuk komunitas internasional," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Makan Bergizi Gratis Disebut Tak Terpengaruh Kondisi Global, Kantor Komunikasi Presiden: Pakai Pangan Lokal
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- SPMB SMP Tiga Jalur di Sleman Lancar Tanpa Hambatan Jaringan Internet
- Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Gelar Temu Mitra dan Alumni
- TK ABA Blunyah Gede Mlati Sleman, Berdiri Sejak 1935 yang Banyak Torehkan Prestasi
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Minggu 22 Juni 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur
- Jadwal Kereta Bandara YIA Hari Ini Minggu 22 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
Advertisement
Advertisement