Advertisement
100 Hari Hasto-Wawan Menjabat, Kota Jogja Mampu Mengelola Sampah Secara Mandiri

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo telah menjabat selama 100 hari hingga akhir Mei 2025. Dalam kepemimpinan Hasto, sampah Kota Jogja mampu dikelola secara mandiri.
Pemkot Jogja mencatat produksi sampah mencapai 1.600 ton per minggu. Sementara sekitar tiga bulan lalu, masih ada tumpukan sampah sekitar 3.600 ton yang masih belum dikelola.
Advertisement
Hasto mengatakan Pemkot Jogja mampu menangani sampah hingga 1.600 ton per hari. Dia pun mengaku produksi sampah harian tersebut dan tumpukan sampah tersebut telah mampu dikelola dengan tujuh insinerator yang dimiliki Pemkot Jogja.
Meski begitu, Pemkot Jogja juga sempat mengalami peningkatan produksi sampah terlebih saat momen liburan atau long weekend. Untuk mengantisipasi tumpukan sampah di Kota Jogja, pihaknya pun bekerja sama dengan Pemkab Bantul untuk mengelola sampah.
Dia menyampaikan ada sekitar 40 ton sampah per hari yang dikelola di TPST Bawuran, Bantul. TPST tersebut memang digadang-gadang akan mampu mengolah sampah menjadi energi. Kerja sama tersebut pun dilakukan untuk mengantisipasi tumpukan sampah di Kota Jogja.
Pemkot Jogja telah mampu mengolah sampah secara mandiri, namun menurutnya masih diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri.
“Penumpukan sampah sudah teratasi, tetapi penyebab penumpukan sampah belum teratasi,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).
Hasto menambahkan perilaku masyarakat yang masih belum memilah dan mengolah sampah membuka peluang untuk terjadi penumpukan sampah di masa mendatang. Dia pun bersama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) serta kemantren di Kota Jogja terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah melalui berbagai inovasi.
Saat ini masih ditemukan sampah yang dibuang ke sungai. Hal itu menyebabkan penumpukan sampah di bagian hilir sungai, terlebih saat musim penghujan. Karena itu, menurut Hasto pihaknya merancang kebijakan trash barrier yang digunakan untuk menghadang agar sampah tidak terbawa arus sungai.
Ia berharap kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah yang diproduksinya dapat meningkat seiring waktu. Karena, menurutnya pengelolaan sampah dari sumbernya menjadi kunci utama penanganan sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Pengajuan Akun SPMB SMP di Bantul Sempat Diperpanjang, Ini Penyebabnya
- Pertama di Indonesia, RS Sardjito Gelar Ujian Nasional Fellowship Bedah Saraf
- Sepanjang Januari-Juni 2025, Ada 85 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bantul
- Jogja Volkswagen Festival 2025 Digelar di GIK UGM, Pamerkan VW Generasi Pertama hingga Model Listrik
- Animo Warga Tinggal di Rusunawa Jogja Tinggi, Sejumlah KK Masuk Daftar Tunggu
Advertisement
Advertisement