Advertisement

Ketua DPRD DIY Ajak Warga Gencarkan Penanaman Mangrove di Baros

Yosef Leon
Senin, 26 Mei 2025 - 01:37 WIB
Ujang Hasanudin
Ketua DPRD DIY Ajak Warga Gencarkan Penanaman Mangrove di Baros Aksi penanaman pohon mangrove oleh pemuda pemudi Baros, mahasiswa dan Ketua DPRD DIY, Nuryadi, Minggu (25/5/2025) di kawasan pesisir Pantai Baros. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL – Komunitas pemuda-pemudi Baros bersama Ketua DPRD DIY, Nuryadi dan sejumlah mahasiswa menggelar aksi penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir Pantai Baros, Minggu (25/5/2025). Aksi ini dilakukan sebagai upaya untuk menahan abrasi yang terus menggerus garis pantai dan melestarikan lingkungan pesisir.

Ketua DPRD DIY, Nuryadi menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal pelestarian lingkungan. Ia mengapresiasi semangat anak muda yang terlibat aktif dalam konservasi wilayah pesisir yang menurutnya sering luput dari perhatian pemerintah.

Advertisement

“Ini surprise bagi saya. Anak-anak muda justru menunjukkan kepedulian luar biasa. Sementara banyak pemangku wilayah belum turun langsung ke sini, belum paham kondisi di lapangan,” kata Nuryadi. 

Ia berjanji akan membawa hasil pengamatannya ke forum resmi DPRD untuk mendorong dukungan lebih konkret, termasuk dari APBD maupun Dana Keistimewaan (Danais) guna mendukung pelestarian kawasan pesisir selatan DIY. 

Nuryadi juga mengkritik kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap kawasan konservasi ini. Menurutnya, sinergi antara provinsi dan kabupaten sangat diperlukan agar upaya swadaya masyarakat tidak berjalan sendiri.

BACA JUGA: Tahun Depan, DPUPKP Bantul Fokus Perbaiki Jalan Rusak di Perbatasan Kabupaten

"Memang perlu kolaborasi untuk upaya pelestarian lingkungan, ke depan akan saya sampaikan hasil yang dilaporkan dari kegiatan untuk kepada komisi dan dinas terkait," jelasnya. 

Sementara Setiyo, perwakilan keluarga pemuda-pemudi Baros memaparkan kondisi terkini kawasan mangrove. Luasan hutan mangrove yang dulunya mencapai 10 hektare kini tersisa sekitar 5-6 hektare akibat abrasi, terutama sejak Badai Cempaka tahun 2018.

“Badai Cempaka itu hampir menghilangkan 5 hektare daratan. Abrasi makin parah saat gelombang tinggi datang terus-menerus, membuat tanah ambrol,” ujar Setiyo.

Ia juga menjelaskan banyak pohon mangrove berumur 25 tahun yang sudah tumbang karena akar yang tidak dalam dan tanah yang terus digerus arus laut. “Pohon-pohon pelindung seperti waru, pandan, dan berbagai jenis mangrove sudah banyak yang tumbang,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

DPR RI Desak Pemerintah Bubarkan Ormas Meresahkan Masyarakat

News
| Minggu, 25 Mei 2025, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Hilangkan Lelah di Desa Wisata Tinalah

Wisata
| Minggu, 18 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement