Advertisement
Pesta Ingkung Warnai Puncak Peringatan 1 Dasawarsa Bertajuk Tebing Breksi Dulu, Kini dan Nanti

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Puncak peringatan 1 Dasawarsa bertajuk Tebing Breksi Dulu, Kini dan Nanti diwarnai dengan pesta ingkung hingga pementasan Wayang Kulit di Taman Wisata Tebing Breksi, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Jumat (30/5/2025).
Sebanyak 178 ingkung dari masing-masing RT di delapan padukuhan, dihidangkan dan disantap ramai-ramai oleh masyarakat dan pengunjung objek wisata tersebut. Peserta mengenakan baju adat jawa duduk rapi sambil membawa deretan ingkung lengkap dengan nasi tumpeng, lauk pauk, sayurnya.
Advertisement
Menurut Pengelola wisata Tebing Breksi di Sambirejo Prambanan Kholiq Widiyanto, acara syukuran atas berdirinya Tebing Breksi selama satu dasawarsa ini merupakan yang terbesar dilakukan warga. Masing-masing RT mengirim lima perwakilan warganya dengan membawa ingkung.
"Acara syukuran ini yang terbesar sejak 10 tahun terakhir. Warga Tebing Breksi secara sukarela membuat tumpeng beserta ingkung ayam kampung. Alhamdulillah, semua berjalan lancar," katanya usai kegiatan.
Menurut Kholiq, keberadaan Taman Wisata Tebing Breksi hingga kini mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar. Selain bisa mengurangi jumlah pengangguran, keberadaan Tebing Breksi juga mampu mengentaskan masalah kemiskinan.
Terbukti, katanya, Tebing Breksi mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Kalurahan Sambirejo dari sebelumnya jutaan rupiah saja kini bisa mencapai angka miliaran. Kontribusi tertinggi Tebing Breksi ke Sambirejo mencapai Rp1,2 miliar pada 2018 lalu.
"Dari tahun 2016 sampai 2020, ada sekitar Rp15 miliar yang kami kelola bersumber dari tiket masuk, camping ground, kontribusi PKL, homestay, restoran, jip wisata, jasa fotografi, toilet dan lainnya," katanya.
Dalam sambutannya, Gubernur DIY, diwakili Sekda DIY Benny Suharsono berharap, Tebing Breksi dapat menjadi destinasi wisata yang mempertahankan nilai-nilai luhur budaya. Jika dulu Tebing Breksi hanya ditambang batunya, dan kini bisa dinikmati karena objek wisata yang semakin memesona, ke depan Tebing Breksi harus mampu menyuguhkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Jika dulu Breksi ditambang batunya, kemudian kini ditambang pesonanya, besok Tebing Breksi harus ditambang nilainya," ujar Benny.
Dengan begitu, Beny berharap Tebing Breksi dapat terus memberikan manfaat konkret bagi masyarakat, berkontribusi pada pengentasan kemiskinan, dan bahkan mencerdaskan masyarakat, mampu terus bersaing dengan destinasi skala nasional dan internasional.
Sekda Sleman Susmiarto menekankan pentingnya inovasi di tengah ketatnya persaingan destinasi wisata saat ini. Dia juga menyoroti adanya kebijakan pembatasan perjalanan wisata ke luar daerah yang menuntut pengelola destinasi untuk semakin kreatif.
Kabar baiknya, terbukanya jalur Sleman ke Gunungkidul akan semakin mempermudah aksesibilitas ke Tebing Breksi, membuka peluang lebih besar untuk menarik pengunjung. “Destinasi wisata sekarang saingannya ketat. Maka pengelola destinasi harus terus berinovasi,” ujarnya.
Acara kemudian ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Semar Mbangun Khayangan” oleh dalang Ki Anom Sucondro, sebuah hiburan yang tidak hanya menghibur tetapi juga sarat makna filosofis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Aplikasi Cek Bansos Digunakan Kemensos untuk Pemutakhiran DTSEN
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 7 ASN di Lingkungan Pemkab Bantul Terancam Sanksi Ringan hingga Berat
- Pemda DIY Relokasi Parkir ABA ke Kawasan Premium Kotabaru, Begini Penampakan Lokasinya
- Kemenkum DIY Respons Rapergub Terkait Bantuan Hukum bagi Masyarakat Miskin dan Kelompok Rentan
- Kronologi Penganiayaan Sesama Santri Ponpes Ora Aji di Sleman, Korban Dilaporkan Karena Kasus Pencurian
- Jadi RTH, Eks TKP ABA Akan Ditanami Pepohonan Endemik Jogja
Advertisement
Advertisement