Advertisement

Tangki Kedap Belum Ada, Pemindahan Sampah dari TPSS Pandansari ke ITF Bawuran Ditunda

Kiki Luqman
Selasa, 24 Juni 2025 - 13:57 WIB
Jumali
Tangki Kedap Belum Ada, Pemindahan Sampah dari TPSS Pandansari ke ITF Bawuran Ditunda Alat berat mengambil sampel sampah yang ditimbun di TPSS Pandansari Kelurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden, Jumat (13 - 6 / 2025). Dokumentasi Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Rencana pemindahan sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di kawasan Pantai Pandansari menuju Instalasi Tempat Final (ITF) Bawuran ditunda. Sebab, belum tersedianya tangki kedap untuk mengangkut air lindi.

BACA JUGA: DLH Bantul Ambil Sampel di TPSS Pandansari

Advertisement

Haryanto, perwakilan dari Forum Peduli Gadingsari (FPG), mengungkapkan bahwa pengangkutan sampah sebenarnya direncanakan rampung pada bulan Juni. Pelaksanaannya dijadwalkan dimulai Sabtu (21/6/2025).

Namun, karena kendala tersebut, proses pembersihan dan pemindahan sampah ditargetkan akan dimulai pada 1 hingga 5 Juli 2025.

“Armadanya DLH provinsi itu belum siap, karena tangki pembawa air lindinya belum ada,” kata Haryanto, Senin (23/6/2025).

Katanya, seluruh tumpukan sampah akan dialihkan ke ITF Bawuran. Setelah itu, lahan bekas TPSS akan ditutup dan diratakan kembali. Menurut Haryanto, volume sampah di area tersebut diperkirakan mencapai 200 truk.

“Pokoknya kalau lebih dari 200 truk tetap harus diangkut, karena bukan menjadi tanggung jawab masyarakat.” tuturnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pembuangan sampah yang dilakukan oleh DLH Bantul ke TPSS Pandansari selama ini bersifat ilegal. Tidak ada perjanjian tertulis atau kesepakatan resmi yang menyertainya.

“Dari bupati Bantul, DLH, sama sekda sudah mengakui salah, sebelumnya hanya bilang nitip,” jelasnya.

Selain itu, Haryanto menegaskan tanah di lokasi tersebut sebenarnya tidak diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah.

Lahan itu hanya boleh digunakan untuk kegiatan among tani dan dagang layer yang artinya hanya bisa dimanfaatkan oleh petani, pedagang, atau nelayan setempat.

Sejak sampah mulai menumpuk pada Desember 2024, kondisi air di sekitar area TPSS memburuk. Air berubah warna menjadi keruh hingga kecokelatan karena tercemar.

Untuk menilai dampak pencemaran secara objektif, rencananya akan dilakukan pengujian kualitas air oleh pihak independen. Pengujian ini akan melibatkan salah satu universitas di DI Yogyakarta, seperti UGM, UII, atau UNY.

Di sisi lain, kebun buah naga yang terletak di lokasi yang sama juga akan dibongkar. Area tersebut akan dipersiapkan untuk pelaksanaan Jogja International Kite Festival pada Juli mendatang.

“Pokoknya tanggal 5 itu clear. Karena tanggal 7 sudah kita pakai untuk latihan layang-layang,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jutaan Peserta PBI Dinonaktifkan, Peserta Diimbau Aktif Mengecek Status Kepesertaan Lewat Aplikasi JKN

News
| Selasa, 24 Juni 2025, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi

Wisata
| Sabtu, 21 Juni 2025, 17:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement