Advertisement
Mengenal Espreso, Inovasi Pengolahan Sampah Organik di Kelurahan Sorosutan Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Sorosutan, Kemantren Umbulharjo, Kota Jogja, menghadirkan solusi inovatif dalam mengelola persoalan sampah, khususnya sampah organik, melalui teknologi sederhana bernama Espreso atau Sumur Pemrosesan Sampah Organik.
Lurah Sorosutan, Muhammad Zulazmi, menjelaskan bahwa sekitar 50 persen dari total sampah yang dihasilkan warga merupakan sampah organik, seperti daun dan sisa makanan. Melalui Espreso, jenis sampah tersebut tidak lagi dikirim ke tempat pembuangan, melainkan diolah langsung di lingkungan warga.
Advertisement
“Ketika kita bisa mengolah yang organik, maka separuh dari sampah yang muncul setiap hari itu sudah selesai, tidak perlu kita bawa ke tempat pembuangan. Maka kita mencoba membuat inovasi dengan yang namanya Espreso,” ujar Zulazmi, Jumat (25/7/2025).
BACA JUGA: Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Sabtu 26 Juli 2025
Espreso sendiri merupakan sebuah sumur pemrosesan sederhana yang memungkinkan sampah organik terurai secara alami menjadi kompos. Dalam 100 hari, satu sumur Espreso mampu menampung hingga 400 kilogram sampah organik, atau setara 1,2 ton dalam setahun.
Upaya ini menjadi signifikan jika dibandingkan dengan volume sampah harian yang dihasilkan warga Sorosutan. Zulazmi menyebutkan bahwa wilayahnya memproduksi sekitar dua truk sampah per hari, atau sekitar 10 ton. Melalui Espreso, potensi pengurangan hingga 50 persen atau sekitar 5 ton sampah yang perlu dikelola lebih lanjut.
Espreso pertama kali diperkenalkan pada 2023, dan hingga pertengahan 2025 ini, sudah terdapat sekitar 100 titik Espreso tersebar di Sorosutan. Targetnya, dalam waktu ke depan jumlah itu meningkat hingga 500 titik.
Tidak hanya berfokus pada teknis pengolahan, Kelurahan Sorosutan juga mendorong perubahan budaya masyarakat dalam pengelolaan sampah, khususnya pemilahan sampah dari rumah. Hal ini dinilai krusial karena keberhasilan Espreso sangat bergantung pada kualitas input yang masuk ke dalam sumur.
“Yang paling penting sebenarnya bagaimana masyarakat dapat membudayakan memilah sampah di tingkat rumah tangga. Kalau tidak dipisah, sampah organik yang ada di Espreso itu tidak akan maksimal,” jelas Zulazmi.
Meski program ini sudah berjalan, tantangan utama masih terletak pada belum maksimalnya kesadaran masyarakat dalam membiasakan diri memisahkan sampah organik dan anorganik. Kelurahan Sorosutan kini terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi Espreso agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya memilah sampah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kejagung Cekal 2 Bos Sugar Group Companies Terkait Pencucian Uang Eks Pejabata MA Zarof Ricar
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Satu Tersangka Perusakan Mobil Polisi di Godean Ternyata Pedagang Kaki Lima
- Penampungan Sampah Ilegal di Nologaten Sleman Belum Ditindak, Warga Keluhkan Bau Tak Sedap
- BPN Bantul Mulai Mengevaluasi Tanah Mangkrak, Bisa Diambil Alih Negara
- Stadion Maguwoharjo Boleh untuk Siapa Saja, Bupati Sleman Ungkap Isi Pertemuan dengan Manajemen PSIM Jogja dan PSBS Biak
- Kurangi Volume Sampah, Pemkot Jogja Uji Coba Pemilahan Sampah Dimulai dari Penggerobak
Advertisement
Advertisement