Advertisement

Cerita Mbah Saekan yang Rumahnya Kebakaran, Uang Tunai Rp20 Juta Ikut Hilang

Khairul Ma'arif
Kamis, 07 Agustus 2025 - 22:17 WIB
Ujang Hasanudin
Cerita Mbah Saekan yang Rumahnya Kebakaran, Uang Tunai Rp20 Juta Ikut Hilang Rumah Mbah Saekan lenyap tidak bersisa akibat amukan si jago merah dan bangunannya yang semi permanen./ Harian Jogja - Khairul Ma'arif /

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Kebakaran yang melalap rumah Mbah Saekan kini menyisakan duka dan nestapa yang masih harus dipadamkan. Amukan si jago merah yang terjadi, Senin (4/8/2025) malam itu masih terasa di rumahnya. Kayu yang gosong dan tembok yang menghitam menjadi penanda api mengoyak-oyak rumah yang ditinggalinya sejak puluhan tahun silam ini.

Kamis (7/8/2025) siang ketika Harian Jogja mendatangi rumah Mbah Saekan, pria yang hidup sebatang kara itu sedang merebahkan badannya di kursi panjang beralaskan kasur lipat. Bukan di rumahnya melainkan di bangunan yang sebelumnya sebagai gudang penyimpanan batok kelapa.

Advertisement

ya pria berusia 82 tahun ini sedang beristirahat. Tubuhnya tidak lagi bugar, jalannya sudah membungkuk dan langkah kakinya melambat. Bahkan ketika hendak menghampiri untuk menyalami tamu saja Mbah Saekan sesekali berpegangan pada apa saja yang berada di dekatnya. Duduknya pun tidak lagi gagah tetapi kerutan di wajahnya selalu kabur karena menjawab setiap pertanyaan dengan senyuman. Tidak ada raut wajah murung yang tertanggal di ekspresi Mbah Saekan.

"Kalau murung malah tambah pikiran jadi jalani saja memang dari yang kuasa begini," ucapnya diselingi senyuman, Kamis (7/8/2025).

BACA JUGA: Tekan Pengangguran, Disnaker Kulonprogo Gencarkan Pelatihan Kerja

Dampak paling parah dari kebakaran di rumah Mbah Saekan yakni bagian dapur. Tempat sehari-harinya merebus air dan menjadi titik mula api berkobar. Di dapurnya banyak kayu menumpuk yang digunakannya untuk memasak.

Ditambah bangunan dapurnya semi permanen sehingga mudah terbakar. Tidak ada yang tersisa bahkan bagian dapur Mbah Saekan seperti tanah lapang yang berisi tumpukan sisa kayu terbakar. "Dari setelah kebakaran saya tetap di rumah ini sebagai berjaga-jaga," tuturnya.

Padahal, Mbah Saekan memiliki sanak famili yang bisa saja menjadi tempat tinggalnya sementara. Dapat tidur dengan nyaman tidak kedinginan karena udara malam. Namun, dia bersikukuh tetap ingin menempati rumah yang ditinggalinya sejak kecil tersebut.

Meskipun harus tidur seadanya dan sering digigit nyamuk. "Nyamuknya ya ada, tapi saya kemulan sekujur tubuh biar tidak digigit," jelasnya. Mbah Saekan lahir tahun 1943 dan rumah tersebut sudah ditinggalinya bersama kedua orang tuanya dahulu. Dia bercerita kalau memang rumah tersebut peninggalan orang tuanya.

Pria yang merupakan pensiunan guru SD Negeri ini memang hidup sebatang kara. Tidak memiliki istri, anak, dan memang tidak pernah menikah seumur hidupnya. Dituturkannya, bukannya tidak ingin menikah seumur hidup seperti sekarang. Mbah Saekan mengaku, dahulu sudah berupaya dan mengusahakannya agar hidup berkeluarga. "Tetapi yang kuasa (Tuhan, red) memberikan jalannya seperti ini ya sudah toh terima saja. Dahulu saya sudah beberapa kali berkenalan tetapi akhirnya tidak sampai ke jenjang pernikahan," ujarnya.

Mbah Saekan menjelaskan, ketika api mulai membesar dirinya sedang tertidur dan terdengar suara kretek-kretek seperti api membakar kayu. Ternyata benar saja ketika dilihatnya api sudah membara sehingga dirinya memukul kentongan sehingga warga sekitar membantu memadamkan api. Tubuhnya yang renta tersebut masih berupaya menyelamatkan surat berharga yang ada di dalam rumahnya.

Beruntungnya sertifikat tanah dan surat berharga lainnya dapat diselamatkannya. Namun, mirisnya Mbah Saekan yang menyimpan uang tunai di rumahnya ada yang raib. "Uang tunai sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta milik saya di dalam rumah hilang karena mungkin ada orang masuk. Tetapi uang tunai yang dapat diselamatkan saya Rp70 juta," ungkapnya.

Menurutnya, uang tersebut merupakan uang pensiun sebagai guru PNS yang memang disisihkan dan diletakan di rumahnya. Totalnya memang sekitar Rp90 juta uang tunai yang dimilikinya. Mbah Saekan tidak menjelaskan secara rinci alasan uangnya tidak disimpan di bank. Meskipun memang ada juga uang pensiunnya yang berada di rekening bank. "Saya tidak lapor polisi ikhlas saja," jelasnya.

Kini sisa uang tunai yang masih tersisa sudah diamankannya. Ada yang dimasukan ke rekening bank ada yang dititipkan kepada saudaranya.

Kejadian kebakaran yang menimpa Mbah Saekan mengundang simpati dari banyak kalangan. BPBD Kulonprogo dan dari Baznas Kulonprogo sudah memberikan bantuannya. Bantuannya meliputi permakanan dan peralatan tidur.

Bantuan Baznas Kulonprogo bersumber dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang disalurkan oleh Bupati Kulonprogo, Agung Setyawan. "Komitmennya untuk membantu semua yang mengalami kedaruratan karena kesusahan akibat kebakaran," ungkap Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

RI Siapkan Alternatif Penampungan Warga Gaza Butuh Perawatan Medis

RI Siapkan Alternatif Penampungan Warga Gaza Butuh Perawatan Medis

News
| Kamis, 07 Agustus 2025, 23:27 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement