Advertisement

Kulonprogo Uji Coba Traktor Remote Control untuk Petani Milenial

Media Digital
Jum'at, 21 November 2025 - 20:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Kulonprogo Uji Coba Traktor Remote Control untuk Petani Milenial Bupati Kulonprogo, Agung Setyawan saat menjajal operasional traktor remot yang bisa dikendalikan tanpa perlu petani turun ke sawah di di Bulak Ngesti Utomo 2, Ngestiharjo, Wates, pada Kamis (20/11 - 2025). Ist

Advertisement

KULONPROGO— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapang) mulai menguji coba penggunaan traktor sawah remote control sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menarik minat generasi muda kembali bertani. Uji coba dilakukan di Bulak Ngesti Utomo 2, Ngestiharjo, Wates, pada Kamis (20/11/2025).

Kepala Dispertapang Kulonprogo, Trenggono Trimulyo, mengatakan modernisasi alat pertanian menjadi salah satu strategi untuk menghadirkan petani milenial baru. Menurutnya, banyak anak muda memilih pekerjaan lain sehingga teknologi dianggap bisa menjadi daya tarik.

Advertisement

“Dengan teknologi modern, kita lebih menghemat tenaga tetapi hasilnya maksimal, dan tentu menarik minat anak muda untuk kembali ke sawah,” ujar Trenggono.

Ia menambahkan, pihaknya akan berupaya menambah unit traktor digital melalui anggaran pusat maupun Dana Keistimewaan (Danais) mengingat keterbatasan APBD. Teknologi ini juga akan dikembangkan ke wilayah lain yang memiliki hamparan sawah lebih dari 10.000 hektare sebagai dukungan ketahanan pangan.

Seksi Usaha sekaligus Ketua Upja Alsintan Gapoktan Ngestiharjo, Sahadadi Mulyono, menjelaskan traktor remote control model rotari merupakan langkah konkret mengatasi minimnya operator traktor manual. Model rotari dinilai lebih sesuai untuk kondisi lahan di wilayah tersebut.

“Pengoperasiannya sangat mudah, seperti main video game. Operator cukup duduk di pojok petak sawah tanpa harus berjalan di lumpur,” kata Sahadadi.

Gapoktan Ngestiharjo menyewakan dua unit traktor digital ini dengan tarif terjangkau berkat subsidi. “Harga normal Rp200 per meter, kami turunkan menjadi Rp150 per meter atau Rp150.000 per 1.000 meter,” jelasnya.

Menjadi pionir penggunaan traktor digital, Gapoktan Ngestiharjo membawahi 20 kelompok tani dengan total luas lahan 180 hektare. Dengan potensi panen mencapai 7,5–8 ton per hektare, mereka memasok lebih dari 1.000 ton gabah ke Bulog setiap tahun, mendukung serapan gabah pemerintah dengan harga Rp6.500 per kg di tangan petani.

Bupati Kulonprogo, Agung Setyawan, mengapresiasi inovasi ini. Ia menilai teknologi modern membuat pekerjaan di sawah lebih efisien namun tetap menyenangkan. “Rasanya seperti main-main tapi ada hasilnya. Kita bekerja mengolah sawah tapi seperti main game,” ujarnya.

Agung menyebut Bulak Sawah Ngestiharjo masuk dalam program Smart Farming, yakni kawasan pertanian yang memanfaatkan teknologi untuk menarik minat anak muda menjadi petani milenial. “Jangan malu menjadi petani, karena petani menyediakan kebutuhan bagi banyak orang. Ini pekerjaan yang mulia,” katanya.

Ia berharap alat tersebut dapat berfungsi optimal dan membantu petani. “Pelan-pelan akan kita sosialisasikan dan ajarkan kepada para petani sesuai kemampuan anggaran daerah,” pungkasnya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Kejagung dan KPK Kompak Bantah Isu Tukar Guling Perkara

Kejagung dan KPK Kompak Bantah Isu Tukar Guling Perkara

News
| Jum'at, 21 November 2025, 17:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement