Advertisement
Pemkot Bidik Pengurangan Sampah 20 Persen lewat Mas Jos

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menargetkan pengurangan sampah minimal 20% melalui gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah atau Mas Jos. Program ini diharapkan dapat berjalan konsisten, sehingga memberikan dampak signifikan terhadap penurunan volume sampah di depo.
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menjelaskan indikator keberhasilan Mas Jos akan terlihat dari berkurangnya volume sampah secara nyata. Ia menetapkan standar volume sampah berkurang hingga minimal 20%.
Advertisement
“Sebenarnya Mas Jos ini indikator keberhasilannya apabila sampahnya berkurang minimal 20 persen. Tapi kalau Mas Jos ini hebat itu bisa sampah berkurang sampai 40 persen,” ujarnya, Kamis (7/8/2025).
“Misal suatu wilayah itu sampahnya 100 ton, kalau berkurang jadi 80 ton atau 20 persen itu menurut saya nilainya B. Tapi kalau dari 100 ton jadi 60 ton nilainya A.”
BACA JUGA: Bupati Sleman Minta Dewan Pendidikan Beri Solusi Kenakalan Pelajar
Menurutnya, kunci dari keberhasilan Mas Jos adalah kebiasaan memilah dan mengolah sampah di tingkat rumah tangga maupun lingkungan. Pemilahan membuat sebagian besar sampah dapat dimanfaatkan kembali dan tidak semuanya menumpuk di depo.
Meski demikian, Hasto menilai tantangan besar adalah mengubah perilaku masyarakat. Ia menyayangkan banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran menjaga lingkungan, termasuk masih banyaknya warga yang membuang sampah ke sungai.
“Mengubah itu kan butuh waktu, sekarang yang di pinggir Sungai Code kan kalau malam kan masih ada yang buang sembarangan. Perilaku semau gue kan itu, tidak mau berpikir soal kebaikan, bagaimana soal lingkungannya baik,” kata Hasto.
Ia menyebut ada dua strategi yang ditempuh, yakni kesadaran hukum dan kesadaran moral. Kesadaran hukum diwujudkan melalui pemberian sanksi, seperti sidang dan denda bagi pembuang sampah di Kali Mambu. Sementara kesadaran moral dibangun lewat kampanye dan tausiyah, termasuk pembersihan Sungai Code.
Di bulan Agustus ini, pihaknya akan menurunkan alat berat untuk membersihkan Sungai Code. Hasto meyakini sungai yang bersih dapat membangun empati masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Kalau sungainya kotor kan orang gampang buang sampah. Tapi kalau sungainya bersih kan orang gak sampai hati,” katanya.
Gerakan Mas Jos juga dikaitkan dengan momentum HUT ke-80 RI. Seluruh kelurahan diminta mengadakan lomba Mas Jos, dengan penilaian di tingkat Rukun Warga (RW). RW terbaik akan dijadikan contoh dalam pelaksanaan gerakan pengurangan sampah.
Hasto menekankan bahwa lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan bagian dari upaya membentuk perilaku baru dalam pengelolaan sampah. Pemilahan menjadi langkah kunci karena tanpa memilah, seluruh sampah akan masuk ke depo, sementara dengan memilah sebagian besar memiliki nilai jual.
Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Joga, Supriyanto, menambahkan bahwa sosialisasi Mas Jos difokuskan untuk membangun kesadaran warga agar lebih aktif memilah dan mengolah sampah dari sumbernya.
Dalam program ini, masyarakat diajarkan lima langkah utama, yakni memilah sampah sesuai jenis, menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah, mengolah sampah organik menjadi kompos atau eco-enzyme, menghabiskan makanan untuk mengurangi sisa konsumsi, serta menggunakan wadah berulang guna mengurangi kemasan sekali pakai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro
Advertisement
Berita Populer
- Wali Kota Jogja Imbau Warga Tidak Kibarkan Bendera One Piece
- Rahasia Gerabah Kasongan Bertahan di Tengah Ketatnya Persaingan
- Bhabinkamtibmas Purwokinanti Jogja Dilibatkan dalam Program Sampah Mas Jos
- BNNK Sleman Kenalkan BNN Sekawan untuk Sektor Pariwisata
- Wali Kota Hasto Siapkan Kampanye Anti Rokok di Seluruh Sekolah di Jogja
Advertisement
Advertisement