Advertisement
DIY Jadi Pusat Wisata Minat Khusus Gastronomi dan Wellness Tourism

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian Pariwisata menaruh harapan besar terhadap DIY agar menjadi pusat wisata minat khusus gastronomi dan wellness tourism. Sinergi pentahelix pariwisata sangat dibutuhkan untuk mewujudkan predikat tersebut.
Wisata wellness dan gastronomi menggabungkan perjalanan untuk peningkatan kesehatan dan kebugaran (wellness) dengan pengalaman makanan dan minuman otentik dari suatu daerah (gastronomi). Ini menciptakan pariwisata berkualitas yang tidak hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga menawarkan pengalaman yang membekas melalui sajian kuliner sehat, kegiatan spa, dan sentuhan budaya lokal.
Advertisement
Jenis wisata ini masuk dalam lima program unggulan Kementerian Pariwisata, di mana DIY menjadi salah satu daerah yang diharapkan. Oleh karena itu sinergi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan.
BACA JUGA: Merasakan Wellness Tourism dari Naskah Kuno Kitab Pawukon Sidorejo Kulonprogo
"DIY menjadi salah satu daerah yang diharapkan bisa mnejadi pusat wellness dan gastronomi. Tentu ini butuh sinergi banyak pihak. Karena pariwisata muara dari berbagai sektor seperti industri perhotelan. Diibaratkan sebagus apa pun hotel, kalau Dinas Pertanian tidak bisa menghasilkan produk pertanian yang standar masuk hotel tentu ada dampaknya," kata Direktur Badan Otorita Borobudur Agustin Peranginangin dalam diskusi Forum Pentahelix 2025 Kesiapan DIY Menghadapi Dinamika Pariwisata Global, Senin (25/8/2025).
Melalui forum tersebut dengan melibatkan berbagai pihak, ia berharap bisa menjadi ruang untuk berdialog terkait hal-hal yang perlu dilakukan. "Jogja menjadi prioritas pemerintah pusat untuk mendorong perkembangan pariwisata," ucapnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menambahkan DIY terus melakukan berbagai langkah untuk mewujudkan target di sektor pariwisata. Wisata minat khusus gastronomi dan wellness tourism memang menjadi salah satu yang perlu digalakkan. Melalui wisata ini diharapkan tidah hanya bermuara pada peningkatan lama tinggal wisatawan namun juga mendorong agar wisata DIY lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitas.
"Bagaimana agar wisatawan jumlah sedikit tetapi lama tinggal lebih panjang dan spendingnya juga besar, itu jadi prioritas. Sehingga fokus pada kualitas, jumlah tidak besar tetapi dampak positif besar itu harapannya bisa diramu sampa akhir tahun ini," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi mengatakan salah satu kekuatan pariwisata DIY yaitu cultural immersion atau praktik pemahaman budaya yang mendalam untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang cara hidup masyarakat setempat. DIY harus mampu menyediakan destinasi wisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan. Tren wisata saat ini, para wisatawan tak sekada melihat semata namun juga menginginkan adanya pengalaman.
"Seperti gen z saat ini ada tren berwisata dengan berkumpul bersama penduduk lokal tentu ini menguabh layanan ke wisman juga," ucapnya.
Sejumlah tantangan pariwisata DIY di antaranya kondisi global dan regional yang tidak menentu kadang berdampak pada destinasi wisata di DIY. Selain itu tantangan untuk mendorong dibukanya penerbangan langsung dari bandara lain yang memungkinkan wisatawan hadir langsung ke DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Ubah UU Nomor 8 Tahun 2019 untuk Bentuk Kementerian Haji dan Umrah
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- DPR RI Kecam Pemerkosa di Gunungkidul yang Paksa Korban Berdamai
- Pingsan Nonton Karnaval, Lansia Kulonprogo Meninggal Dunia Setelah Dibawa ke RS
- Sidang Perdana Kasus Penipuan Rp2 Miliar, Terdakwa YAM Didakwa Pasal 378 dan 372 KUHP
- TNI Akan Bantu Pengamanan di Kejari Gunungkidul, Begini Alasannya
- Pemeliharaan Rutin, Selokan Mataram-Van Der Wijck Akan Ditutup
Advertisement
Advertisement